Untuk kali ini Midya yang merasa lemas tidak melakukan penolakan ketika tubuhnya dengan mudah di bopong oleh suaminya dan dibawa ke atas pembaringan.
"haduhhh,.. nikmatnyaaa,.. uhhhhh,.. engkau jangan kemana-mana loh sayang,.. hmmm?,.."
"nggak,.. aku tidak pergi kok,.. kenapa ngliatin begitu?,.."
"kak Eso nakal,.. sukanya menciumi nonok kami,.."
"kami?,.."
"iyaaa,.. kan adik Kinda cerita,.. wkwk,.."
"habisnya enak sich,.. hehe,.. gurih,.."
"apa engkau nggak jijik suamiku?,.. Hmmm?,.."
"enggak tuh,.. lagian harumnya aku suka,.."
"kami bersyukur memiliki adik Laksita,.."
"owh makanya,.. selain wangi khas,.. rasanya asin gurih dan ada manis-manisnya dikit,.. nyam nyam,.. sini isteriku aku ingin mencicipi lagi,.."
"idihhh,.. nggak ahh,.."
"kenapa?,.. Sakitkah?,.."
"enggak sich,.. apalagi kak Eso pintar,.. lidahmu basah nggak kering,.."
"bagian mana yang paling engkau sukai untuk digelitik?,.."
"mana ya?,.. Kalau kelentit pasti,.. mulut lubang juga,.. terussss,.. pokoknya semua nikmat lah,.. wkwk,.. hmmm,.. sini suamiku nich nenen lagi,.."
"cuppss,.. mmpphhhh,.. slluurrrppp,.."
"oohhhhhh,.. yahhh,.. sssshhhhhhhh,.."
"ini putingnya bandel amat,.. lari melulu,.. cuppss,.."
"ya dipegang pakai tangan lah,.. ssshhhhh,.. nah begitu,.. aduhhhh,.. kok di gigit?,.. Mmm,.. sakittttt,.."
"habisnya aku gemas saja,.."
"sshhhhh,.. ohhhh,.. gantian yang satunya,.."
"cuppss,.. mmppphhh,.."
"kemarikan batang kesayanganku,.. hmmm,.. ssshh,.. udah sayang,.. masukin gih,.. tunggu,.. aku letakkan kedua kaki di pundakmu yaa sayang?,.. bentar,.. ohhhh,.. ssshhhh,.. pelan loh sayangggku,.."
"slebb,...."
"haduhhhhh,... aaaahhhhhhhhh,.. uuhhhhh,.. benamkan lagi,.. haduhhhhhh,.. dikit lagi say,.. haduhhhhhhhh,.. udah segitu ajahhhh,... aaahhhhhhh,.. uuhhhhhh,.. oohhhhhhhh,.."
"sssssttttt,.. adik Midya,.. jangan keras kerasssss,.."
"sshhh,.. lah memang kenapahh?,.."
"ntar suaramu kedengaran ke rumah bawah,.. malu sama bibi,.."
"nggak lah,.. uuuuuhhhhhhhh,.. ahhhhhhh,.. ooohhhhhhh,.. cuppss,.. mmpppphhhhh,.. mmmpphhhhhh,.."
"cikicik,.. cikicik,.."
"percepat sayang,.. aaaahhhhhh,.. begituhhhh,.. haduhhhhhhhhhhhh,.. cuppss,.. mmpphhhh,.. mmpphhhhhh,.."
"haahhhhh,.. haduhhhhhhhh,..”
“serrrrrrrrr,..”
“aaawwwwwwwwww,..”
“srrrrrrrrrr,..”
“aaawwwwwwwwww,..”
“serrrrrrrrr,..”
“awwwwwwwwww,..”
“haduhhhh,.. ooohhhhhhh,.. awas jangan dicabut duluuu,.. uuhhhhhh,.."
"lah kan mau aku lap dulu,.."
"nggak usahhhhh,.. biarin ajaahh,.. adik mau lagiiiiii,.. tapi istirahat bentar,.. haduuuuhhhhh,.. tadi kerasa nggak sayang?,.. pas adik mendapat pelepasan?,.."
"bukannya kerasa lagi,.. kayak di kunyah-kunyah gitu,.."
"owhya?,.. wkwkwk,.. habisnya nikmat sekaliiiii,.. cuppsss,.. nich sambil nenen lagi,.. ssssshhhhh,.."
Demikianlah Waseso menuruti semua perkataan Midya, yang seperti tidak berasa lelah dan selalu minta nambah, sebagaimana isteri sebelumnya.
Adapun persetubuhan mereka berdua kali ini, lebih dirasakan syahdu oleh sang suami, karena biasanya semenjak awal penjebolan hingga terakhir kali dirinya melayani mereka?,..
Khusus kedua kembar ini selalu main keroyokan, namun beda kali ini.Sehingga sang suami merasa tidak seperti sedang diburu, itulah kenapa dia begitu terlihat santai dalam melayani, bahkan berkesan menikmati setiap tusukan atau tarikan yang dia buat.
Tentunya sambil menatap ekspresi kejelitaan sang isteri yang sedang begitu menghayati.
Terutama ketika Midya berada pada titik pendakian puncak pelepasan ataupun setelah menapaki turun.
Dimana sang suami selain terpesona, sungguh bersyukur atas semua itu.
Maka ketika dilihatnya sang isteri sudah benar-benar tergolek tak berdaya, setelah tadi sempat dia menghitung delapan kali putaran sudah Midya melepas semburan?,..
Dimana permainan mulutnya tidak dia hitung,..
Dengan sangat perlahan Waseso mengangkat pinggang :
"plupp,..."
Maka sambil membatin namun dengan secepat kilat dia melesat dan meraih handuk kering serta langsung menangkupkannya pada nonok isterinya yang terlihat merekah seperti kepayahan.
"waduhhh,.. belum nyiapin handuk dan air pula,.."
Barulah dia mengambil air ke dalam baskom, setelahnya mulai melakukan pengelapan dengan sangat telaten dan sepenuh rasa sayang.
Setelah itu, barulah dia menyelimuti tubuh Midya dan mengecup kening isterinya dengan lembut :
"tidurlah sayang,..."
"mmmmmmmmm,..."
Awalnya Waseso kaget juga khawatir bisikannya membangunkan Midya, tetapi setelah ditunggu?,..
Kedua mata isterinya itu tetap terpejam dan memperdengarkan suara dengkuran halus.
Barulah dia bangkit dan berjalan keluar, lalu pergi ke kamar mandi untuk membereskan diri.
Ketika berada di teras luar yang terbuka sambil menatap arah bawahnya, dimana terlihat nyala api unggun serta begitu banyaknya warga yang berada melingkari sumber terang dan panas tersebut?,..
Semenit kemudian mulailah Waseso merasakan titik-titik air yang malah jatuh bertambah rapat, sehingga dirinya beranjak pergi kembali ke teras rumah, bersamaan dengan berhamburannya para warga dibawah sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
HASRAT BIDADARI - Pendekar Dibalik Layar 3
FanficSeri ke III, dari dua sekuel "Pendekar Dibalik Layar I & II" Menuturkan sebagian jawaban perjalanan hidup yang begitu rumit dari seorang pemuda dusun bertampang biasa, namun berwatak mulia dan memperoleh karunia luar biasa, berupa warisan ilmu silat...