Pada waktu yang sama di tempat yang berbeda :
"psssttttt,.. ewh,.. kalian dengar nggak suara barusan?,.."
"denger apa sich Leng?,.."
"iya nich Celeng,.. ikut putaran ini nggak?,.. Kalo ikut segera pasang taruhanmu !!,.."
Teman mereka yang dipanggil Celeng tidak menyahut pertanyaan salah satu teman judinya dan malah berucap :
"moso kalian tidak mendengar suara menyalak aneh dari sebelah barat sana?,.."
"suara apaan?,.. Tau hanya suara hujan begini,.."
"iya nich orang,.. ayo pasang taruhanmu Leng?,.."
"benar juga sich ya,.. keadaan hujan gerimis begini, siapa juga yang sudi keluyuran di luar,.. tapi suara itu tadi, sama persis dengan yang muncul dari sebelah timur barusan,.."
"walahhhh,.. mulai lagi,.. aku tinggal nich ya !!"
"lhahh,.. aku kan cuma mengatakan kecurigaanku saja,.."
"kalau memang curiga,.. kamu kan tinggal berdiri dan tengok pos sebelah timur sana,.. nah begitu,.. bagaimana?,.."
"benar juga katamu,.. empat teman kita yang berjaga di pos sana, terlihat sedang membakar-bakar sesuatu sambil bergerombol,.."
"apa kubilang !!,.. kalau kamu nggak pasang, aku tinggal nich putaran kartunya,.."
"weehhh,.. enak aja main tinggal,.. ini malam keberuntunganku,.. baru kali ini aku menang banyak, nich aku pasang,.."
Setelah berkata, si Celeng meletakkan sepuluh keping repes di depan dirinya yang duduk bersila.
Demikianlah malam itu, salah satu kegiatan para petugas keamanan penjaga tembok komplek istana besar kekaisaran Gunumlatar yang merupakan benteng penjagaan terdalam, bagi hampir lima ratusan lebih rumah hunian para pejabat tertinggi negeri tersebut, dimana pada bagian tengah komplek hunian?
Barulah terdapat kastil pusat yang adalah tempat tinggal Kaisar yang aktif, dalam arti sedang berkuasa termasuk rumah semua keluarga besar para keluarga kaisar tua.Rupanya apa yang dikatakan Celeng tadi, didengar juga oleh sepasang pembantu yang sudah lanjut usia, dari sebuah rumah megah terkesan kuno namun masih terlihat begitu bersih terawat.
Inilah rumah yang tadi juga telah menerima "pemeriksaan unik" oleh seorang perwira tinggi bersama empat prajurit kekaisaran yang adalah para anggotanya.
Nampak si wanita, berusia sekitar hampir tujuhpuluh tahun sedang bangkit dari kursi untuk melakukan apa yang diminta oleh suaminya, lelaki tua seumuran tujuhpuluh lima tahun.
Mereka berdua ini, sebenarnya adalah sepasang suami isteri yang dahulunya merupakan pengawal setia majikan mereka, salah satu Kaisar Gunumlatar generasi ke empatpuluh tujuh yang sudah wafat.
Dimana mendiang Kaisar tersebut, adalah ayahanda dari Pangeran Juwana dan Puteri Kirana.
Nampak si wanita tua berjalan tergesa menuju ruang tengah dan mengetuk salah satu pintu kamar, tetapi tanpa menunggu balasan dari dalam?
Dia segera langsung melangkah masuk."tuan Puteri Kirana !!,.. ayo segera bangkit dan bersembunyilah di ruang rahasia,.."
Demikian sang wanita berkata dengan nada lembut, kemudian menepuk pelan bahu majikannya yang sedang rebahan miring, meski terlihat belum memejamkan mata tertidur.
Adapun sang Puteri, perlahan mulai bangkit :"apakah seserius ini bibi?,.."
"yang terpenting melakukan antisipasi,.. segeralah tuan Puteri menuju kesana,.. semua perbekalan makan minum sudah tersedia di bawah,.."
"baik bibi,.. aku amb,.."
"nanti hamba yang akan mengurus pakaian tuan Puteri dan mengantarnya kebawah,.."
KAMU SEDANG MEMBACA
HASRAT BIDADARI - Pendekar Dibalik Layar 3
FanfictionSeri ke III, dari dua sekuel "Pendekar Dibalik Layar I & II" Menuturkan sebagian jawaban perjalanan hidup yang begitu rumit dari seorang pemuda dusun bertampang biasa, namun berwatak mulia dan memperoleh karunia luar biasa, berupa warisan ilmu silat...