5. HARI KEDUA

72 7 0
                                    

Sekian lama terjadi jeda keheningan diantara keduabelas nona bidadari, dimana masing-masing diliputi oleh berbagai pikirannya sendiri sebagai akibat memperoleh peragaan dari Wulan tadi.

Adapun yang masih minim pengalaman atau bahkan belum pernah tahu sama sekali?,..
Jelas menampakkan raut wajah takut dan ngeri ditunjukkan oleh mayoritas mereka.
Tetapi terdengar pekik lain dari Laras :

"aaiihhhh,.. makanyaaa,.."

"ada apa kak Laras??,.."

Laras mengingat dua hal, yang pertama dahulu saat Waseso “bertamu" ke rumahnya ketika dirinya masih terkenal dengan sebutan Nona Bidadari Tabib.
Tetapi karena Laras merasa sudah berjanji untuk menutupi, dia menyampaikan hal kedua :

"ee,.. kalau adik Wulan saja secara tidak sengaja memergoki kak Eso,.. yang memang memiliki kebiasaan mandi di udara terbuka?,.. Tidakkah bibi genit dan perempuan binal itu pastilah juga pernah melihatnya?,.."

"wuuiiiihh,.. benar juga ya,.."

"iya betul adik Laras,.."

"apalagi mereka tidak kenal kak Eso sebelumnya,.. bahkan kak Eso juga tidak mengenal mereka kan?,.. engkau sangat jeli adik Laras,.."

"emang kenapa sich kak?,.."

Fahira pun menjawab :

"jadi begini adik Kinda dan adikku yang belum tahu,.. ada beberapa wanita,.. terutama mereka yang memiliki sifat binal,.. cenderung suka dengan batang atau kalau dalam bahasaku disebut penis yang berukuran besar,.. karena beranggapan bakalan terasa lebih nikmat,.."

"icchhhh,.. nggak sebesar yang ditunjukkan adik Wulan tadi saja,.. dahulu aku merasa kesakitan,.."

Demikian Ni Luh berkomentar.
Sementara itu Laras teringat kembali dengan pengalaman pekerjaannya dahulu yang telah melihat atau menyentuh berbagai ukuran batang lelaki,..
Tetapi dengan melihat Wulan menyampaikan ilustrasi tadi?,..
Padahal tak pernah sekalipun si Nona Bidadari Tabib menjumpai yang sedemikian, sehingga Laras menjadi bergidik dan merasa ngilu.
Pada saat yang sama, Werni juga turut menimpali :

"apa bisa masuk ke lubang wanita ya kak?,.. Karena dahulu, milik bekas suamiku lebih kecil dan jauh tak sebesar contoh yang dibuat tangan adik Wulan tadi saja,.. sangat sulit masuknya,.. harus benar-benar basah dan licin dahulu,.. itupun setelah penjebolan pertama loh kak,.."

"nahhh,.. itu dia adik Werni,.. jadi kuncinya ada di empat poin yang dahulu pernah kita bahas,.. karena sebenarnya,.. mau seberapa besar penis,.. asalkan masih dibawah ukuran tubuh bayi,.. pasti bisa di terima oleh lubang wanita,.. Makanyaaa,.."

"kenapa kak Fahira?,.."

"ada apa sich kak?,.."

"ini menurut pengalamanku dengan keadaan di negeri asalku sana,.. jika batang penis adik Eso seperti yang diperagakan oleh adik Wulan tadi,.. apalagi dua perempuan lihai dan berpengalaman itu memang terbukti mengejar adik Eso karena ukuran penisnya?,.. kakak yakin,.. ee,.. bahwa,.. adik Eso membutuhkan,.. setidaknya dua atau tiga orang pendamping,.. karena dua saja, apalagi satu,.. si wanita pasti kewalahan melayaninya,.."

Saat itulah mereka semua terdiam dalam keheningan.
Dan entah kenapa,..

Mendengar penjelasan Fahira, kakak yang paling “berpengalaman” diantara sekalian?,..
Semua nona merasakan sebuah perasaan gembira yang sulit dilukiskan dan seperti memiliki sebuah harapan.

Yaaa,....

Pada awalnya kesebelas nona tanpa melakukan diskusi sekalipun,..
Mereka semua telah “menjagokan” sang adik termuda sebagai pendamping Waseso.
Tetapi dengan fakta yang ada sebagaimana pendapat Fahira yang sangat masuk akal, mereka mulai melihat kesempatan untuk mengajukan dua jago lainnya sebagai tambahan.
Tetapi anehnya,..
Tidak ada satupun dari mereka menjagokan dirinya sendiri dan malahan?,..
Memiliki dua nama kandidat lain selain dirinya.

HASRAT BIDADARI - Pendekar Dibalik Layar 3Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang