24. TIGA TEKAD BERBEDA

49 2 0
                                    

Setelah melayani Kinda dan juga termasuk menyelimuti tubuhnya, Waseso kembali melakukan pemeriksaan kesebelas isterinya yang lain,..
Baru kali inilah dia mengambil tiga peran sekaligus, yaitu sebagai perawat, pembantu dan suami terkasih yang begitu telaten.

Semua baskom dan handuk kecil dia kumpulkan serta mencucinya.
Bahkan selepas itu dirinya kembali lagi masuk ke tiap kamar, dimana dia tak bosannya memeriksa mereka satu persatu, tentunya sambil memuaskan pandangan mata menikmati kejelitaan keduabelas isterinya yang sedang tertidur pulas.
Meski demikian, sifat jahil sang suami perlahan muncul yaitu berulang kali dia melakukan “pemeriksaan" secara lebih seksama setiap detail tubuh isterinya satu persatu dengan cara membuka selimut mereka, yang tentu saja semua isterinya tidak bisa merasakan perilaku jahil sang suami.

Sebagaimana diuraikan dalam bab sebelumnya, pemuda ini telah melakukan ratusan kali kegiatan mengintip persetubuhan,..
Sehingga tidaklah mengherankan jika Waseso benar-benar terpukau dengan setiap anggota tubuh yang dimiliki oleh duabelas isterinya itu, karena semuanya nyata terlihat begitu sempurna.
Baik itu bentuk buah dada, kaki nan panjang dan kemolekan paha yang berbentuk sedemikian indah.
Sepasang buah pantat mereka masing-masing yang juga demikian menonjol sempurna tiada tanding.

Yaaa,...

Bahkan dengan segala kejahilannya, semua paha isterinya dia pentangkan kanan-kiri,..
Lalu memandanginya sepuas hati satu persatu.
Hingga akhirnya dia mengoreksi kesimpulannya di awal, bahwa setelah mencermati?,..
Nyatanya hampir semua nonok isterinya, juga memiliki “sepasang daun jendela" atau “sayap kupu-kupu” meski tak selebar milik kembar, Laras ataupun kepunyaan Kinda.
Dimana ternyata dari hasil pengamatannya, sayap kupu-kupu tersebut tidaklah secara pasti “menutup" lubang belut, sebagaimana hal semenjak awal dia simpulkan dan ternyata keliru,..
Karena setelah mencermati, bentuk lipatan “daging” tersebut dimulai dari bagian atas seolah membalut kelentit, dari situlah masing-masing sayap tersebut tumbuh menurun kanan kiri mengitari celah lembah bagian dalam, dimana semakin ke bawah tumbuh lebih panjang,..
Barulah kemudian terbentuk landai dan sejajar dengan lubang nikmat yang letaknya berada paling bawah dari keseluruhan isi celah mungil imut dan menggemaskan hati Waseso.

Dalam segala rasa  keterpesonaannya, mungkin dikarenakan saking gemasnya akibat dua pengalaman sebelumnya terhadap Shinta dan Kinda tadi?,..
Sang suami sampai melakukan kecupan bibir sepuas hati namun dengan penuh kelembutan serta penghayatan, terutama kepada setiap bukit nonok isterinya yang semuanya mempunyai bentuk serta ciri khas masing-masing.
Meski demikian, Waseso semakin kagum dengan betapa menggembungnya nonok milik Kinda yang memang terlihat paling “bengkak”, jika dibandingkan dengan milik semua kakaknya,..
Karena bukitnya sudah mulai terlihat tumbuh gembung hampir sejajar dengan garis pangkal sepasang paha si bidadari termuda,..
Dari situ saja sudah bisa dibayangkan betapa gemuknya nonok Kinda tadi, barulah yang kedua milik si kembar, kemudian nonok kepunyaan Bening.

Akhirnya,..
Semua kejahilannya tadi dia tutup dengan kecupan sayang pada kening mereka semua satu persatu.
Barulah ketika dirasa hatinya sudah puas dan terutama untuk meredam gejolak batangnya yang selama semenjak bisa bangun sendiri telah terbiasa selalu menerima perlakuan keras dan tegas dari sang majikan?,..
Waseso yang belum dijangkiti rasa kantuk, lalu berjalan ke depan dan duduk santai di serambi teras dengan menyungging senyum lebar sembari menatap jatuhnya air hujan dari langit,.. 

Disitu dirinya meresapi segala kebahagiaan hati yang meluap, merasa telah berhasil melaksanakan niatnya menjadi pria sejati.
Namun sekaligus seperti membiarkan rasa sombongnya membuncah sebagaimana pemuda normal lainnya,..
Jelas sekali dalam hatinya sedang bersorak seolah berpesta-pora layaknya meresapi suatu kejayaan,..

Bagaimana tidak?,..

Waseso benar-benar tidak menyangka, dirinya yang tahu diri dengan wajahnya yang biasa saja,..
Tetapi bisa memiliki duabelas isteri sekaligus yang seperti bidadari dan semuanya terlihat akur satu dengan yang lain?,..
Terbayang semua pengalaman perjalanan mereka selama ini dan tentu saja, dia masih mengingat betul bagaimana para isterinya kala itu selalu menjadi perhatian bagi setiap pemuda,..
Bahkan ditaksir oleh pria bangsawan, yang tentu saja baik secara wajah, penampilan, jabatan dan harta kekayaan mereka?,..
Seujung kuku pun Waseso menyadari tidak bakalan mampu menandingi mereka semua.

HASRAT BIDADARI - Pendekar Dibalik Layar 3Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang