Chapter 71 : Kakak Beradik

55 15 0
                                    

Sementara Mei Qian Deng dalam keadaan linglung, ia terus merasakan ada sepasang tangan jahat yang melecehkannya.

Di satu waktu, tangan itu akan menyentuh matanya, hidungnya, wajahnya, dan telinganya. Di lain waktu, tangan itu akan menyentuh tangannya dan membantu memasukkannya ke dalam selimut. Setelah minum anggur itu, seluruh tubuhnya terasa panas. Ia tidur dengan baju lengkap dan ia bahkan ditutupi dengan selimut setebal itu, Mei Qian Deng mengerutkan keningnya selagi ia menepis tangan yang sedang menyentuhnya sekaligus dengan selimut yang dengan ketat menyelimuti tubuhnya.

"Mengapa kau begitu tidak penurut?"

Seseorang bergumam di sebelah telinganya. Suara itu sangat enak didengar. Hanya saja, karena angin bertiup sampai telinganya terasa gatal. Mei Qian Deng bergerak ke dalam untuk menghindarinya. Ia melambaikan tangannya juga, seolah ia sedang mengusir lalat dan nyamuk sementara ia mengusir si Kaisar yang menyebalkan.

Chu Xun merasa, hanya melihat saja tidak cukup. Ia sungguh merasa tidak cukup melihat Mei Qian Deng. Wajah cantik itu, jari panjang yang kurus itu, bibir yang memikat itu. Chu Xun menjilati bibirnya sendiri. Bibirnya terasa agak kering dan mengelupas. Setelah waktu yang sangat, sangat lama, ia tidak bisa menghentikan dirinya sendiri untuk bergerak. Pelan-pelan, ia mendorong Mei Qian Deng lebih jauh ke dalam. Ia meniduri setengah bantal dan ranjangnya sementara ia tidur di sebelah Mei Qian Deng.

Hidungnya dipenuhi dengan aroma anggur dan aroma gadis cantik. Chu Xun membenamkan seluruh wajahnya di ceruk leher Mei Qian Deng. Ia mengendus seperti seekor anak anjing. "Tubuhmu sepertinya beraroma prem dingin, tidak bisa cukup menciumnya."

Pa——!

Ditampar oleh si pendekar perempuan Mei yang sedang lingluung, setengah wajah Chu Xun terbakar kesakitan. Bukan karena kekuatan pendekar perempuan Mei yang besar seperti seekor banteng. Hanya saja, dalam dua hari ini, ditendang, dan dikacaukan oleh senjata-senjata rahasia itu. Wajah tampan Chu Xun yang biasanya angkuh telah berubah, jauh hingga tidak bisa dikenali, dan seperti seekor kucing belacu saat mendapatkan cedera.

Demi gadis yang disukainya, sakit fisik ini bukan apa-apa!

Chu Xun berbaring miring, menghadap ke arah Mei Qian Deng. Melihat Mei Qian Deng tidak bisa tidur dengan nyenyak, ia membiarkan gadis itu memiliki semua bantalnya sementara ia membaringkan kepalanya di tangannya sendiri. Ia merasa tidak sampai hati untuk mengganggunya, sementara matanya menatap lekat pada wajah tertidur Mei Qian Deng.

Maniak-menatap-istri.

Diam-diam, ia merencanakan: Hari ini, Mei Qian Deng hanya tetap tinggal karena rencana melukai dirinya sendiri ini. Itu hanyalah rencana sementara. Jika ia ingin membuatnya kembali ke ibu kota dan ke istana kekaisaran bersamanya, sudah pasti Mei Qian Deng tidak akan menyetujuinya. Apa yang harus dilakukannya untuk membuat Mei Qian Deng bersedia tinggal bersamanya? Menyatakan cinta dan melamarnya? Tidak, itu terlalu mendadak. Delapan per sepuluhnya, itu akan sangat menakuti pendekar perempuan Mei hingga ia berlari kencang dengan bunyi whuss. Bersikap tebal muka? Bagaimana caranya jadi tebal muka ....

Chu Xun memandangi Mei Qian Deng sambil merenungi rencana. Tanpa disadarinya, itu masih tidak apa-apa, sampai kepalanya berpaling, tetapi wajah tampannya yang tidak tahu malu itu mendekati kepala Mei Qian Deng. Berpikir, cara macam apa untuk membuatnya tetap tinggal ... mengapa tidak memasak nasinya saja ... hei! Tidak boleh, betul-betul tidak boleh.

Zhen adalah penguasa suatu dinasti yang berprinsip dan berbudi luhur!

Chu Xun menggelengkan kepalanya. Tenanglah, tenanglah. Ia menarik napas dalam-dalam sebanyak tiga kali dan menenangkan pikirannya. Kemudian, ia mendekati wajah Mei Qian Deng. Hidung mereka bersentuhan, mereka sangat dekat.

What An Audacious And Sly Servant! [Terjemahan Indonesia]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang