31. TEMPAT PERLINDUNGAN

35 3 0
                                    

Setelah "menghajar" dua isterinya yang bengal, dimana keduanya saat ini telah tertidur pulas kepayahan?,..
Waseso memperhatikan wajah keduanya dan semakin membenarkan kesimpulannya dahulu mengenai bentuk wajah Laras dan Kinda ini, karena keduanya memang ada terdapat kemiripan.
Kemudian dia menyelimuti tubuh jelita mereka berdua, tidak lupa mengelap batangnya yang tadi belepotan hasil beberapa semburan dua istrinya tercinta dan segera mengenakan seluruh pakaian, bangkit berdiri lalu menatap sekeliling tempat itu :

"hmmm,.. hujan telah reda,.. semuanya terlihat aman,.. kalau begitu,.. lebih baik aku membagi tenaga dalamku sekarang saja ya,.. apalagi,.. itu dibawah sana para paman dan kakang terlihat sedang berkumpul di depan sebuah rumah dan belum tidur,.. ya kenapa mesti membuang waktu,.."

Maka selesai membatin, Waseso segera melompat turun dan mengarah rumah yang dia maksud tadi, lalu berbicara kepada paman Sukanda agar dia segera mengumpulkan duapuluh sembilan nama lain, sebagai hasil keterangan dari isterinya.
Barulah Waseso melesat sangat cepat mengarah ke tebing barat dan kembali lagi tidak lama kemudian, dengan membawa teko kecil berisi air rebusan bunga kembar inti es.

Demikianlah,..
Ketigapuluh orang dimaksud yang setelah diminta memasuki sebuah rumah kosong dan baru saja meminum air rebusan bunga dewa?,..
Langsung memperoleh pembagian hawa sakti dari si pemuda yang mereka panggil sebagai tuan muda tabib, dimana setelah itu mereka diminta oleh Waseso untuk bersemedhi selama tiga hari tak terputus.


***


Kita tinggalkan dahulu kota Teluk Priangan dan beranjak ke sebuah tempat yang terletak pada suatu daerah perbukitan, di sebelah timur laut Kotaraja Gunumlatar berjarak sekitar tiga hari tiga malam berkuda.
Waktu saat ini, tepat bersamaan ketika Waseso sedang berada di pos penjagaan dan mulai dihampiri oleh Werni, lalu disusul kedatangan dua isteri yang ternyata menagih jatah.

Bukit Semboja Kuning,..
Adalah merupakan perbukitan terpencil dan terletak sangat jauh dari segala keramaian ataupun hiruk pikuk penduduk negeri Gunumlatar.
Keberadaan ataupun nama bukit tersebut, hanya didengar atau diketahui oleh segelintir orang dunia persilatan wilayah negeri Gunumlatar.
Itupun hanya oleh mereka yang tergolong kasta berilmu silat tinggi keatas saja.
Karena pada salah satu daerah perbukitan tersebut terdapat sebuah padepokan atau perkampungan, yang kesemua penduduknya mayoritas adalah merupakan turunan langsung ataupun kerabat seorang manusia sakti, yang pada jaman dahulu kala?
Adalah merupakan salah satu pangeran bangsawan pengembara dan pulang kembali ke negeri Gunumlatar dengan membawa seorang isteri sakti, yang berasal dari negeri utara seberang jauh gunung puncak salju.
Pasangan ini hidup sekitar empat ratus tahun yang lalu dan segala sepak terjangnya dikenal sebagai tokoh beraliran putih.
Meski mereka berdua kala itu malang melintang di dunia persilatan Gunumlatar hanya sekitar dua hingga tiga tahun saja, namun kedahsyatan ilmu silat keduanya menghasilkan kehebohan.
Setelah itu, keduanya menarik keterlibatan dan mengasingkan diri.
Sehingga dari situlah kemudian masyarakat dunia persilatan tingkat tinggi menyebut perkampungan tersebut sebagai Padepokan Keluarga Pemantik Inti Salju.

Sebagaimana namanya, yaitu semenjak awal sejarah tersebut?,..
Ilmu silat yang akhirnya menjadi pusaka turun temurun keluarga ini mengandalkan hawa sakti yang mampu membuat beku sebuah pohon besar sekalipun.
Dimana ilmu sakti ini bersumber dari negeri utara sebagai hasil pengembaraan pangeran bangsawan tadi yang berguru hingga sangat jauh ke negeri utara yang konon masih sealiran dengan ilmu inti es kutub utara.
Yang pada masanya, pernah sangat mengguncang dunia persilatan negeri Tyonghyong nun jauh disana.

Pada masa sekarang ini diceritakan, keturunan berdarah langsung dari pasangan manusia sakti tersebut?,..
Yang kedigdayaannya juga paling hebat diantara semuanya, dimana semua penduduknya menghormatinya sebagai pimpinan padepokan?,..
Adalah seorang lelaki berusia limapuluh lima tahun dan isteri yang berusia limapuluhan tahun.
Secara fisik, baik tubuh dan keelokan paras keduanya adalah pasangan yang sangat serasi.
Karena sang lelaki yang dipanggil tuan Pendekar Tangan Es, adalah seorang lelaki yang sangat tampan pada masa mudanya.
Sementara nyonya Pendekar bisa dikatakan adalah seorang yang sangat cantik jelita di waktu gadisnya dahulu.
Dan keduanya masih meninggalkan jejak berupa penampilannya saat ini, maupun paras keturunan mereka yang hanya memiliki dua anak gadis.

HASRAT BIDADARI - Pendekar Dibalik Layar 3Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang