Chapter 36 : Hutan Belantara

70 19 0
                                    

Mei Qian Deng membawa Chu Xun bersembunyi di dalam hutan.

Mereka tidak tahu musuh telah mengutus berapa banyak pembunuh bayaran dan mereka tidak tahu apakah musuh sudah menjalankan langkah selanjutnya.

Mereka bisa melihat langitnya akan segera gelap. Demi keamanan, Mei Qian Deng mengusulkan untuk menemukan satu rencana untuk bersembunyi.

Chu Xun mengikuti di belakang Mei Qian Deng. Yang Mulia Putra Mahkota diam-diam melihat arah punggung ramping di depannya. Ia merasa sangat aman. Semenjak mereka bertemu satu sama lain, Chu Xun merasa untuk pertama kalinya, kemunculan Mei Qian Deng dalam kehidupannya adalah hal yang sangat beruntung.

"Wei, kasar ...."

"En?" Mei Qian Deng berbalik. Wajahnya sepertinya tidak sehat. Alisnya agak berkerut. Meskipun matanya tenang, Chu Xun tentunya dapat merasakan ia sedang menyembunyikan sesuatu yang tidak beres.

Chu Xun menyadari keanehan Mei Qian Deng.

"Ada apa?" Hati Chu Xun serasa diremas. Sekarang ini, si kasar ini adalah satu-satunya harapan terakhirnya! Karena itulah, ia pun mau tak mau bergegas maju ke depan. Satu tangannya memegangi siku Mei Qian Deng sementara ia mengamati tubuh Mei Qian Deng. Walaupun ini musim panas, baju mereka masih belum kering. Sebelumnya, benaknya dipenuhi dengan pembunuhan tadi, dan bahkan tidak memikirkan Mei Qian Deng.

Chu Xun menggunakan akal sehatnya yang hanya sedikit itu untuk menebak. Tidak mungkin kan, karena baju basah merembesi seluruh tubuhnya dan tertiup oleh angin dingin di pegunungan, ia terserang flu? Tetapi, Putra Mahkota ini baik-baik saja. Si kasar ini berlatih seni bela diri sepanjang tahunnya, ia tidak mungkin selemah ini.

Setelah dipikirkan lagi, Chu Xun terpikirkan kemungkinan lainnya. "Tidak mungkin kan, kalau kau terluka?!" Di saat bersamaan ia memiliki tebakan ini, tangan Chu Xun seperti boneka bertali rusak, sepenuhnya menentang perintahnya. Dalam sekejap, tangannya sudah menyerbu bahu Mei Qian Deng.

Sikap tak terkendalikan semacam ini, untuk saat ini, ia merasa ini sangatlah mengkhawatirkan.

Tetapi selain dari kekhawatiran, sepasang tangan lincah namun hina milik Chu Xun ini menyentuh dari bahunya, menuju ke lengannya dan setelahnya dari lengannya kembali ke bahunya. Kemudian, ia memindahkan tangannya ke depan menuju dada Mei Qian Deng dari kedua sisi. Secara rasional, Chu Xun tidak berani menekan terlalu keras. Ia takut menekan luka dalam Mei Qian Deng. Namun, tentunya karena insting alami, ia tak mampu menahan diri untuk menekankan tangannya ke bawah.

Tiba-tiba saja, Chu Xun menyadari pergerakannya sendiri. Ia tertegun sejenak. Brengsek, aku menyerang dada seorang lelaki. Ia mempertahankan posisi pelecehan dada itu, menundukkan kepalanya dan menatapnya. Setelah itu, ia langsung tersadar dan menyembunyikan tangannya di belakangnya dengan kepala tertunduk seperti seorang bocah yang baru saja melakukan kesalahan. Chu Xun benar-benar takut Mei Qian Deng akan memotong tangan hinanya itu karena marah.

"Aku baik-baik saja." Nada bicara Mei Qian Deng sedatar sebelumnya.

Satu orang tertentu dengan rasa bersalah, mengangkat kepalanya dan dengan hati-hati menilai Mei Qian Deng yang ada di depannya. Selain dari perasaan bahwa tubuh sangat kurus milik Mei Qian Deng ini sebenarnya punya beberapa otot dada, ia benar-benar tidak memperlihatkan adanya tanda-tanda cedera. Mendadak, Chu Xun merasa agak kesal. Mengapa ia harus begitu mencemaskan Mei Qian Deng?! Makhluk ini datang dari jianghu, memiliki vitalitas yang kokoh, tentunya ia bisa menjaga dirinya lebih baik daripada Putra Mahkota ini.

Kemudian, Mei Qian Deng memutar tubuhnya dan terus berjalan maju dan membukakan jalannya.

Tiba-tiba saja, jeritan kaget Chu Xun datang dari belakangnya. Ksatria perempuan Mei bahkan merasakan ada gumpalan daging yang menyerang punggungnya, hampir membuat dirinya terjatuh.

What An Audacious And Sly Servant! [Terjemahan Indonesia]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang