45. PELARIAN PRIA BERCAPING

44 1 0
                                    

Tentu saja si pria bercaping tadi semakin dibuat heran dan pasti sekaligus takjub, karena isterinya yang semenjak dalam gendongan pelarian mereka berdua tadi dan bahkan sempat terdengar menangis kesakitan?,..
Dilihatnya sedang tertidur pulas dalam posisi punggung bersandarkan gundukan tanah,..
Bahkan tarikan dan juga helaan napasnya terdengar enteng juga panjang.
Sudah begitu, sepasang lembar bibirnya menampakkan secarik senyum tipis yang menenangkan,..

Inilah yang membuat si pria bercaping secara perlahan mulai larut dalam rasa haru yang menggelegak.
Tanpa sadar masih dengan menatap isterinya yang tertidur pulas tersebut?,..
Kedua pipinya menjadi basah dan bahkan mengeluarkan isak tangis tak bersuara, menarik telapak tangan isterinya itu ke bibir dan menggumam sangat lirih :

"aku mencintaimu isteriku,.. yaaa,.. aku sangat mencintaimu,.. aku akan menjaga engkau dan anak kita dengan segenap jiwa ragaku hingga tiba di tempat yang aman,.."

Setelah itu dia melepas capingnya, lalu menunduk dan mencium perut isterinya.
Kemudian hal aneh berikutnya yang tidak dia sadari terjadi, yaitu entah kenapa?,..
Pria ini segera diliputi oleh perasaan tenang dan nyaman.
Suatu keadaan yang tidak pernah dia rasakan lagi semenjak enam bulan terakhir ini, serta disusul oleh sebuah rasa kantuk teramat sangat.
Apalagi ditambah dengan hembusan semilir angin yang sepoi-sepoi.
Sehingga tanpa sadar dirinya juga bersandar pada gundukan, alias mensejajarkan badan persis disamping tubuh isterinya dan langsung jatuh tertidur pulas menyusul sang isteri.

**

Si suami membuka mata perlahan karena merasakan sebuah gerakan pelan disampingnya, lalu mengumpulkan kesadaran dan ingatan, kemudian duduk menegakkan badan.
Dilihatnya sang isteri menampakkan tanda-tanda gerakan tubuh susulan seperti layaknya hendak merubah posisi tidur miring.
Saat itulah si pria memandang ke sekelilingnya dimana dia segera menyadari bahwa saat ini hari telah malam dan sepertinya malah sudah lewat tengah malam,..
Apalagi sayup-sayup dia mendengar samar sahut menyahut bunyi dengkur orang tidur dari arah beberapa bangunan yang merupakan bekas rumah penduduk.
Kemudian di sebelah baratnya sana sejarak enam puluhan meter, diantara rapatnya rumput ilalang?,..
Dia melihat dua titik api yang berasal dari sebuah tempat yang mungkin dijadikan sebagai dapur sementara oleh gerombolan pasukan berjubah ungu loreng putih dan loreng hitam.

Mendadak dirinya merasa sangat lapar, apalagi mengingat bahwa sejak tadi pagi dia dan isterinya belum mengisi perut sama sekali, akibat diliputi kepanikan pelarian.
Dan akhirnya dia beranjak pelan, berniat untuk mendekati dua nyala titik api itu, karena dari sana dia mencium aroma yang semakin memancing rasa lapar.

Betapa hatinya gembira dan menyeringai lebar demi melihat, bahwa di atas salah satu tumpukan kayu yang telah berubah menjadi arang dan hanya menyisakan bara berwarna kemerahan namun hendak mulai padam itu?,..
Dirinya melihat dua bongkah daging panggang, sepertinya daging kelinci yang ditembusi oleh setangkai besi dan berposisi diatas bara.
Dari aroma yang keluar dari sana, jelas menandakan bahwa daging tersebut telah dibumbui dan hanya sekedar dipanasi saja, tetapi sepertinya adalah merupakan sisa makanan yang tidak lagi muat dimasukkan kedalam perut para pasukan yang mungkin telah menjadi gembul.

"hmmm,.. pastilah mereka semua sudah teramat kenyang, hingga menyisakan dua daging yang tambun begitu,.."

Maka setelah memastikan kondisi di sekelilingnya aman, pria tadi segera berkelebat dan menyambar daging tersebut, bahkan menyempatkan mengambil dua tabung bambu berisi air minum yang tergeletak begitu saja diantara puluhan benda sejenis.
Ketika kembali di tempat semula, pria ini menggumam lirih :

"aneh,.. tempat ini berada di alam terbuka dan hanya di bawah pohon,.. tetapi kenapa seolah berasa hangat ya?,.. Beda dengan disana tadi, yang aku saja merasa angin malam ini sangat dingin,.. ahhh,.. soal itu tidak perlu aku pikirkan,.. yang terpenting aku hendak makan dahulu,.."

HASRAT BIDADARI - Pendekar Dibalik Layar 3Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang