40. BERBAGAI TEMAN BARU

31 2 0
                                    

Ketika Midya, Widya dan Kinda sedang berjalan dengan langkah agak tergesa menelusuri jalan utama kota pelabuhan kecil tersebut, dimana mereka bertiga hendak mencari sebuah penginapan?,..

Secara tidak disangka mereka bertemu dengan serombongan pasukan berkuda yang sedang mengawal pimpinan kota, yang ternyata orang yang berada di dalam kereta berkuda tersebut mengenali gadis kembar berdua.
Dan setelah menyuruh kusirnya berhenti, si pimpinan kota segera menghambur keluar dan jatuh tersungkur ke tanah lalu bersujud di depan nona sekalian :

"Yang Mulia Tuan Puteri Ksatria Naga Emas,.. hamba menghaturkan hormat kepada Yang Mulia Paduka,.."

Tentu saja semua pasukan yang mendengar disebutnya nama ini, juga langsung turun dari kuda masing-masing dan dengan tergopoh turut berlutut di tanah.
Karena tidak mau semakin membuat kehebohan, Midya segera meminta mereka sekalian untuk bangkit berdiri dan tidak berlaku sungkan.

Akhirnya kedua nona mau tak mau menceritakan niat mereka untuk membeli kapal layar yang tidak terurus tersebut.
Namun sungguh di luar dugaan, karena justru si pemimpin kota memberikannya dengan begitu saja, sebab semua warga ataupun nelayan di kotanya sudah terlanjur mengasingkan kapal tersebut dan tidak ada yang menaruh minat sedikitpun.
Katanya kapal itu memang sudah tidak bertuan dimana mendiang pemiliknya yang adalah seorang saudagar asing dibiarkan mati terbengkalai di dalam kapal yang mengapung diam tersebut.

Demikianlah,..
Ketiga nona bidadari tidak jadi menginap di penginapan dan malahan dijamu di rumah khusus yang memang diperuntukkan bagi setiap tamu kehormatan yang sedang datang berkunjung ke kota itu.

Dan besoknya?,..
Baru saja mereka selesai menikmati sajian sarapan pagi, ketika diberitahu oleh salah seorang prajurit yang datang, bahwa kapal dimaksud malahan telah ditarik merapat ke dermaga dan sudah siap disana untuk dilakukan pekerjaan perbaikan.
Adapun tengkorak manusia yang kedapatan masih duduk di kursi, telah dilemparkan kedalam laut termasuk kursinya oleh para pekerja suruhan dari si pemimpin kota.

Setelah memanggil orang yang ahli di kota pelabuhan itu lalu dilakukan pemeriksaan menyeluruh, nampaknya perlu sekitar duapuluh lima hari untuk membersihkan termasuk memperbaiki berbagai kerusakan sana sini, hingga nantinya benar-benar layak digunakan lagi untuk berlayar.
Akhirnya ketiga nona berunding ulang, dimana kedua kembar yang memang memiliki minat khusus terhadap pekerjaan pertukangan,..
Apalagi mereka pernah melihat proses pembuatan perahu pada saat dahulu di kota Dermaga Selatan?,..
Keduanya ingin terlibat langsung dalam pengerjaan tersebut.
Inilah yang membuat pekerjaan dimaksud semakin lebih cepat selesai dari perkiraan.
Karena si kembar benar-benar tidak pelit terhadap biaya pengerjaan dan memanggil banyak sekali tenaga kerja mumpuni.

Adapun semenjak hari kedua mereka meminta adik mereka Kinda untuk segera pergi ke Sungai Putus saja meninggalkan mereka berdua di kota tersebut, yang nanti katanya mereka berdua akan langsung membawa segala kebutuhan dimaksud, lalu pergi berlayar ke kota Teluk Priangan jika semua sudah terpenuhi.

Begitulah semenjak hari kedua itu, berangkatlah Kinda seorang diri pergi langsung mengarah ke Sungai Putus melalui jalur orang dunia persilatan, dimana si kembar berdua memang terlihat begitu antusias terlibat langsung dengan proses pengerjaan perbaikan kapal.

Bahkan dekorasi interior kapal tersebut digambar atau dirancang sendiri oleh Widya, malah dia melakukan berbagai perubahan dan penyempurnaan sedemikian rupa, termasuk dengan berbagai fasilitas penunjang yang lengkap.
Dan nantinya, akan menjadi sebuah kapal layar lumayan besar termewah pertama yang pernah ada di seluruh benua timur.

***

Pagi menjelang siang di sebelah tenggara kota Dermaga Selatan, cuaca saat itu sangat cerah.
Langit terlihat biru menyegarkan,..
Ombak laut tidak terlalu besar bahkan angin di lautan hanya bertiup sepoi-sepoi,..

HASRAT BIDADARI - Pendekar Dibalik Layar 3Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang