Chapter 102 : Semua Bintang Berkumpul (Bagian Kedua)

31 12 4
                                    

Zhao Shu Ran dan Qian Qian kembali ke tempat duduk mereka masing-masing. Kerumunan tanpa sadar mengalihkan tatapan mereka pada si penguasa perempuan dari kerajaan Po Ye, yang belum berbicara. Kerajaan Po Ye ini, berada di sisi timur dari kerajaan Chu, berlayar melalui lautan akan membutuhkan setidaknya setengah bulan untuk sampai di sisi lainnya. Karena rute lautnya seringnya tenang, perdagangan di antara kedua kerajaan selalu sering. Namun, keluarga kekaisaran Po Ye selalu menyatakan diri mereka sebagai keturunan dari makhluk abadi yang diusir. Mereka menyukai hal-hal aneh itu. Bahkan, kebanyakan pewarisnya sebagian besar adalah perempuan, dan mereka jarang sekali ambil bagian dalam urusan politik.

Chu Xun juga tidak menyangka, kali ini kerajaan Po Ye sungguh ambil bagian kali ini, dan datang secepat ini.

Penampilan Yu Qing Ruo, melihat kelima bagiannya secara terpisah, mereka akan tampak cukup normal. Namun, menggabungkan mereka di wajahnya, mereka tampak seperti memiliki kekuatan iblis yang membuat orang terus melihatnya. Ini mungkin yang dikenal sebagai pantas untuk dipandangi kedua kali. Ditambah, nona ini berkulit luar biasa, tidak perlu bedak wajah karena ia mulia dan tak bernoda.

Ia tidak merasakan apa-apa tentang mereka yang memandanginya. Ia sedikit tersenyum. Suara jernih dan dinginnya terdengar tenang, "Aku sudah membuat orang lain tertawa. Aku tidak punya bakat yang pantas untuk dipertunjukkan. Walaupun tidak ada pertunjukan yang buruk, aku bisa mempersembahkan sebuah hadiah. Aku dengar, Kaisar Chu sangat berminat dalam merawat wajahnya. Secara khusus, aku membawakan sebuah produk perawatan wajah dari Po Ye sebagai hadiah untuk Kaisar Chu."

Setelah mengatakannya, ia mengeluarkan sebuah kotak berpernis seukuran telapak tangan dari lengan jubahnya dan menyerahkannya pada dayang yang ada di belakangnya. Dayang itu mengantarkannya dengan hormat. Yu Qing Ruo tersenyum berseri-seri sembari memandang Chu Xun, menanti Chu Xun untuk membukanya.

Chu Xun penasaran, ia mengulurkan tangannya untuk menerimanya.

Di pertengahan, ia dihentikan oleh gonggong.

Chu Xun: Hei! Produk perawatan wajah surgawi zhen!

Dengan tenang, Mei Qian Deng merebut kotak tersebut dan berkata pelan, "Yang Mulia, ini adalah peraturan istana. Benda-benda yang diberikan pada Kaisar harus diperiksa oleh nucai lebih dulu."

Chu Xun mengatupkan bibirnya dan menarik kembali tangannya.

Mei Qian Deng membuka kotak itu, mewakili Chu Xun. Ia melihat sepotong kayu hitam di dalamnya. Kayu itu memiliki aroma manis yang ringan. Mei Qian Deng membiarkan Chu Xun melihat dari kejauhan sebelum menutup kembali kotak kecil tersebut.

"Itu adalah gaharu laut." Yu Qing Ruo memperkenalkannya, "Tumbuh di dasar laut dalam, tumbuh bersama dengan koral qilin. Gaharu ini hanya tumbuh sedikit setiap sepuluh tahunnya. Dengan panjang gaharu laut ini, diperkirakan, usianya sekitar sepuluh ribu tahun. Yang Mulia dan Ibu Suri hanya perlu meletakkan gaharu laut ini di dalam air jernih, dan gunakan air ini untuk membersihkan wajah kalian dan mandi setiap harinya untuk menutrisi kulit kalian menjadi lembut dan putih. Istana kekaisaran kami memiliki potongan yang jauh lebih besar, dan telah digunakan selama seratus tahun. Para pangeran dan putri menggunakan mandi sejenis ini semenjak masih kecil." Pantas saja, kulit penguasa perempuan ini sebagus ini.

Mata Chu Xun sudah bersinar. Ia mengisyaratkan dengan tangannya pada Mei Qian Deng, memberinya sinyal agar membawakan kotak itu kemari. Walaupun Mei Qian Deng tidak pernah melihat gaharu laut, ia sudah pernah mendengar tentang keajaiban dari benda ini dulu, ketika ia bekerja untuk Qian Wan San. Pendekar perempuan tidak begitu mementingkan tentang penampilan luar dan kekayaan. Ia sudah pernah mendengarnya dan memikirkan tentang itu sebelumnya. Ia tidak pernah berpikir, hari ini ia dapat melihat benda misterius ini. Ketika Chu Xun membuka kotak itu lagi, ia pun memandanginya dua kali lagi.

What An Audacious And Sly Servant! [Terjemahan Indonesia]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang