4. RAHASIA PUN TERUNGKAP

74 8 0
                                    

Sementara Shinta dan Ni Luh sibuk menyabuni tubuh sang adik termuda, termasuk mencukur habis semua rambut kemaluan milik Kinda hingga plontos?
Fahira lebih fokus untuk mencuci rambut kepala Kinda dan juga melakukan perapihan sedemikian rupa, dimana kesemuanya tersebut dapat dia selesaikan dalam waktu singkat.

Pada saat itulah terdengar Ni Luh terkekeh :

"wkwkwk,.. nah kan,.. lebih lucu,.."

Kini mereka semua dapat menyaksikan betapa gemuk dan montoknya nonok milik sang adik termuda mereka.
Masih dengan kekehannya, Ni Luh sibuk menggerayangi bukit gemuk alias nonok milik sang adik termuda yang tubuhnya tergolek di tepian kolam air.

"ichhhh,.. kak Ni Luh ini loh,.. jahil kayak kak Werni,.. ayo tubuh adik Kinda kita olesi dengan lulur,.."

"wkwkwk,.. habisnya gemuk dan munjung,.. kayak kodok montok yang mendekam,.. wkwk,.."

"hihihihi,...."

"wkwkwk,..."

Tentu saja ucapan Ni Luh barusan membuat Shinta dan Fahira ikut terkekeh tawa.
Tetapi ajakan Shinta tadi tertunda oleh perkataan Fahira :

"ewh,.. adikku sebentar,.. lihatlah nich,.. kelentit milik adik Kinda lebih panjang juga ya,.. sampai terlihat menyembul dari celah nonoknya,.."

"iya benar juga,.. kalau milik adik Laras kayak lidah yang mengintip di tengah nonok,.. kalau milik adik Kinda ini mengintipnya di sudut atas,.. wkwkwk,.."

Sambil berkata jari Ni Luh nampak menyentuh dan menjawil-jawil "benda" dimaksud, tetapi segera ditegur oleh Fahira :

"dasar anak bengal adik Ni Luh ini,.. udah ahh,.. ayo kita beri lulur,.."

Dan setelahnya mereka bertiga membaringkan tubuh Kinda di atas batu yang datar pada bibir kolam, serta melumuri tubuhnya secara merata.
Jelas sekali dari tindakan tersebut mereka sekalian nyata menyayangi si adik termuda.
Maka setelah dirasa cukup rata dan lumayan kering, barulah Shinta membebaskan totokannya pada tubuh Kinda :

"ichhhh,.. ya ampunnn,.. kakak semua jahatttt,.."

Sambil berkata Kinda bangun dari posisi tidurannya tadi, serta menatap keadaan tubuhnya yang telanjang bulat dan juga penuh dengan ampas ramuan yang berbau wangi rempah.

"habisnya,.. engkau ini keras kepala,.. mestinya tubuh indahmu jangan engkau sembunyikan,.."

"iya adikku,.. apalagi di hadapan kak Eso,.. pasti dia nanti akan terpesona melihat dirimu yang sekarang,.."

Mendengar perkataan kakaknya, Kinda yang semula merasa sebal?
Secara berangsur mulai menyadari bahwa ketiga kakak telah melayani dirinya.
Namun karena tadi dia mendengar kak Ni Luh menyebut nama sang pujaan hati, membuat kedua pipinya menjadi merona kemerahan :

"apa iya sich kak?,.. aku tuh sebenarnya malu dengan bentuk buah dadaku ini,.."

Demikian Kinda berkata sambil menangkup kedua bukit payudaranya yang memang bentuk dan ukurannya persis laksana buah pepaya segar.

"adikku sayang,.. semua bentuk payudara wanita itu,.. entah kecil,.. sedang,.. besar atau amat besar sekalipun,.. biarlah disyukuri sebagaimana adanya,.. yang penting tugas kita sebagai pemilik adalah merawatnya dengan baik,.."

"iya kak Fahira,.. tetapi ini kan terlalu besar,.. aku malu kak,.."

"kalau misalkan kak Eso suka bagaimana?,.."

Jantung Kinda serasa berdesir mendengar perkataan Shinta, maka dia berkata malu-malu :

"apa iya sich kak?,.."

HASRAT BIDADARI - Pendekar Dibalik Layar 3Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang