episode 49

162 18 6
                                    

Sore harinya Win pulang ke mansion dengan tidak semangat. Pikirannya terus saja di bayangkan tentang Bright tadi. Hingga tak sadar bahwa ada 3 tamu sedang duduk sambil menatapnya.

"Hai Win, apa kabar?"

Win yang kenal dengan suara itu langsung menoleh. Di sana ada Pram, Leo, dan juga Daniel. Di sebelahnya ada Jack serta Maria. Semuanya memandang Win sambil tersenyum kecil.

"Sudah lama ya gua gak main sama lu," ucap Leo.

Tubuh Win bergetar seketika di tambah keringat dingin dan jantung berdegup kencang. Ia tak menyangka mereka ke rumahnya.

"Gua jadi pengen main lagi sama lu, Win." sahut Daniel.

"Iya. Kapan-kapan kita main bareng lagi ya? pasti lebih seru dari kemarin," lanjut Pram di barengi senyuman tipis.

Win berjalan mundur penuh ketakutan sambil menggelengkan kepalanya cepat. Masih segar omongan Bright tentang mereka bertiga yang hampir saja mau berbuat jahat kepadanya.

Pria bergigi kelinci itu pun langsung berlari ke kamarnya dengan cepat. Terdengar suara tertawa terbahak-bahak dari mereka.

Sesampainya di kamar, Win mengunci pintu itu dengan tangan bergetar. Tubuhnya langsung merosot di balik pintu. Kedua tangan itu menutup wajah nya, sesenggukan mulai terdengar dari ranum nya.

"Takut, aku takut ...."

Win mengatur napasnya yang mulai tersendat, "Phi Bright tolong aku ...." cicit nya lagi di temani air mata yang mengalir bebas di pipi nya.

Di saat seperti ini, Win sangat membutuhkan Bright untuk membuat dirinya merasa aman. Sebab jika di samping pria itu, Win merasakan Bright seperti pelindung baginya.

****

Sementara di bawah Pram bertanya, "Om, apakah Win masih dekat sama Bright?"

"Om tidak tau. Waktu itu Om pernah bilang sama dia untuk jauhi Bright. Tapi sepertinya dia nurut. Soalnya gak pernah terlihat lagi Win main keluar."

Ketiganya mengangguk pelan.

"Kenapa kalian tanya kaya gitu?"

"Bright itu sok pahlawan Om. Kami gak suka." cibir Leo.

"Iya. Om merasa Bright seperti melindungi Win. Asalkan aja Bright tau kalau Win yang membuat dirinya menderita. Apakah dia akan menjadi pahlawan bagi Win lagi? Entahlah."

Ucapan Jack membuat ketiganya kebingungan.

"Maksudnya Om apa? Menderita kaya gimana?" tanya Daniel.

Jack terdiam. Dirinya mengumpat karena keceplosan bicara seperti itu.

Pram beralih ke Maria. "Tante, maksudnya Om Jack apa? Apakah kalian menyembunyikan sesuatu dari kita? Padahal kita ini sudah anggap kalian saudara."

Ia sengaja berbicara kaya gitu agar sepasang suami istri itu memberitahukan hal tersebut.

Maria dan Jack bertatapan. Apakah cerita  ke mereka adalah benar? Tapi sudahlah. Biarkan saja mereka tau.

Pada akhirnya Jack memberitahu bahwa Win adalah pelaku tabrakan Bright dan pacar nya. ketiganya sangat terkejut mengetahui fakta itu.

"Jadi Win masuk rumah sakit waktu itu karena dia habis kecelakaan? Dan kecelakaan itu menyebabkan kekasih Bright meninggal? Berarti korbannya adalah Bright dan pacar nya?"

"Astaga, Iya Leo. Bright belum tau soal ini."

"Bright belum tau Tante?"

"Belum Pram. Om Jack soalnya sengaja memanipulasi semua barang bukti. Kalau ketahuan nanti nama perusahaan jadi tercemar." jelas Maria.

Pram mengangguk paham. Daniel menatap Jack bingung.

"Terus apakah keluarga pacar nya Bright itu tidak mencari tau barang bukti?"

"Sekarang lagi mereka lakukan. Om tau hal itu. Sebab ada pesuruh Om untuk mengawasi gerak-gerik mereka."

"Om sangat melindungi Win berarti. Memang Om yang baik." Leo memberikan jempol pada Jack.

Maria kesal dengan ucapan Leo. "Om Jack itu bukan mau melindungi Win! Dia cuma mau nama perusahan tidak buruk. Yang ada nanti malah bangkrut."

"Iya juga sih. Kita harus merahasiakan ini semua!"

Jack menghela napasnya lelah melihat kelakuan Leo.

















Happy reading all 😊

DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang