Chapter 111 : Kemurkaan Kekaisaran

44 13 0
                                    

Pada akhirnya, Mei Qian Deng tidak ingat bagaimana ia kembali ke ranjang di Istana Ming Jue. Dengan kandungan alkohol di dalam kumis itu, kapasitas minum-minumnya yang kecil itu tidak mungkin sanggup mengatasinya. Di saat ia mengusap-usap kepalanya selagi ia bangun dari ranjang, hari sudah siang.

Mei Qian Deng mencium tubuhnya. Bau anggur dan daging panggangnya masih ada. Pendekar perempuan Mei yang selalu menyukai kebersihan pun mengernyit. Ia membuka pintu dan pergi keluar, ingin meminta seseorang agar mengantarkannya air untuk mandi, tetapi ia melihat orang-orang di luar sana sedang bingung dan sibuk.

Ia menghentikan seorang dayang istana secara acak, "Apa yang terjadi?"

"Mei gonggong, akhirnya kau bangun! Apa kau baik-baik saja?!"

Beberapa dayang istana di Istana Ming Jue akrab dengan Mei Qian Deng. Ia memutar-mutar tubuh Mei Qian Deng secara paksa sembari memeriksa.

Setelah itu, ia pun berkata, "Ai, Yang Mulia muntah-muntah tanpa henti di tengah malam. Tabib kekaisaran mengatakan kalau beliau keracunan makanan, dan pertemuan mahkamah pagi hari ini ditiadakan. Sekarang ini, beliau sedang berbaring lemah. Gonggong, kau harus segera pergi menengok Yang Mulia."

Mei Qian Deng menggunakan qinggong-nya. Dayang istana itu tidak melihat dengan jelas bagaimana pendekar perempuan Mei bergerak. Ia hanya merasakan embusan angin dan tidak ada orang lagi di depannya.

***

Sekarang ini, Chu Xun sedang berbaring di ranjang kekaisaran dengan mata terpejam, tetapi ia tidak tidur. Ia benar-benar tidak punya tenaga. Ia sudah hidup selama ini, tetapi itu adalah pertama kalinya ia merasa sesakit ini. Saat ini, tenggorokannya serasa terbakar, perutnya sakit, ususnya sakit, dan 'bunga krisan'nya juga sakit. Tabib kekaisaran sudah membuatkan sebuah resep obat sementara Zhu Li memaksanya untuk minum. Sekarang, mulutnya terasa pahit sekali.

Mengingat tadi malam, ia memapah Mei Qian Deng yang mabuk kembali ke Istana Ming Jue. Para pelayan di istana sudah terbiasa dengan interaksi mereka, mereka hanya menanyakan sang Kaisar, apakah ia membutuhkan seseorang untuk membawa gonggong ke dalam kamarnya.

Mana mungkin Chu Xun membiarkan seseorang menggendong Mei Qian Deng? Mei Qian Deng yang mabuk seperti gumpalan lumpur, itu adalah saat terbaik untuk melakukannya.

Chu Xun telah memikirkannya waktu itu, melihat kesempatan besar ini, ia mungkin harus meniduri Mei Qian Deng malam ini. Pikirannya menciptakan beberapa adegan dan tenggorokannya sudah mengering.

Pendekar perempuan Mei yang mabuk adalah yang orang yang imut, ia bahkan mengumamkan, "Anggur Putri Xiang Xiang enak sekali. Manis dengan wangi susu, jauh lebih enak daripada yang pernah kuminum sebelumnya."

"Lalu, apa kau mau minum lagi?"

Mata Mei Qian Deng yang mabuk pun setengah terbuka, samar-samar diselimuti dengan kebodohan karena ia benar-benar bertanya, "Apakah masih ada lagi?"

"Tidak ada lagi!"

Mei Qian Deng meneguk sisa rasanya, "Baiklah, kalau begitu ...."

Chu Xun membaringkan Mei Qian Deng di atas ranjangnya. Entah apakah tubuh yang memanas akibat berkeringat setelah menggendong orang dewasa, atau disebabkan oleh insting lelaki, Chu Xun menjilati bibirnya yang agak kering. Matanya terang dan menusuk sementara ia memandangi Mei Qian Deng yang sepertinya tertidur.

Setiap kali ia mabuk, Mei Qian Deng sangat penurut. Dengan anggur kelas satu, ia akan bergantung pada orang lain.

Kamar itu tidak diterangi, jendelanya terkunci dan pintunya juga tertutup. Sebagai tindakan pencegahan, Chu Xun berbalik dan mengunci pintunya. Pengawal bayangan yang bertugas melindung Kaisar setiap saat, Mo Biao, berada di atas atap. Ia sedang ragu-ragu apakah ia harus mengangkat gentingnya untuk menyaksikan situasi di dalam ruangan.

What An Audacious And Sly Servant! [Terjemahan Indonesia]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang