Chapter 26

74 19 0
                                    

Chapter 26 : Mengumpulkan Pemandangan Mengingatkan Seseorang Akan Pemikiran yang Jauh

*

*

*

"Tuan Muda Kecil, orang rendahan ini masih belum memperkenalkan diriku. Orang rendahan ini bermarga Mo, nama lahir Nian Yuan. Mo Nian (pemikiran yang jauh) dari mengumpulkanpemandangan mengingatkan seseorang akan pemikiran yang jauh. Itu adalah karena saat ibuku melahirkanku, ia ditinggalkan oleh ayahku. Ketika ia menatap pemandangan, ia sarat akan kepedihan. Namun, sebenarnya aku bukannya bermarga Mo, tetapi karena ayahku tidak lagi menginginkan kami ibu dan anak, ibuku memberikanku marga Mo. Mo (tidak) yang berarti tidak ingin."

Mei Qian Deng sepenuh hati berusaha untuk bergegas di tengah malam sehingga ia betul-betul mengabaikan orang itu.

Kakak ini, yang memperkenalkan dirinya sebagai Mo Nian Yuan, berbaring di kereta. Hanya kepalanya saja yang berada di luar tirai kereta kudanya. Tadinya, Mei Qian Deng sudah mengikat tangannya di balik punggungnya dengan tali, dilingkarkan di sekeliling lehernya sebelum melemparkannya ke dalam kereta kuda di sebelah kaki Chu Xun. Namun, orang ini, bertekad kuat, seperti seekor ulat, sewaktu ia berpindah sedikit demi sedikit dari sebelah kaki Chu Xun menuju ke pintu kereta dan mengeluarkan kepalanya.

"Tuan Muda Kecil~~~"

Mei Qian Deng sudah direcoki melebihi batas kesabarannya, sewaktu jari ramping, lincah, panjangnya menekan sekali, menyegel titik akupuntur bisu orang ini.

Mo Nian Yuan menggantinya dengan menggunakan tatapan panas membara. Ia berbaring di sana sementara memandangi Mei Qian Deng tanpa henti. Ia berusaha menggunakan kekuatan pikiran dan ekspresi matanya untuk menggugah si penyendiri Tuan Muda Ketujuh Mei.

Itu adalah pertama kalinya Mei Qian Deng bertemu dengan orang setidak tahu malu ini. Pada akhirnya, ia tak punya pilihan lain selain menyumpalkan sisa separuh roti kukus siang tadi ke dalam mulutnya. Kemudian, ia membentangkan kertas minyak untuk menutupi kepalanya. Baru setelah itulah, dapat dianggap tenang.

Mo Nian Yuan: Boo hoo, roti kukusnya kebesaran, aku tidak bisa mengunyahnya. Liurku menetes ....

Chu Xun: Penipu ini sangat menjijikkan! Ia seperti seekor anjing dengan liur berceceran di seluruh kereta kudanya!!

Setelah melalui interogasi penuh penyiksaan, bisa dikatakan kalau Mo Nian Yuan mengaku dengan sukarela.

Ia memang menyamar sebagai Putra Mahkota untuk menipu makanan dan minuman. Kata-kata aslinya begini: "Koki perempuan di Biara Perempuan Ru sangat tolol. Aku hanya tidak pergi ke sana untuk makan makanan vegetarian, tetapi siapa sangka kalau Nona Su akan kabur ke ibu kota untuk mencari Putra Mahkota?! Tuan Muda Kecil, aku bahkan bukan seorang biksu, mana mungkin aku tahan hanya makan makanan vegetarian? Bukankah kau pikir juga begitu?"

Ia berbicara seolah-olah ia cukup teraniaya.

"Pada waktu itu, aku tidak tahu Nona Su pergi mencariku. Setelah beberapa hari, saat aku pergi ke sana lagi, aku menemukan kalau koki perempuannya sudah berganti. Sejujurnya, keterampilannya jauh di bawah Nona Su, tetapi tubuhnya jauh lebih baik daripada Nona Su. Aku bersumpah, pada saat itu, aku benar-benar tidak punya ide licik. Dia sendiri yang bersikeras memintaku tetap tinggal. Saat ia bertanya siapa diriku, aku memikirkan, bagaimana jika Nona Su kembali setelah tidak berhasil menemukanku di ibu kota. Jika ia mengetahui kalau koki perempuan ini punya hubungan juga dengan Putra Mahkota, aku pikir mereka berdua akan bertarung sampai mati dengan spatula. Bukankah kau juga berpikir begitu? Itulah kenapa, aku bilang kalau aku adalah Pangeran Chen ...."

What An Audacious And Sly Servant! [Terjemahan Indonesia]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang