9. KEMENANGAN CINTA SEJATI

85 6 0
                                    

Setelah melepas pelukannya pada tubuh Fahira, Waseso terlihat melangkah mundur dan memejamkan kedua mata.
Pemuda ini sedang mengumpulkan segenap kekuatan dalam diri, untuk menyampaikan sebuah keputusan akhir,..
Sebagaimana yang sudah dia buat sebelumnya :

Pertama.
Kini dia telah merasa yakin terhadap perasaan hatinya sendiri dan menyadari, bahwa dia mencintai keduabelas nona tersebut sekaligus dan tidak bisa membuat perbandingan, siapakah yang lebih dia cintai.

Kedua.
Berkenaan dengan hal tersebut, dia akan berkata dengan jujur kepada mereka semua dan mencoba bertindak adil, yaitu dengan cara menolak untuk memilih salah satunya, alias tak ada satupun yang hendak dia pilih,..
Sehingga dengan demikian tak ada satupun juga yang bakal merasa cemburu ataupun terluka akibat tidak dipilih.

Ketiga.
Dengan kondisi "cacat" ukuran batang kelaminnya dan telah memperoleh penjelasan dari paman Bismo, perihal risiko menakuti atau bahkan membuat sakit pasangan?,..
Maka si pemuda yang memiliki naluri lemah lembut ini, memilih mengambil keputusan diatas tadi daripada harus "menyakiti" gadis yang dia cintai.
Baru saja dia hendak membuka mulutnya, ketika Fahira berkata kepadanya :

"kak Eso,... engkau harus menikahi adik Kinda, adik Bening, adik Shin,..."

"tidak bisa, diriku tidak layak,.. jadi kak Eso harus menikahi adik Kinda, adik Shin,..."

"enggak,.. jangan aku,.. kak Eso harus dengan adik Kinda, adik Mid,..."

"ewhhh,.. mana bisa begitu,.."

Demikianlah,..
Saat itu kesemua gadis yang merasa disebut namanya terlihat menolak dan langsung mengajukan nama lain,..
Sehingga kesemuanya saling berdebat sahut-menyahut,..
Walau demikian kesebelas nona pasti menyebut nama Kinda sebagai kandidat pertama mereka.

Tetapi,..
Si adik termuda malah seperti tidak peduli dengan perdebatan yang dilakukan kesebelas kakak-kakaknya dan sedang begitu serius memperhatikan wajah Waseso, yang memang sedang menunjukkan raut muka yang sulit ditebak.

Yaaa,...

Si pemuda mendengar jelas perdebatan yang sedang terjadi, dimana dia bisa menyimpulkan bahwa dengan si kandidat yang disebut menolak dan bahkan mengajukan nama lain selain dirinya sendiri?,..

Dari situ si pemuda teringat pelajaran yang diberikan oleh "gurunya", yaitu paman Bismo.
Bahwa hal atau pertanda yang demikian, adalah sebuah petunjuk pasti, bahwa "itu" adalah merupakan sebuah ciri suatu cinta sejati.
Sehingga Waseso segera diliputi oleh sebuah perasaan haru dan kagum yang begitu menggelegak terhadap mereka semua.

Tidakkah poin pertama dan kedua yang telah dia simpulkan sebelumnya terselesaikan sudah?
Tetapi bagaimana mungkin dia begitu tega "menakuti dan menyakiti" keduabelas gadis yang teramat dia cintai, dengan “kecacatan” yang dia miliki?,..

Akibatnya,....

Kedua mata Waseso berkaca-kaca dan dia seperti menangis sedih.
Saat itulah terdengar suara Kinda yang secara otomatis menghentikan perdebatan kesebelas nona yang sedang berlangsung :

"ada apa kak Eso?,.."

"ak,.. akuuu,.. ak,.."

"kak Eso harus menikahi kami berduabelas !!,.."

“degggg,....”

“degggg,...”

Demi mendengar perkataan Kinda,..
Terdengarlah suara Fahira, Ni Luh, Werni dan Sari hampir berbarengan,..
Namun segera dipotong oleh Kinda lagi, meski nadanya mirip sebuah hardikan :

"tapi ak,..."

"tetapi ad,.."

"tap,..."

"bagai,.."

HASRAT BIDADARI - Pendekar Dibalik Layar 3Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang