"Lo jadi suka buku sekarang?"
Mentari mengamati deretan rak yang membuatnya memikirkan seseorang. Mungkin jika orang itu ulang tahun dia harus membelikannya buku.
"Nggak, ini buat Raka."
"Raka?"
Langit membawa banyak sekali buku bergambar.
"Ck, lo kakaknya masak lupa ulang tahun adiknya."
Mentari menepuk jidatnya, dia sangat lupa akan ulang tahun adiknya sendiri.
"Gue lupa! Gimana Lang, padahal tinggal besok."
"Tante juga lupa?"
"Iya, kayaknya. Pasti Raka nangis kalau nggak dirayain."
"Coba telpon tante."
Mentari menghubungi ibunya seketika.
"Hallo! Besok Raka ulang tahun gimana?... Sama Langit... Beli sekarang? Nanti kuenya titip aja dirumahnya Langit. Iya, nanti biar Mentari beli. Uangnya papa masih, kok. Hmm..."
Langit menatap Mentari yang sudah selesai menelpon ibunya.
"Nanti temenin gue, ya." Pinta Mentari menatap Langit.
"Beli apa?"
"Kue, terus hadiah sama makanan kecil buat temen-temennya. Lang, besok lo nggak ada acara kan?"
"Besok? Nggak, kok."
"Bantu gue, ya. Nanti biar gue wa Afika, aduh... Bintang gimana ya?"
"Nggak usah, dia juga nggak kenal-kenal amat. Sekarang kita kemana?" Ajak Bintang.
Mentari terdiam, dia jadi tak enak bila Bintang tidak diberitahu. Tapi, lagipula keadaannya juga sangat mepet.
"Toko kue aja, gue mau pesen dulu."
"Okey."
Mereka berangkat bersama ke toko kue, toko mainan, sampai mencari makanan ringan untuk dibagi-bagi besok. Langit tak keberatan harus membawa belanjaan cukup banyak, toh tidak terlalu banyak juga yang diundang. Mungkin 10 anak dekat rumah mereka. Mentari juga membeli snack di warung Langit.
"Lang, titip ya."
"Eh, ada Tari. Ada apa?" Abah Langit datang ke depan warung.
Wajahnya menelisik dan mengamati dua orang yang sedang mengerjakan sesuatu.
"Titip ini om, besok Raka ulang tahun."
"Oalah, boleh lah. Kalau ada perlu lagi bilang ke Langit. Biar tuh anak berguna."
"Apa sih, bah. Ini aku udah bantuin sejak tadi."
"Tumben, kesambet tong. Biasanya perlu dibilangin dulu."
"Yee, malah Langit yang ingat ulang tahun Raka. Nih anak malah lupa." Tunjuk Langit pada Mentari yang sedang membungkus makanan.
"Manusia, lagian kok lo tahu sih?" Mentari sangat heran dengan Langit.
"Hmm, kemarin Raka bilang sendiri sih. Kalau mau ulang tahun, jadi ingat kan."
Raka cukup tahu kapan dia berulang tahun. Dia akan melingkari setiap tanggal ulang tahunnya. Mungkin juga memasang alarm jika tiba waktunya dia bertambah umur lagi.
"Ya udah, besok lo ajak Raka kemana gitu Lang. Gue mau siapin acaranya."
"Gue? Kemana?"
"Kemana gitu aja, pasar atau apalah."
"Biar om aja, biar om ajak beli ikan. Besok Langit bantu kamu aja." Usul Abah juga ingin membantu.
"Waduh, nggak apa-apa ini om. Takut ngrepotin."
KAMU SEDANG MEMBACA
Toko Kaca ( END )
Novela JuvenilIni sebuah kisah tentang sebuah pendewasaan diri dari seorang anak yang memahami apa arti sebuah cinta.