第 91-1 章

1.2K 55 0
                                    

Saat aku menerima ucapan selamat ulang tahun dari Zen, entah kenapa aku merasa jauh lebih bersyukur dan bahagia

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Saat aku menerima ucapan selamat ulang tahun dari Zen, entah kenapa aku merasa jauh lebih bersyukur dan bahagia. Mungkin karena dia adalah orang yang mampu mengekspresikan ketulusannya dengan baik.

Ucapan selamat formal tidak menimbulkan emosi apa pun dalam diriku, namun ucapan selamat yang tulus memang paling bisa menyentuh perasaan orang.

"Terima kasih banyak, Duke Muda Delacroix. Anda sampai mau datang kesini untuk memberi selamat pada saya, dan bahkan membawakan saya hadiah..."

"Haha, jangan berlebihan! Ini hal yang wajar di antara teman!"

Aku lebih tersentuh oleh kenyataan bahwa dia menyebutku 'teman' daripada hadiah atau bunganya. Karena hanya ada sedikit orang dalam hidupku yang bisa kusebut teman.

"...Terima kasih, sungguh. Silakan masuk ke dalam. Tolong serahkan bunga dan hadiahnya kepada para pelayan."

"Ah, ya!"

Pelayan itu mendekatinya dengan patuh dan segera menerima bunga dan hadiah. Aku perintahkan mereka untuk menaruhnya di kamarku dan kemudian membawa Zen ke ruang tamu.

Benar saja, udara di ruang tamu terasa dingin saat Zen masuk.

"...Ekh-humm."

Zen berdehem dengan ekspresi malu. Dia tersenyum cerah, menatap balik ketiga pria yang dengan tajam dan fokus menatapnya.

"Halo, Duke Valentino. Bagaimana kabar anda?"

"...Kabar saya baik. Tampaknya anda juga baik-baik saja, Duke Muda Delacroix."

Theodore menanggapi sapaan Zen dengan blak-blakan. Dia juga menatap Zen dengan tidak setuju, tapi sikapnya masih lebih baik dibandingkan Owen dan Hessen. Karena kedua orang itu tampak seperti hyena yang siap menggigit Zen hingga mati kapan saja.

"...Saya tidak tahu bahwa Lily berteman dengan Duke Muda Delacroix. Sungguh menakjubkan untuk dilihat."

Owen berkata dengan nada terkejut. Hessen yang duduk di sebelahnya hanya menatap Zen dalam diam. Zen tidak mempermasalahkan kekasaran Owen dan Hessen, dia tetap menyapa mereka dengan senyum ramah.

"Ya, entah bagaimana kami menjadi teman. Bagaimanapun juga, senang bertemu kalian berdua."

"Senang katanya..."

Bukannya menerima sapaan Zen, Hessen malah bergumam kasar, dan suasana di ruang tamu seketika menjadi dingin.

Namun yang mengejutkan, Zen tidak marah. Matanya terbuka lebar dan dia hanya tersenyum sedikit canggung.

"Sepertinya Lord Hessen tidak senang saya datang ke sini. Tapi kunjungan saya hari ini sudah disetujui oleh Kepala Keluarga Vakentino."

Dengan kata lain, dia mengkritik secara halus, 'Pemilik mansion ini adalah Theodore, jadi kenapa kau begitu teritorial?'

My Husband Hates Me, But He Lost His Memories (Book I)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang