Chapter 93 : Menggali sebuah Lubang

38 14 0
                                    

Dikatakan, selama pertemuan mahkamah pagi hari ini, Chu Xun membiarkan Mei Qian Deng untuk menyerahkan pengukuhan pernikahan di antara Nona Muda Keempat Di dan si tiran kecil dari keluarga Zhang. Mei Qian Deng sangat efisien. Saat para pejabat pergi melalui pintu aula utama secara berkesinambungan, ia sudah menyerahkan rancangan titah kekaisaran dengan kedua tangannya pada Chu Xun, menunggu Chu Xun untuk menggunakan segel giok kekaisaran untuk meresmikannya agar berpengaruh.

Si Kaisar yang penuh tipu daya ini diam-diam melirik ke arah 'gonggong' di depannya. Ia hanya melihat Mei Qian Deng dengan wajah tenang dan penurutnya, seolah-olah ia tidak memedulikan tentang para pejabat yang 'memaksa Kaisar untuk menikah'. Tentu saja, mana mungkin ia memedulikan tentang itu? Chu Xun menyetel hatinya dan bertanya-tanya dalam perutnya. Ia punya sebuah ide.

"Titah kekaisaran ini, kirimkan secara langsung ke Kediaman Jenderal." Chu Xun telah menyegel titah kekaisarannya. Ia mengirimkan tatapannya pada orang-orang di bawah. Jenderal Agung Di bersama Di Mu Yang. Tepat saat mereka baru saja akan melangkah keluar dari pintu, Chu Xun segera menghentikan mereka, "Jenderal Agung, tolong tunggu. Mei gonggong akan pergi untuk mengumumkan titahnya. Kau bisa membawa serta dirinya di waktu yang bersamaan."

Jenderal Agung Di masih belum kembali dari mimpi indahnya untuk menjadi 'calon ayah mertua Kaisar' yang hancur berkeping-keping. Ia berhenti dan matanya tampak bengong selagi ia menjawab pelan-pelan, "Baik." Wajahnya seperti orang yang tidak ada lagi hal yang tersisa untuk hidup.

Mei Qian Deng berlari dengan langkah kecil menuju ke tempat Jenderal Agung Di sementara Chu Xun yang tetap duduk di takhta kekaisaran di belakangnya, diam-diam melambaikan tangannya pada Di Mu Yang. Ia mengirimkan tatapan rahasia yang telah mereka janjikan di antara mereka, memberi sinyal pada si Jenderal Kecil agar datang seorang diri untuk berbincang. Tanpa kata, Di Mu Yang memahaminya. Ia memberitahu ayahnya, "Ayah, masih ada beberapa kata yang ingin kusampaikan pada Yang Mulia. Kau pergilah duluan. Aku akan menyusul nanti."

"Jangan menunda terlalu lama. Kita masih harus menerima titahnya." Jenderal Tua Di melambaikan tangannya dan dengan linglung pergi keluar. Ia hampir menabrak pintu, dan jatuh, tetapi Mei Qian Deng dengan cepat menangkap orang tua itu, menyelamatkannya dari bahaya.

Chu Xun mengantarkan Mei Qian Deng dan Jenderal Tua Di dengan matanya hingga sosok mereka menghilang keluar dari istana sebelum menolehkan kepalanya dan menatap Di Mu Yang.

"Yang Mulia?"

"Katakan, saat titah kekaisaran zhen sampai nanti, reaksi macam apakah yang akan dimiliki Kakak Perempuan Keempatmu?"

Di Mu Yang merenung. Dalam benaknya, berbagai insiden terkait Kakak Perempuan Keempatnya melintas. Dengan sifat Nona Di yang enerjik, sangat jelas akan kesukaan dan ketidaksukaannya, menentang titah dan melarikan diri dari pernikahan, sudah sangat ringan; jika ia serius, kemungkinan, ia akan membersihkan lehernya dan menggantung dirinya sendiri. Ia akan lebih memilih mati ketimbang menikah. Atau barangkali, ia akan memegangi tombak berjumbai merahnya dan membunuh suaminya sendiri lebih dulu, malah bersedia untuk menjadi seorang janda seumur hidupnya ....

Di Mu Yang menjawab dengan bijaksana, "Kakak Perempuan Keempat dan putra Zhang itu selalu merasa satu sama lainnya tidak menyenangkan. Dengan adanya pengukuhan pernikahan ini, sudah pasti akan menyebabkan keributan besar."

Chu Xun mengangguk. Kemudian, ia tersenyum, "Hubungan kita selalu baik. Nona Keempat sudah pasti akan memintamu memohon pada zhen menggantikan dirinya, berharap agar zhen akan menarik kembali titah tersebut."

Di Mu Yang menyadari makna tersirat di balik kata-kata meyakinkan sang Kaisar dan dengan cepat menjawab, "Seorang penguasa tidak pernah boleh mengingkari perkataannya. Chen akan melakukan yang terbaik untuk membicarakannya secara logika dengan Kakak Perempuan Keempat dan tidak akan membiarkannya datang untuk mengganggu Yang Mulia!" Di depan kesetiaan, si Jenderal Kecil Di yang berdarah panas ini bahkan dapat mengabaikan cinta, perasaan, dan segalanya.

What An Audacious And Sly Servant! [Terjemahan Indonesia]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang