16. PRIA SEJATI 4

191 8 4
                                    

"sepertinya,.. hujan ini akan berlangsung lama kak Juwita,.."

Tetapi yang diajak bicara tidak memperhatikan, karena terlihat berdiri dan berjalan dengan satu tangan sedikit merambat pada dinding untuk bergerak mendekat pada mulut gua,..
Dan setelahnya memperdengarkan suara siul mirip celoteh yang terdengar aneh bagi telinga Trisna.
Dua menit kemudian Juwita nampak kembali dan baru duduk beberapa saat, ketika tubuhnya terlihat terguncang.

"kasihan,.. gadis ini telah terluka parah karena menolongku,.."

Trisna membatin sambil melepas pandangan haru kepada Juwita.
Tetapi dirinya dikagetkan oleh datangnya sesosok bayangan hitam yang terlihat memasuki gua.
Meski berjalan dengan kedua kaki, tetapi lebih tepat jika dikatakan seperti melangkah dengan terseok dan kedua lengan terlihat menjuntai sepanjang kaki, dimana salah satunya seperti membawa sesuatu?
Semua tubuhnya juga berbulu?

Dalam rasa kejutnya, Trisna hendak bangkit berdiri namun memperoleh tanda dari Juwita untuk tetap duduk.
Setelah sosok itu dekat, karena ruangan gua ini diterangi oleh kunang-kunang yang berpendar?
Barulah Trisna bisa melihat jelas bahwa sosok tersebut adalah seekor lutung yang tubuhnya hampir setinggi manusia.
Pada tangan kirinya terlihat membawa buah pisang setandan yang dua sisir kulitnya telah terlihat menguning.
Dan hewan itu nampak mengulurkan barang bawaannya tersebut kepada Juwita sambil mengeluarkan celoteh pelan, yang juga dibalas pendek oleh Juwita sambil membabat satu sisir dan diletakkan dibawah, diantara tempat dia duduk dengan Trisna sambil berkata :

"ini makanlah,.. karena engkau butuh sumber tenaga,.."

Mendengar perkataan Juwita, gadis yang disodori membatin :

"gilaaa,.. hewan saja bisa dia suruh,.. Berarti kunang-kunang ini dia juga yang memanggil,.."

Sambil menatap penuh keheranan, Trisna mulai memetik sebuah dan mengupas kulit sambil melihat bagaimana si lutung, yang setelah menerima satu sisir?
Juga sedang berjalan kedepan mulut gua dan mulai duduk disana, lalu terlihat asyik menikmati buah tersebut satu persatu.
Sambil memetik satu pisang yang hendak dia makan sebagai susulan tambahan, Trisna bertanya kepada Juwita yang juga sedang mengunyah :

"kak Juwita,.. bagaimana bisa engkau memiliki kelihaian aneh demikian?,.. Pasti kunang-kunang ini,.. engkau juga yang memanggil ya?,.."

"wkwkwk,... iya aku yang memanggil mereka,.. Kalau soal itu,.. aku sendiri juga tidak tahu bagaimana,.. tetapi aku lebih suka bergaul dengan mereka, daripada dengan manusia yang selalu diliputi hawa nafsu berbagai jenis,.."

Mendengar perkataan Juwita, selain merasa iba?
Trisna mulai menaruh rasa kagum terhadap gadis ini, yang mencerminkan bahwa hati nuraninya belum mati beku secara keseluruhan.

Sementara Juwita sedikit terpana karena menyadari kalau barusan tadi, dirinya mengeluarkan suara ngikik tawa?
Sesuatu yang selama dirinya mulai terjangkit penyakit aneh tersebut?
Dia tahu bahwa dirinya tidak pernah lagi terdengar melepas tawa secuilpun.

***

Sementara itu ditempat berbeda pada sisi sebelah barat namun masih berada di wilayah kekaisaran Gunumlatar sejarak satu jam waktu lebih lambat dari gua dimana kedua gadis tersebut berada?
Tepatnya adalah di Kotaraja dalam lingkungan tembok istana besar yang dihuni oleh semua keluarga petinggi atau pejabat negeri, termasuk hunian para kelompok bangsawan istana, baik yang telah mantan maupun masih aktif menjabat?
Telah terjadi kesibukan yang sangat luar biasa, dikarenakan mereka semua terutama yang telah dianggap dewasa,..
Dalam arti berada dalam rentang usia diatas tujuhbelas tahun hingga semua orang tua yang masih sehat?
Semenjak sore hari meski dalam kondisi hujan, telah berbondong-bondong pergi mengarah keletak lingkungan istana dalam, yaitu memenuhi "undangan paksaan" yang diadakan oleh Kaisar baru mereka.
Dikatakan paksaan?

HASRAT BIDADARI - Pendekar Dibalik Layar 3Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang