Chapter 83 : Kabedon

51 15 0
                                    

(T/N: kabedon adalah istilah dari bahasa Jepang, yang berarti memukul tembok/dinding/dsb dengan kuat sampai-sampai berbunyi. Contoh gambarnya ada di bawah ini.)

Zhen bukan seorang kaisar yang terangsang!

Zhen bukan seorang kaisar yang terangsang!!

Zhen bukan seorang kaisar yang terangsang!!

Dengan canggung, Chu Xun menarik kembali bibirnya. Di pintu masuk kamar Mei Qian Deng, ia merapalkan kalimat-kalimat itu sebanyak tiga kali dan menelan ludahnya untuk melembapkan tenggorokannya (hasrat) yang haus (kelaparan) setelah berlari.

"Kau sudah ... bangun?"

Tidak peduli dimana pun dan kapan pun, pendekar perempuan Mei selalu bisa mempertahankan bakat tenangnya. Perlahan-lahan ia menurunkan cangkirnya dan menjawab pelan, "En."

En, aku sudah bangun sekarang.

Penjelasannya?

Kenapa aku terbangun?

Tidak ada penjelasan.

Bagaimanapun juga, pendekar perempuan Mei tidak tahu bagaimana tepatnya ia terbangun.

╮(╯▽╰)╭

Rahang Zhu Li berderak. Ia ingin mengatakan sesuatu tetapi takut keceplosan. Karenanya, ia pun berjinjit sementara diam-diam ia melarikan diri dari tempat 'kejadian' perkara. Masalah di antara para majikan, lebih baik bagi para majikan untuk menyelesaikannya sendiri. Pokoknya, nubi tidak tahu apa-apa. Tidak tahu!!!

Dua jam kemudian.

Pendekar perempuan Mei duduk di atas ranjang, tidak mengatakan apa-apa.

Chu Xun duduk di depan meja, tidak mengatakan apa-apa juga.

Mereka berdua mempertahankan keheningan sejak awal hingga akhir.

Sebenarnya, pendekar perempuan Mei tidak memikirkan apa pun. Ia sedang menunggu orang lainnya untuk mulai duluan, karena memang selalu gayanya untuk mendengarkan dengan baik saat orang lain berbicara. Ia tidak harus menyampaikan apa pun. Semenjak ia masih kecil, ia bukanlah orang yang ekspresif.

Sementara Chu Xun, benaknya meledak, seakan-akan seluruh mahkluk hidup di dunia ini sudah berputar-putar sekali di dalam pikirannya. Pendekar perempuan Mei yang berada jauh saja, bahkan sanggup merasakan dendam hitam yang kuat dari tubuh Chu Xun.

Sejujurnya, pendekar perempuan Mei sedang merenung apakah harus berbaring untuk berpura-pura tak sadar lagi. Jika Kaisar ingin mencium, ia bisa mencium lagi satu kali. Bagaimanapun juga, Kaisar pasti bukanlah seorang kaisar yang terangsang. Ia pasti hanya ingin merasakan pencapaian menyelamatkan orang lain dengan sukses.

Di waktu yang bersamaan, "Zhen ...."

Chu Xun benar-benar tidak sanggup menghentikan membuka mulutnya. Tetapi, ia tidak tahu apa yang harus dikatakannya. Sudah pasti, ia tidak akan pernah mengungkapkan kenyataan kalau sebenarnya ia sudah mengetahui Mei Qian Deng hanya berpura-pura tidak sadarkan diri. Kalau tidak, bukankah itu membuatnya jelas bahwa ia adalah seorang Kaisar yang sedang mencoba memakan tahunya?

(T/N: sepertinya ini ungkapan yang artinya mengambil keuntungan dari Mei Qian Deng.)

Ia harus menghindari lubang ini, "Zhen tahu. Kau tidak benar-benar menyukai istana kekaisaran. Tetapi zhen telah menyebabkan kau terluka. Racunnya terlalu aneh. Sebelum lukanya sembuh, tetaplah berada di istana. Zhen ingin bertanggung jawab atas dirimu. Sebelum Kakak Mei Keenam pergi, ia memberitahukan pada zhen, kapan pun kau ingin pergi, akan sesuai dengan keputusanmu sendiri."

What An Audacious And Sly Servant! [Terjemahan Indonesia]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang