Demikianlah,..
Setelah ikan bakar dinyatakan sudah matang?,..
Makanlah mereka semua dengan begitu lahap.
Dan nyatanya perkiraan semula diantara mereka yang menduga bahwa jumlah ikan tersebut terlalu banyak?,..
Jelas keliru, karena telah habis dimakan hingga semua bagian kepala ikan juga bersih dilahap, bahkan semua anak-anak kecil juga begitu menikmati.Juwita si nona peri yang setelah sadar dari pingsan dan kondisinya sudah jauh lebih baik menerima suapan makan yang dilakukan secara bergantian oleh Trisna maupun Cindy, namun akhirnya dia memilih untuk duduk dan menikmati makanannya sendiri.
Mungkin dikarenakan telah lama sekali si nona peri tidak merasakan makan ikan, apalagi semenjak pelariannya bersama Trisna?,..
Mereka berdua memang jarang makan makanan berat dan sesekali hanya mengkonsumsi jenis buah-buahan saja, dengan cara melabuhkan perahu mereka ke tepi pantai.Hal yang sama berlaku bagi anggota rombongan yang lain, entah dikarenakan mereka semua yang benar-benar kelaparan?,..
Karena memang kenyataannya selama menempuh perjalanan hingga tiba di tempat ini, selama itu pula mereka memang selalu hanya makan seadanya.
Ataukah jenis ikan tersebut yang karena masih segar sehingga terasa lebih lezat?,..Tetapi sebagian besar mereka menyadari, bahwa meski kedua uraian tadi kesemuanya benar, namun yang menjadi penyebab terutama adalah dikarenakan perasaan hati mereka diliputi oleh rasa tenteram juga damai.
Itulah mengapa mereka merasa barusan menikmati sebuah acara makan yang menurut mereka menunya paling enak, seolah yang paling lezat dari seluruh pengalaman hidup mereka selama ini.
Akhirnya semua orang bangkit berdiri dan melanjutkan perjalanan, dimana saat itu yang tinggal berbaring di tandu hanyalah Juwita saja sebagaimana pesan pemuda penolongnya tadi.
Si nona peri yang sebenarnya ilmunya sudah sangat tinggi ini, sebagaimana yang lain pada saat itu berada dalam keheningan.
Karena sambil melangkah melanjutkan perjalanan, mereka seperti sengaja membiarkan Jaka sebagai satu-satunya orang yang berbicara.
Saat itu dia sedang menuturkan siapakah pemuda tadi, dari awal perjumpaan dahulu ketika dirinya dan mendiang Pangeran Mahkota berjumpa alias ditolong oleh Waseso.
Kemudian tentang kunjungan mereka ke desa Watubok di negeri tetangga dan bertemu dengan duabelas nona bidadari yang adalah teman pemuda tadi.
Dimana pada bagian ini, ada salah satu pendengar yang menampakkan perubahan raut wajah teramat cerah menyiratkan kebahagiaan, yaitu si gadis asing bermata biru, berambut panjang lurus sepunggung meski berjenis sedikit bergelombang dan berwarna kemerahan.
Namun demikian, gadis asing nan cantik jelita itu hanya diam membisu tak bersuara.
Walau demikian perubahan raut wajahnya tadi dilihat oleh Puteri Mila dan Trisna yang berjalan mengapit dirinya kanan-kiri.Jaka kemudian menuturkan sepotong penggal sejarah si pemuda dan asal mula kenapa mendiang Pangeran Sanggalangit sampai mengangkat seorang lelaki tua warga biasa penduduk Gunumlatar menjadi ayah angkatnya, hanya gegara ingin tahu sosok dan keluarga yang dahulu telah menolong adik angkatnya ketika masih bocah.
Sehingga dari situlah terungkap sedikit masa lalu si adik angkat.
Penuturan Jaka terhenti demi mendengar pertanyaan Cindy dengan logat anehnya :"kak Jaka,.. sedeng itu apa sich?,.."
Yang beraksi cepat dan menjawab pertanyaan itu malah Puteri Kirana :
"sedeng itu sengkleh,.. atau miring,.. jadi bahunya begini loh adik Cindy,.."
Puteri Kirana kemudian memerankan sebagaimana yang dimaksud oleh Jaka, ketika tadi ada menyebut "bocah sedeng" :
"icchhhh,.. kasihan ya,.. terus apa lagi kak Jaka?,.."
Kemudian Jaka melanjutkan ceritanya, termasuk menyangkut peran duabelas nona bidadari hingga akhirnya membawa sebuah sejarah yang menciptakan perdamaian perang berkepanjangan antara dua kekaisaran di Sungai Putus.
Mendengar potongan sebagian besar cerita tersebut, semua orang diliputi berbagai rasa kagum dan penasaran untuk beberapa pihak.
KAMU SEDANG MEMBACA
HASRAT BIDADARI - Pendekar Dibalik Layar 3
FanfictionSeri ke III, dari dua sekuel "Pendekar Dibalik Layar I & II" Menuturkan sebagian jawaban perjalanan hidup yang begitu rumit dari seorang pemuda dusun bertampang biasa, namun berwatak mulia dan memperoleh karunia luar biasa, berupa warisan ilmu silat...