48. MENARUH ASA

48 2 0
                                    

Empat hari semenjak ditinggal kembar isterinya :

"hmmm,.. benar kata kedua isteriku,.. gadis asing itu terlihat baik,.. Dua hari lalu aku memergokinya sedang bermain dengan bocah-bocah cilik,.. Meski diantara para bocah menyoraki dan meledek dirinya yang berambut dan juga berkulit aneh,.. tetapi dia tidak tersinggung,.. Beberapa kali juga aku melihatnya sibuk membantu di dapur umum,.. aku jadi teringat dengan isteriku adik Fahira, dengan segala penderitaannya dahulu yang tidak punya siapa-siapa,.. namun dirinya terhitung masih beruntung memiliki bekal ilmu silat untuk melindungi diri,.. yaaa benar,.. aku harus membantunya,.."

Selesai berkata terhadap dirinya sendiri, Waseso segera berkelebat kembali melesat ke rumah atas tanpa disadari oleh paman bibinya yang pada hari itu kembali "mengulang kegiatan" dan nyata sedang "terlalu asyik" di dalam rumah bawah.

Dan setelah menuangkan sedikit air rebusan bunga dewa yang dia letakkan tersembunyi di sebuah kendi dari tanah liat ke dalam guci berbentuk teko kecil yang pada bagian moncongnya dia sumbat dengan potongan kayu, termasuk memungut satu buah cangkir,..
Segera pula Waseso kembali melesat turun dan sesampainya di bawah langsung menghampiri tujuh gadis,..
Dimana yang enam sedang melatih penyempurnaan jurus yang diberikan oleh Waseso beberapa hari lalu.

Sementara Cindy?,..
Terlihat berada agak berjauhan dari keenam gadis, serta sangat serius sedang bergaya dengan gerakan-gerakan yang dia tiru entah dari yang mana diantara enam nona.
Karena selesai meniru gerakan gadis satu, berikutnya dia bergaya meniru gerakan jurus gadis kedua dan seterusnya.

Padahal tentu saja dia tidak mengetahui bahwa setiap gerakan jurus yang dilakukan oleh keenam gadis, memerlukan tehnik pernapasan tertentu untuk membangkitkan dan melatih hawa murni yang tersimpan.

Ketujuh gadis jelita itu berada diatas hamparan pasir putih yang terletak di depan sebuah rumah nelayan yang ditinggalkan kosong oleh pemiliknya di sebelah tenggara kota.
Rumah kayu beratap daun kering yang mirip gubuk ini terletak di luar pagar pengamanan kota dan berjarak sekitar empat ratus meter diatas garis pantai.

"ehemm,.. ehemm,.. adik Cindy?,.."

"yaaa?,.. owh kak Eso,.. bentar kak,.. Cindy menyelesaikan jurus ini dahulu,.."

Demikian Cindy yang tadi sempat menoleh, kemudian berkata dengan sikap serius dan setelahnya lagi-lagi memainkan gerakan yang seperti menari.

Tentu saja si pemuda merasa geli, namun dia segera menutup mulut rapat-rapat dan memilih memandang beberapa pucuk pohon nyiur yang berada diatas mereka.
Hal itu dia lakukan karena takut melepas ngikik tawa sehingga nantinya akan menyinggung perasaan si gadis asing dalam segala keseriusannya, yang kata bibi Sukanda?,..
Ternyata usianya hanya selisih dua bulan lebih tua dari Kinda isterinya.

"ada apa kak Eso?,.."

"yaa?,.. ehemm,.. apakah sudah selesai jurusnya?,.."

Demikian Waseso bertanya pura-pura serius juga, namun setelahnya dia tidak memperhatikan jawaban gadis itu,..
Karena dalam keadaan dirinya demikian yang berbicara dengan si gadis dimana baru kali ini dia berada teramat dekat.
Hanya di depan mata sejarak satu langkah kaki pula?,..
Waseso yang sejatinya bukanlah jenis lelaki yang mudah dibuat terpukau oleh kecantikan gadis manapun tentunya selain kelimabelas isterinya?,..
Namun kali ini dia benar-benar terpesona secara alami jauh dari kesan menggoda.
Perilakunya persis sebagaimana dahulu kala saat dia pertama kali bertemu atau bertamu di rumah Nona Bidadari Tabib.
(baca seri pertama, bab 40).

Yaaa,...

Si pemuda memandang terpesona pada kecantikan Cindy yang memang sangat khas dengan rambut panjang berwarna kemerahan dan dikuncir dengan secarik kain layaknya bocah perempuan secara sederhana.
Kemudian bentuk wajahnya yang cenderung oval, dagunya belah mirip kepunyaan Kinda isterinya.
Kedua bola matanya berwarna biru sejernih langit.
Bulu matanya lentik berwarna pirang, sudah begitu hidungnya sangat mancung,..
Bahkan sedikit melebihi kemancungan hidung Fahira yang paling menonjol diantara semua isterinya.
Sudah begitu, bibirnya yang agak lebar dibandingkan dengan milik Sari si gadis kota?,..
Berwarna merah alami, jelas sekali kontras dan semakin menonjolkan kulit wajah Cindy yang juga berwarna putih keemasan, terlihat sangat mulus.
Apalagi dengan beberapa titik butir keringat di dahi,..

HASRAT BIDADARI - Pendekar Dibalik Layar 3Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang