✾ Novel Terjemahan Korea ✾ BOOK I
Author(s) :
Sisse
시세
# sebagian terjemahan diedit dengan kata-kata sendiri #
Suamiku melakukan pernikahan di luar kehendaknya, dan dia membenciku.
Aku hanya hidup setiap hari seolah-olah aku sudah mati, menunggu ha...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Kita sudah di sini, tapi aku tidak melihat kelinci sama sekali. Mungkin orang-orang yang pergi duluan sudah menemukannya lebih dulu, tapi..."
Putri mahkota bergumam dengan suara rendah.
Memang benar tidak ada tupai yang terlihat, apalagi kelinci. Tapi ada hal lain yang lebih menggangguku.
'Apa ada orang lain selain aku yang merasakan ini?'
Semakin dalam kami memasuki hutan, semakin jelas bagiku bahwa ada sesuatu di udara. Itu bukan perasaan yang tidak menyenangkan.
Daripada itu... Rasanya lebih seperti ada kelopak kecil yang terbang masuk, berkibar lembut oleh angin yang lewat—
Sensasi semacam itu.
Aku ingin bertanya kepada orang-orang di sekitarku apakah mereka juga merasakan sesuatu yang aneh, tetapi pada akhirnya aku hanya menutup bibirku. Mungkin hanya perasaanku saja, dan aku mungkin akan terlihat aneh jika mengungkit sesuatu yang tidak perlu.
'... Tapi untuk jaga-jaga, aku harus tetap waspada. Selain itu, penyihir Owen itu juga mencurigakan...'
Kemudian pada saat itu, aku merasakan sesuatu yang berbeda.
Refleks, aku menghentikan kudaku.
Aku merasa menggigil di punggungku bersama dengan gelombang kecemasan. Jika aku hanya merasakan sensasi menggelitik dari sesuatu yang tidak berbahaya sebelumnya ...
Ini adalah kebalikannya.
"Duchess Valentino?"
Putri mahkota kembali menatapku dengan tatapan bingung ketika aku berhenti di tempat.
Dan baru saat itulah aku menyadari perasaan apa ini. Itu adalah sensasi... ruang yang terdistorsi. Dan aku hanya merasakan ini sekali sebelumnya—saat keretakan muncul di sebuah desa di Veronis.
"Ada apa, Duchess Valentino? Apa menunggang kuda terlalu sulit untukmu?"
Adeline mendekat dan berbicara kepadaku dengan nada mengasihani. Tapi dengan alis berkerut, aku bertanya padanya.
"Nona Alvinith... Apa Anda tidak merasakan apa-apa?"
"......?"
Adeline hanya menatapku seolah ingin bertanya apa yang kubicarakan. Segera, aku kemudian mengabaikannya dan berteriak ke arah Ratu Ellemiel.
"Yang Mulia, tolong hentikan pawainya! Anda tidak bisa melangkah lebih jauh lagi!
Ketika Ratu Ellemiel berhenti dan melihat kembali padaku, pada saat itulah ruang tepat di depannya telah terbuka, dan sebuah 'celah' muncul.
