Chapter 53 : Keadaan Darurat dari Perbatasan Utara

75 15 0
                                    

Di Mu Yang ikut dengan Jenderal Di untuk menekan kerusuhan untuk waktu yang cukup lama. Saat ia kembali dan bertemu dengan Chu Xun lagi, ia terus merasa ada sesuatu yang berbeda tentang Chu Xun.

Apa perbedaannya?

Ia tidak bisa mengutarakannya.

Waktu itu, Chu Xun berdiri di luar gerbang kota untuk menyambut Di Mu Yang yang kembali membawa kejayaan, tetapi, Yang Mulia Putra Mahkota, yang belum pernah pergi ke medan perang, terdapat badai pasir yang memenuhi matanya.

Oleh sebab itu, Di Mu Yang diam-diam bertanya pada Mei Qian Deng, "Tuan Muda Kecil, apakah Yang Mulia Putra Mahkota mengalami serangan saat aku tidak ada? Atau kemalangan? Atau apakah itu sesuatu yang tidak pantas diketahui oleh orang luar?"

Mei Qian Deng merenunginya dengan serius dan menggelengkan kepalanya, "Selain dari adanya seorang anak kecil tambahan di dalam istana, sepertinya tidak ada hal lain yang terjadi di sekitar Putra Mahkota."

"Apa?! Darimana asalnya anak itu?!" Di Mu Yang baru saja kembali, jadi ia tidak tahu keberadaan Xiao Jian. Sekarang, karena ia sudah mendengarnya, ia hampir saja melompat. Ia baru saja pergi beberapa hari, tetapi Yang Mulia Putra Mahkota sudah mempunyai seorang anak. Itu pasti dikarenakan caranya kembali yang salah.

Mei Qian Deng menceritakan padanya mengenai kemunculan Xiao Jian dalam cara yang sangat disederhanakan dan menyembunyikan tentang keluarga Yue. Di Mu Yang butuh beberapa waktu untuk memaksakan dirinya menerima masalah ini. Ia benar-benar tidak mengerti, bagaimana seorang anak kecil bisa jatuh dari langit. Ia bertanya lebih jauh pada Mei Qian Deng, "Tuan Muda Kecil, apa kau menyadari bagaimana Putra Mahkota jadi kurang begitu banyak bicara daripada dulu? Dan sepertinya, ia jadi lebih sabar. Temperamennya sudah tidak lagi terburu nafsu seperti dulu dan lebih mengekang dirinya sendiri. Apa kau sungguh yakin itu bukan disebabkan karena menerima suatu rangsangan, sampai berubah begitu?"

Apakah ada perubahan dalam diri Chu Xun?

Mei Qian Deng membandingkan dengan hati-hati, Chu Xun yang dulu dan yang sekarang tetapi ia tidak bisa menyadari adanya perubahan yang jelas. Terlebih lagi, Putra Mahkota selalu bersamanya, kalau bukan di dalam istana, maka itu adalah ketika mereka pergi mengunjungi Pulau Kecil Mei Zi tetapi, Chu Xun tidak menerima rangsangan apa pun di sana. Mungkinkah, kejadian terakhir kali Pejabat Senior Song berpura-pura menjadi hantu dan menakuti Putra Mahkota sampai menangis itu, dianggap sebagai rangsangan? Namun, belakangan ini, jumlah Chu Xun marah-marah memang menurun. Sekali lagi, saat seseorang hidup, ia pasti akan berkembang. Ini bukanlah suatu hal yang aneh.

Mei Qian Deng malah balik bertanya, "Putra Mahkota berubah begitu, itu menuju ke arah yang baik. Bukankah itu sesuatu yang pantas untuk dibanggakan? Mengapa Jenderal Kecil Di merasa cemas?"

Di Mu Yang merasa itu benar setelah dipikirkan. Bisa jadi, Chu Xun terbangun suatu hari dan mendadak mendapatkan pencerahan.

Hanya saja, Jenderal Kecil Di berinteraksi dengan Putra Mahkota sedari masa kanak-kanak. Ia jelas-jelas mengetahui temperamen Chu Xun. Untuk membuat si narsis Putra Mahkota melihat dan menerima kekurangannya dan memperbaiki mereka, Yang Mulia Putra Mahkota pasti telah mengalami lika-liku yang besar dan menjadi dalam di hatinya.

"Tidak, tidak, tidak. Yang Mulia Putra Mahkota pasti mempunyai rahasia di dalam hatinya."

Mei Qian Deng: "...."

Selain itu, ketika Di Mu Yang kembali, ia membawakan sebuah kabar yang masih belum diungkapkan pada publik.

***

Di dalam Ruang Baca Kekaisaran, ayah dan anak keluarga Di, berdiri di depan meja kekaisaran. Chu Xun ada di sana juga. Chu Xun menerima sebilah pedang dari tangan Jenderal Besar Di dan menyerahkan itu pada ayahnya. Wajah Kaisar terlihat mengagumkan sewaktu ia dengan cermat memeriksa pedang lebar tersebut. Ia bisa melihat permukaan pedang yang bersinar terang seperti perak, tipis seperti sayap jangkrik dan sinar menyilaukan yang terpancar kemana-mana. Delapan per sepuluhnya, pedang itu dapat memotong besi seolah itu adalah lumpur. Meskipun ia bukan ahlinya, hanya dengan satu atau dua ayunan di tangannya, ia bisa merasakan kalau ini adalah pedang yang sangat bagus.

What An Audacious And Sly Servant! [Terjemahan Indonesia]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang