Chapter 4 : Tipe Idola yang Berbakat

158 31 6
                                    

Ketika Chu Xun menerima kabar kembalinya Di Mu Yang ke ibu kota, ia tengah berjalan ke istana.

"Xiao Jing Zi, sanggul rambutku untuk hari ini, bantu aku membuatnya agak kendur."

"Yang Mulia Putra Mahkota, kenapa? Tidak bagus kalau kendur!"

Chu Xun pun menyeringai sembari memperhitungkan. Nanti, Di Mu Yang akan memberitahu Ayahanda Kaisar bahwa Tuan Muda Ke-7 Mei menderita akibat rencana jahat Paman Kekaisarannya. Apakah ia masih hidup atau tidak, masih belum diketahui. Ia harus sedikit berakting seolah ia agak kehilangan kendali. Hanya dengan begitulah, akan meyakinkan bahwa Putra Mahkota berhati baik dan punya integritas moral serta jujur dan juga tulus.

Selesai memikirkan tentang itu, ia mengeluarkan cermin kecil kesayangannya dari dadanya. Ia melihat ke sekitar wajahnya di dalam cermin, merasa sangat puas.

Ketika berakting, ia seperti seorang idola yang berbakat.

(T/N : kalimat aslinya adalah 实力派偶像 yang mana dianggap penerjemah Inggrisnya sebagai orang yang seperti idol karena kemampuannya, bukan dikarenakan penampilannya.)

Di Mu Yang, sesuai dengan peraturannya, membawa Mei Qian Deng yang mengenakan baju sepenuhnya berwarna hitam ke jalan yang langsung menuju ke gerbang istana.

Si Jenderal Kecil pun agak bingung. "Tuan Muda Mei, jenis baju seperti ini, bukankah terlalu biasa?"

Mei Qian Deng meliriknya sekali seraya berkata acuh tak acuh, "Saat bepergian keluar, aku hanya membawa dua pasang baju karena mereka bisa dicuci bergantian. Yang satunya sudah kotor."

"Ai, ini keteledoranku karena tidak mengurusi Tuan Muda Mei dengan baik!"

Tuan Muda ini menghentikan langkahnya sewaktu dengan serius meneliti Di Mu Yang dengan cermat. Kemudian, ia berkata, "Jendral Kecil Di, kau tidak perlu bersusah payah menjilatku demi membuat koneksi untuk Putra Mahkota. Karena sekarang aku masuk ke dalam istana, aku akan mendedikasikan dan mengabdikan diri pada tugasku dan tak akan mengecewakan kepercayaan Yang Mulia."

Di Mu Yang jadi sedikit malu. Tuan Muda Kecil Mei ini, entah apakah ia berbicara atau tidak, ucapannya selalu menyebabkan adegan pertumpahan darah; cepat, kejam, dan langsung.

"Bukan begitu, apa pun itu, aku tetaplah ...." Ia tidak tahu bagaimana meyakinkannya sehingga ia hanya bisa menarik tangan Mei Qian Deng. "Saudara Qian Deng, nantinya, kita akan berada di pihak yang sama. Aku juga tidak akan menyembunyikannya darimu. Yang Mulia Putra Mahkota kita, walaupun di permukaan tampak rendah hati, ramah, dan sopan, sebenarnya, ia adalah orang yang sangat rewel. Uh, mungkin agak narsis juga. Mungkin, sedari awal, ia tidak begitu menyukaimu, tetapi bukan masalah. Setelah saling mengenal cukup lama, hubungannya bisa berkembang. Yang Mulia Putra Mahkota sebenarnya adalah orang yang cerdas dan baik."

Seluruh wajah Mei Qian Deng tenang. "Terima kasih banyak atas informasinya."

Sejak awal, orang ini tidak peduli pada preferensi Putra Mahkota.

***

Ketika Chu Xun tiba di Istana Ming Hua, Di Mu Yang sudah membawa Mei Qian Deng waktu itu. Wajah Kaisar cukup mengerikan dikala ia mendengar Di Mu Yang melaporkan perihal peristiwa pembunuhan tersebut. Tepat saat ia ingin membuka mulutnya untuk menghibur si Tuan Muda Ke-7 Mei ini, seorang kasim mengumumkan.

Yang Mulia Putra Mahkota sudah tiba—

Putra Mahkota menutupi wajah dengan tangannya ketika ia masuk. Pakaiannya berantakan dan beberapa helaian rambutnya pun berjatuhan. Berbeda dari pakaiannya yang biasanya rapi itu.

What An Audacious And Sly Servant! [Terjemahan Indonesia]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang