34. ROMBONGAN PELARIAN & PENGAWALAN

37 2 0
                                    

Sekitar setengah jam kemudian rombongan Puteri Mila tiba di ujung akhir lorong gua, dimana hari telah berganti petang dan menjumpai adik juga iparnya yang memimpin ratusan warga?,..
Terlihat dalam posisi yang menunjukkan bahwa mereka sekalian memang sengaja sedang menunggu dirinya.

Ketika puteri Mila melihat gelagat adiknya hendak meluapkan kesedihan karena melihat kondisi ayahnya yang terlihat terluka, sementara sang ibu juga nampak “berantakan”,..
Dirinya segera menghardik dalam rasa panik :

"adik Nilam,.. kita jangan membuang-buang waktu,.. selagi hari gelap begini, lebih baik bagi kita melanjutkan pelarian,.. bagaimana menurut Ibu?,.."

"ya aku rasa demikian,.. tetapi tidak ada salahnya jika kami meminta waktu sebentar untuk mengisi perut sejenak dan menghimpun kekuatan,.."

Segera saja puteri Nilam mengambil buntalan kainnya.
Adapun sang suami juga mengambil makanan dari bekal miliknya dan dia bagikan kepada Datuk Sengkala Bayangan, dimana sang Datuk setelah menerima roti tersebut?,..
Langsung menyuapi wanita temannya yang telah sadar dari pingsan dan dia sendiri juga memakan sedikit demi sedikit.

Setelah tigapuluh menit kemudian, akhirnya rombongan yang berjumlah ratusan manusia berkepandaian ilmu silat tersebut membentuk barisan pelarian yang mengular demikian panjang dan pergi menerabas hutan alam dalam bayangan kegelapan malam, serta bergerak turun mengikuti kontur alam yang berupa lereng perbukitan.

Menjelang tengah malam, mereka tiba disebuah lembah dan dari sana?,..
Setelah berlarian sekitar duapuluh menit barulah mereka menjumpai sebuah desa mati, serta melakukan pemeriksaan sejenak sekaligus memanfaatkan untuk beristirahat buat makan seperlunya atau minum.

Lalu kembali melanjutkan pelarian mereka mengarah ke selatan.

Baru kali ini dalam sejarah kehidupan para warga Padepokan Keluarga Pemantik Inti Salju, mereka sekalian merasakan menjadi tak ubahnya seperti orang buruan dan hati mereka diliputi oleh kecemasan.
Adalah sesuatu hal yang tidak pernah mereka bayangkan sedetikpun bakal terjadi.
Kesadaran tersebut muncul karena mereka semua sebelum ini telah terbiasa hidup nyaman dan merasa aman mengandalkan kelihaian ilmu keluarga.
Meski begitu dalam keadaan tersebut?,..
Secara perlahan hubungan batin dan rasa kebersamaan senasib sepenanggungan diantara mereka sekalian malah semakin tumbuh akrab.
Dan anehnya, perasaan tersebut semakin menggelorakan hati kedua puteri pasangan Pendekar Tangan Es, bahkan terutama bagi Puteri Mila.

Yaaa,...

Gadis yang sangat cantik jelita bak peri khayangan ini dalam kondisi mereka yang sedemikian,..
Dimana dia sebelumnya sering menutup diri bahkan enggan bergaul dengan kasta yang lebih rendah dari dirinya, meski nyata mereka sekalian itu adalah warga padepokannya?,..

Kini,..
Justru mulai menunjukkan watak aslinya sebagai seorang gadis yang welas asih sekaligus berperan sebagai pemimpin yang cerdik dan tangguh.
Puteri sulung nan cantik jelita yang bahkan sebelumnya tak pernah sekalipun melakukan perjalanan pengembaraan ke dunia luar ini,..
Sedang diliputi perasaan berkobar untuk bertanggung-jawab terhadap keselamatan dan kelangsungan generasi penerus warga padepokannya.
Berbagai keputusan penting dia buat, termasuk dengan tangkas membagi tugas kepada para muda-mudi sekalian,..
Baik membentuk barisan pembuka jalan yang dia pimpin sendiri dan berisikan orang-orang muda atau para paman yang memiliki ilmu silat tertinggi diantara mereka.
Kemudian barisan tengah hanya dikhususkan untuk mereka yang lemah dan sedang terluka dalam serta perlu dilindungi.

Setelah itu yang terakhir, sengaja mengambil jarak agak jauh sedikit adalah kelompok pemuda atau para paman yang juga berilmu, namun mereka yang berposisi sebagai "ekor" ini?,..
Dia tugaskan untuk memantau situasi di belakang punggung rombongan, mengantisipasi seandainya ada penguntit yang tidak di kehendaki.

HASRAT BIDADARI - Pendekar Dibalik Layar 3Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang