19. PRIA SEJATI 8

44 3 1
                                    

"hehehe,.. tak kusangka bakal sedemikian mudahnya kita memasuki Kotaraja dan malah sudah menginjakkan kaki di tembok dalam,.. hehe,.."

"ya benar katamu,.. rupanya hampir semua penduduk kota ini sudah berlalu pergi,.. hehehe,.."

"petok,.. petok,.. bek,.. bek,.. petok,.."

Tiga lelaki bertampang seram mengeluarkan tawa geli melihat tingkah salah satu temannya, lelaki berjubah ungu gambar tapal kuda dengan sulam benang perak di lengan kanan-kiri, yang baru saja terlihat menirukan seekor ayam betina mengepakkan sayap layaknya sehabis bertelor.

Namun tidak demikian bagi lelaki kelima berjubah sama.
Bedanya, tanda sulaman benang perak hanya terdapat satu baris di lengan kanan.
Menunjukkan bahwa orang ini adalah setingkat lebih tinggi dari empat lelaki yang lain tersebut.
Lelaki kerempeng bertampang dingin ini terdengar mendengus, lalu berkata :

"justru itu yang membuat tidak enak,.."

"mmm,.. maksud pimpinan satu?,.."

"coba saja kau pikir,.. tidak ada kedai makan atau minum yang buka,.. tidak ada penginapan,.. tidak ada kedai beras, pedagang sayur mayur, penjual daging ayam,.. semuanya tidak ada,.. terus apa gunanya uang yang kita miliki?,.. Mau dibelanjakan buat apa?,.."

Tampak keempat orang bawahannya saling tatap dan baru menyadari maksud sebenarnya yang dikatakan oleh pimpinan itu :

"eeee,.. tetapi,.. bukankah kota ini masih menyimpan perbekalan beras dan banyak ternak yang ditinggal begitu saja?,.."

"bukan hanya ternak, sawah juga ada,.. tapi mau sampai kapan?,.. Orang kita ratusan ribu,.. tiap hari mereka yang begitu rakus butuh makan,.. Makanya aku tadi perintahkan, agar anak buah kita jangan sesukanya membunuh orang, siapa juga yang akan menyediakan makan nanti?,.. Apakah anak buah kita ada yang bisa memasak nasi?,.. Memasak sayur atau lauk?,.. Kalau ada yang bisa pun, apakah rasanya sesuai dengan lidah?.. Sekarang aku tanya, apa kamu bisa mencuci baju?,.."

"hehehe,.. ya bisa lah pimpinan, tapi ya itu,.. malesss,.."

"nah kan,.. apa kubilang,.. bagaimanapun kita butuh orang,.. apalagi buat kita-kita ini yang taunya semua sudah beres,.. makanan sudah tersaji harus yang enak,.. ingin apapun tinggal tunjuk,.."

"benar juga ya,.. terus maksud pimpinan mengenai uang tadi?,.."

"coba kalian pikir lagi yang tadi aku katakan,.. semisal saja kita menawan orang, bahkan pun nich ya,.. tawanan itu kita beri dia upah yang banyak,.. terus upahnya yang tadi mereka terima, mau dia pakai buat beli apa kalau gak ada yang jualan?,.. lagi pula,.. aahhh,.. sudahlah,.. kalian juga nggak akan mengerti maksudku,.."

Tetapi,..
Bagaimanapun juga keempat pimpinan perak dua bukanlah orang yang terlalu bodoh amat, dimana mereka bisa mencerna apa yang dimaksud di waktu mendatang, sebagai efek jangka menengah atau jangka panjang keadaan dimaksud, terhadap bentuk kekaisaran yang nanti hendak dibentuk oleh pemimpin tertinggi mereka?

Kalau semua "rakyatnya" hanyalah terdiri dari manusia-manusia serakah seperti mereka sekalian ini, penjahat dan orang-orang yang selama ini hanya tahu satu hukum saja, yaitu hukum rimba?,..
Bagaimanakah sistem perputaran roda perekonomian dan juga cara kehidupan bermasyarakatnya?,..

Lamunan mereka dibuyarkan oleh kedatangan salah satu anggota mereka, berjubah benang merah :

"lapor pimpinan perak satu,.. tujuhpuluh anggota saya sudah berada di posisi wilayah barat,.."

"hmmm,.. bagus,.. kamu duduk dan bergabunglah dengan satu temanmu yang sudah di dalam,.."

"baik pimpinan,.. saya masuk kedalam,.."

HASRAT BIDADARI - Pendekar Dibalik Layar 3Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang