Chapter 62 : Kepala Biara Kecil Itu

47 15 0
                                    

Apa yang Chu Xun katakan, akan dilakukannya. Pagi-pagi sekali keesokan harinya, satu batalion pengawal yang bertugas di Perfektur An Xi sudah menanti di bawah penginapan. Chu Xun memilih baju yang paling mengesankan dan mengenakannya dengan benar. Kemudian, ia meminta pengawal bayangannya sendiri, si gadis yang bernama Mo Biao untuk meminjam sebilah pedang dan mempersenjatai dirinya sendiri dengan menggenggamnya di tangannya. Dengan gagah berani dan bersemangat, ia turun ke bawah untuk memimpin pasukan.

Rakyat jelata di dalam kota kecil itu pun keluar untuk menonton keramaian. Mereka mendengar para tentara meneriakkan, "Semoga Putra Mahkota panjang umur sampai seribu tahun."

Dalam sekejap, mereka pun mengambil langkah seribu dengan buru-buru. Yang Mulia Putra Mahkota yang dirumorkan itu, seperti seorang dewa dari kahyangan turun ke dunia fana saat ia muncul di kota kecil ini. Mulai hari ini dan seterusnya, mereka bisa menjadi lokasi penarik turis—sebuah tempat dimana Putra Mahkota pernah berkunjung sebelumnya. Pemilik penginapan itu tertawa sampai-sampai ia hampir kehabisan napas. Di masa mendatang, ia bisa memasang sebuah papan penanda—tempat dimana Putra Mahkota menginap sebelumnya. Ia harus menyegel kamar kelas satu yang pertama, itu hanya akan ada saat orang lain berkunjung!

Mereka yang tidak mengetahui kenyataannya masih terkesima dalam keterkejutan akan kemunculan tiba-tiba Putra Mahkota. Hingga Chu Xun menggerebek rumah hakim provinsi dengan membawa orang-orang itu dan kuda, mengepungnya, barulah semua orang tersadar. Bagi Yang Mulia Putra Mahkota, mendadak sampai di sini, bukannya untuk bermain-main, tetapi melakukan pekerjaan yang sebenarnya ....

Chu Xun mengutus pasukannya dan kuda-kuda untuk menangkap beberapa pejabat dimulai dari Kota Perbatasan Zhou sepanjang malamnya. Walaupun mereka semua hanyalah pejabat-pejabat kecil, sebongkah batu mampu menghancurkan ribuan lapis ombak. Chu Xun melakukan interogasi pada mereka satu kali. Buktinya sudah lama berada di tangannya. Keberuntungannya lumayan bagus, sebab, ia bahkan berhasil menemukan informasi yang tidak diketahuinya.

"Bagaimana kalian semua memindahkan garam-garam selundupan itu?" Chu Xun bertanya langsung di tempat.

Satu orang menangis ketika menjawab, "Menjawab Yang Mulia, dermaganya memiliki sebuah gudang khusus. Orang-orang di atas memindahkan garam selundupannya ke dalam sana. Kami hanya perlu membiarkan mereka lewat saat mereka berlayar dari dermaga. Yang Mulia, mohon selidiki dengan jelas, orang rendahan ini benar-benar tidak terkait dalam bisnis itu. Hanya saja, atasan-atasan kami akan menghancurkan kami sampai mati, jadi kami tidak berani membantah!"

"Kalau begitu, siapakah yang memindahkan mereka, seharusnya, paling tidak, kau tahu soal ini, kan?"

Orang itu mengelap ingusnya, "Orang rendahan ini benar-benar tidak tahu. Setiap kali, mereka akan memenuhi seluruh gudang dalam semalam. Tidak ada tanda-tanda siapa pun yang masuk atau keluar, sehingga orang rendahan ini merasa, itu agak aneh. Yang Mulia, orang rendahan ini tidak berani menyembunyikan kenyataannya dari Yang Mulia. Yang Mulia, mohon ampuni nyawa orang rendahan ini!"

Chu Xun dapat sebuah ide setelah mendengarkannya. Ia langsung menarik Mei Qian Deng dan pergi ke gudang tetap itu di dermaga. Setelah memeriksa sekitar, Chu Xun menundukkan kepalanya dan menghentakkan kakinya di lantai kayu itu. Sambil menghentakkan kaki, ia mencemooh, "Siapa yang akan dengan bodohnya memasang lantai kayu di dalam gudang? Dermaganya dekat dengan air, sangat lembap. Kayunya akan mudah lapuk. Di lain pihak, lantai kayu ini berkualitas sangat bagus."

Mei Qian Deng mengerti maksud Chu Xun. Ia menebak, tempat ini mungkin adalah rute tersembunyi yang terhubung ke tempat lain. Setelah memeriksa lantainya dengan hati-hati, ia menunjuk ke sebuah papan di bagian tengah, "Ayo coba yang satu ini."

Chu Xun berlari tergesa-gesa ke sebelah Mei Qian Deng. Berjongkok, ia membandingkannya. Ia mengetuk dan memukulinya berulang kali. Pada akhirnya, ia memberi sinyal pada Mei Qian Deng untuk maju ke depan.

What An Audacious And Sly Servant! [Terjemahan Indonesia]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang