Chapter 107 : Masa Lalu yang Tidak Diketahui

43 14 0
                                    

Sesuai dengan wasiat Qing Yi, Catatan Penempaan Keluarga Yue ini diambil dari gurunya.

Chu Xun terkejut, "Kau punya seorang guru?"

Gadis kecil itu tidak tahan untuk tidak mencemooh Chu Xun. Kenapa aku tidak bisa punya guru? Kalau tidak ada guru, siapa yang mengajarinya semua keterampilan ini? Tetapi, gurunya sudah meninggal. Baru-baru ini. Mantan fuma Bai Putri Agung merupakan majikan dari gurunya. Bai Qiu Qu memerintahkannya agar menjalankan sebuah misi dan ia mati selama misi itu. Itu juga dikarenakan oleh kematian gurunya, makanya Bai fuma tidak mau melatih anak-anak yang menghabiskan uang dan waktu ini dan menuntun Qing Yi membawa kawanannya berkeliaran di sekitar dan sampai di ibu kota untuk mencuri barang.

Chu Xun mengusap dagunya dan memincingkan matanya. Baru-baru ini, apakah itu artinya Bai Qiu Qu memerintahkan guru mereka untuk membunuhnya ....?

Chu Xun menyelidiki, "Misi apa yang sedang dikerjakan oleh gurumu waktu itu? Apakah ia memberitahukan atau menyerahkan sesuatu padamu?"

Qing Yi tidak mengetahui keberadaan gurunya. Hanya saja, sebelum ia pergi, ia menyerahkan buku ini pada Qing Yi dan mengingatkannya agar menjaganya baik-baik. Di masa depan, jika mereka tidak punya cara lain, ia bisa mencoba menjual buku ini untuk mendapatkan sejumlah uang. Tentunya Qing Yi menanyakan asal muasal buku ini untuk mengetahui mengapa buku itu terdengar sangat berharga.

Gurunya memberitahunya, buku ini dicuri dari sebuah keluarga penempa pedang yang bergengsi. Waktu itu, ia menerima perintah untuk membantai seluruh keluarganya. Bai Qiu Qu ingin mereka menemukan teknik rahasia penempaan pedang tersebut. Ia menemukannya, tetapi ia tidak menyerahkannya. Gurunya telah melalui hari-hari penuh bahaya dan berdarah untuk waktu yang lama. Ia ingin menyimpan buku itu, supaya di masa depan, ketika ia dapat mengundurkan diri ke jianghu, ia masih bisa bergantung pada buku itu untuk mendapatkan sejumlah keuntungan.

Qing Yi memegangi buku itu sambil menyaksikan sosok gurunya yang pergi. Ia sudah menduga kalau gurunya tidak akan kembali lagi. Untuk menyerahkan benda paling berharganya pada orang lain, itu jelas-jelas memberitahukan wasiatnya. Wajah kecil Qing Yi tidak senang, "Aku juga ingin mengetahui kenapa guru mati."

Walaupun Chu Xun merasa tidak ada yang salah dengan pembunuh yang dikepung dan dimusnahkan, gadis kecil di depannya ini lumayan menyedihkan. Ia tidak memberitahu Qing Yi tentang bagaimana gurunya meninggal, dan ia tidak akan mengatakan gurunya telah membunuh kerabat siapa dan mencuri pusaka milik siapa. Itu hanyalah masalah dari perbedaan pendirian. Chu Xun berpura-pura ia tidak tahu apa-apa. Di saat anak-anak ini tumbuh besar, melihat betapa rumitnya dunia ini dan mengerti banyak hal tidak dapat secara jelas dibagi-bagi menjadi hitam dan putih, ia akan memberitahu mereka tentang masa lalu ketika ia punya kesempatan.

"Gurumu melakukan begitu, karena ia mencemaskan kalian semua masih terlalu muda dan tidak bisa hidup dengan layak. Zhen akan, sesuai dengan harapan gurumu, menggunakan buku ini sebagai pertukaran untuk pertumbuhan kalian yang damai. Bagaiamana?"

Qing Yi agak lega dalam hatinya dan diam-diam mengkritik: Berbicara seolah aku bisa bilang 'tidak' saja. Orang-orang dewasa ini benar-benar munafik.

Guru pernah berkata: seseorang yang bijaksana, memahami dan menyerah pada keadaan.

Dengan patuh, ia menyerahkan Catatan Penempaan Keluarga Yue, "Bolehkah aku menambahkan permohonan lainnya?"

Si Kaisar yang licik mengangkat alisnya. Ia tertarik, "Katakan."

"Kawananku dan aku tidak punya rumah untuk pulang. Bisakah Yang Mulia menganugerahkan pada kami, sebuah rumah di pinggiran kota? Sebuah rumah baru ada ketika ada bangunannya. Tidak perlu besar, selama kami semua masing-masing bisa punya satu kamar."

What An Audacious And Sly Servant! [Terjemahan Indonesia]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang