37. Romantisnya Masa Muda

27 4 0
                                    

"Manusia bisa kan jatuh cinta dengan siapa saja."

🌞🌞🌞

"Aduh! Gue nggak sanggup!" Afika berteriak pada layar handphonenya.

"Kenapa?" Tanya Mentari di sampingnya.

"Lihat mereka datang ke Grammy Award! OMG, gue nggak bisa! Ini harus diabadikan sampai dunia harus tahu!" Afika mengetik layar handphonenya dan membubuhkan kata-kata yang memenuhi layarnya.

Mentari menahan senyuman dan mengusap dadanya. Dia mengira Afika memberikan berita tentang ujian yang akan dilakukan oleh mereka. Mentari tidak habis pikir dengan kelakuan sahabatnya yang begitu heboh sendiri. Afika begitu sibuk dengan kegiatan yang dia lakukan. Dia harus membuat semua orang tahu idolanya telah memasuki pasar Internasional! Harus!

"Perhatian! Perhatian! Kalian mau dengerin gue nggak?" Tanya Sadam di depan kelas.

"Apaan, nih?" Tanya Langit di pojok kelas.

"Minggu depan jadwal UAS udah dibagiin!" Sadam mengangkat kertas jadwal ujian yang akan diselenggarakan oleh sekolah.

"Tidak!"

"Aduhh..."

"Apaaaa?"

"Kok udah UAS aja, sih?"

Kalimat-kalimat penolakan terlontar dari mulut seisi kelas. Mereka tidak menyangka akan memasuki ujian akhir untuk tahun kelas satu ini. Baru kemarin mereka masuk dan sekarang mereka harus menghadapi ujian yang akan menentukan hidup dan mati mereka. Mentari dan Afika saling pandang, mereka sudah menetapkan akan pergi ke rumah Bintang untuk meminta bantuan padanya.

"Bintang! Cepat hubungin Bintang, Tar!" Bisik Mentari.

"Iya-iya!" Mentari segera menghubungi Bintang meminta pertolongan.

Mentari
Bin, lo bisa nggak bantu gue?

Bintang
Bantu apa?

Mentari
Sebentar lagi UAS, gue sama Afika nggak bisa matematika sama yang lain juga, kalau kita belajar di rumah lo bisa nggak?

Bintang
Bisa, datang aja Tar!
Saya bisa kapanpun kalian datang.

Mentari
Makasih, Bin
Lo yang terbaik!

Bintang
Jangan lupa makanannya!
Saya buka jasa bimbingan tidak gratis.

Mentari
Perhitungan sekarang
Tapi oke, deh. Asalkan nilai gue bisa diterima mama, gue bakal bawain makanan buat lo

Bintang
Tapi saya mintanya masakan dari kamu, Tar.

Mentari
Hmm...
Masakan apa?

Bintang
Apapun yang kamu masak saya makan.

Mentari
Oh... Lo pasti ketagihan masakan gue! Iyakan?

Bintang
Mungkin. Mama yang ketagihan masakan buatan kamu. Kata mama perkedel terakhir yang kamu kasih, enak. Mama minta resepnya kalau boleh.

Mentari
Besok gue kesana sama Afika.
Gue kasih resepnya spesial buat mama lo. Eh, tapi gue belum pernah ketemu mama lo.

Toko Kaca ( END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang