37. BERBAGI TUGAS PENTING

36 2 0
                                    

Satu bulan yang lalu,..
Tepatnya tigapuluh enam hari mundur terhitung sejak perjumpaan rombongan pimpinan Puteri Mila dengan Waseso?,..

Dengan wajah segar, Waseso yang baru saja bangun tidur diapit oleh Kinda dan Laras segera bangkit berdiri dan menatap sekeliling kota tersebut dari bangunan pos yang memperlihatkan jelas suasana kedamaian.
Nampak juga raut wajah puas si pemuda demi teringat tindakan yang semalam telah dia lakukan untuk meningkatkan tenaga dalam puluhan lelaki termasuk ada paman Sukanda.
Dimana hal tersebut tidak membutuhkan waktu lama, sehingga dari sana dia kembali naik mengarah pos untuk melakukan penjagaan.
Namun setelah beberapa lama tidak ada hal yang patut dicemaskan, si pemuda dihampiri rasa kantuk dan setelahnya merebahkan diri alias tidur diapit dua orang isterinya yang sedang terlelap bagaikan bidadari kahyangan yang tidur nyenyak.

Sebelum fajar menyingsing, si pemuda sudah terbangun dengan kondisi tubuh segar.
Setelah beranjak dari tepian jendela pantau, Waseso mendekati balai-balai,..
Kemudian dia mengusap dan mencium kening kedua isterinya bergantian :

"ssshhhhh,.. isteriku,.. ayo bangun,.."

"uaaahhhhmmmm,.."

"oaahhhmmm,.. sudah pagi kah?,.."

"iyaaa,.. meski matahari belum muncul,.. aku turun mandi ya,.."

"peluk duluuuu,.."

"iya,.. cium jugaaa,.."

Demikian Kinda berkata manja disusul Laras sang kakak, sambil kedua tangan mereka terulur membuka.

Setelah mengabulkan permintaan keduanya secara bergantian, Waseso segera melompat turun dan berkelebat mengarah naik ke rumah pantau.
Ternyata disana dia lihat satu bidadari lain bahkan sedang sibuk memasak dibantu bibi Sukanda di rumah pantau bawah.
Segera saja Waseso menghampiri tubuh Werni, memeluk dan mencium pipi :

“cuppss,..”

"adik berdua masih tidur?,.."

"udah bangun kok, mungkin sedang beres-beres,.. aku mandi dulu ya isteriku,.."

"iyaaa,.."

Sekitar limapuluh lima menit kemudian Waseso yang sudah selesai mandi dan telah memakai pakaian bersih, berjalan ke ruang tengah dimana disitu ditemuinya Werni, Kinda dan Laras sedang menampakkan raut muka kesal percampuran prihatin.
Ketiganya sedang duduk mengitari meja.
Adapun pada dua kursi yang lain juga sedang duduk Lasmi dan Ni Luh?,..
Kedua isterinya yang baru datang sekitar tigapuluh menit yang lalu segera bangkit berdiri dan bergantian menerima peluk serta ciuman suaminya yang mendekat serta berkata :

"cupps,.. cupps,.. ada apa isteriku sekalian?,.."

Yang menjawab pertanyaan suami adalah Werni, nadanya terdengar emosi :

"kondisi di Sungai Putus ternyata begitu berat dan memprihatinkan kak Eso,.. disana banyak lautan pengungsi,.. para kakak dan adik sampai kewalahan,.. tetapi ternyata,.. ini ada satu masalah genting lain,.."

"masalah genting lain?,.."

Yang melanjutkan penuturan adalah Lasmi :

"iya suamiku,.. jadi di kota pelabuhan Mulungan sebelah barat kota Dermaga Selatan,.. ada ratusan kapal musuh berlabuh cukup jauh dari dermaga dan jelas hendak menyerang kota itu, karena sudah lima kali mereka menembakkan peluru bola api ke arah kota,.. semacam lontaran peringatan begitu,.."

"waduhhh,.. terus bagaimana?,.."

Sambil bertanya Waseso duduk diatas sebuah kursi sisi kepala meja, dimana Lasmi kembali melanjutkan :

"jadi sepulang dari padepokan kita dan setelah kembali ke Kotaraja untuk memberikan laporan kepada baginda Kaisar, Jenderal Birawa bersama para perwira tingginya segera pergi kesana demi menerima berita tersebut,.. kemudian adik Shinta, adik kembar dan adik Wulan,.. sesampainya di Sungai Putus dan memperoleh kabar dari anak buah Jenderal Birawa langsung berangkat menyusul, untuk memeriksa sekaligus mencoba memberi dukungan kepada Jenderal Birawa dan pasukan,.."

HASRAT BIDADARI - Pendekar Dibalik Layar 3Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang