Chapter 94 : Gonggong, Tolong Aku

31 11 0
                                    

Mei Qian Deng dimintai secara sopan oleh Jenderal Kecil Di, seolah ia sedang memohon seorang dewa untuk pergi keluar istana dan menemui Kakak Perempuan Keempatnya. Pendekar perempuan Mei agak bingung, termasuk merasa agak takut dan berfirasat buruk.

Nona Keempat Di berdiri di depan pintu gerbang istana yang sedikit terbuka. Ia sama sekali tidak bergerak, seolah ia adalah dewa pintu. Ia dan pasukan perempuannya berpindah-pindah di sekitar ibu kota sepanjang tahunnya dan ia adalah nona dari Kediaman Jenderal. Pengawal yang bertugas di gerbang istana mengenali gadis yang belum menikah ini. Sekarang ini, tidak ada yang berani maju untuk menghentikan tindakan anehnya, mengundang keramaian, yang tidak menyadari kenyataannya pun mengelilingi gerbang istana.

Nona Keempat Di menunggu dan menunggu. Ia merasa sangat gugup. Ia merasa itu sangat lama, tetapi merasa sangat cepat juga. Akhirnya, ia melihat sosok Mei Qian Deng yang muncul dari belokan. Ia ingin terbang ke sana, tetapi ia dihentikan oleh pengawal, "Nona Keempat Di, kau masih belum dipanggil, kau tidak boleh masuk."

"Ai, bukannya aku mau masuk ke istana untuk mencari masalah dengan Yang Mulia!" Walaupun dalam hatinya, ia sungguh ingin menonjok Chu Xun.

Mei Qian Deng melihat satu figur yang bergerak tanpa henti di gerbang utama istana kekaisaran. Sembari berjalan, ia mulai ragu-ragu dan menolehkan kepalanya untuk menanyai Di Mu Yang, "Jenderal Kecil, untuk alasan apakah kakak perempuanmu mencariku?"

"Ei, ini ... urusan kakak perempuanku, lebih baik baginya untuk memberitahukannya padamu secara pribadi!"

"Tidak mungkin, ia ingin melarikan diri dari pernikahan dan ingin aku mencarikan bantuan untuknya di dalam jianghu, kan?"

Di Mu Yang menatap ke atas langit, "Er, ini mungkin agak sedikit lebih merepotkan daripada itu." Jenderal Kecil menjilati bibirnya. Setelah berpikir singkat, ia menambahkan, "Tuan Muda Kecil Mei, Nona Muda Mei, memperhitungkan hubungan rekan seperjuangan kita yang dulu, tolong bantulah kakakku!" Ia dengan cepat memberikan Mei Qian Deng tatapan penuh makna.

Mei Qian Deng, "...."

Tepat saat mereka sampai di gerbang, Nona Keempat Di berteriak, "Penyelamat!" Diikuti itu, ia berlutut di tanah dan memeluk paha Mei Qian Deng, "Kumohon padamu, tolong selamatkan aku."

Kepala Mei Qian Deng berkeringat dingin. Ia ingin menarik orang itu naik, tetapi Nona Keempat Di tidak mau berdiri, menyebabkan kerumunan yang menonton jadi tidak tenang.

"Nona Keempat Di, tolong bangun dulu dan katakan."

"Tidak, kau harus berjanji untuk membantuku dulu. Barulah setelahnya aku akan bangun. Kalau tidak, aku akan tetap berada di sini, sampai aku berubah jadi mayat." Biasanya, sebagai ketua pasukan, Nona Keempat Di pernah melihat banyak sekali orang yang tidak tahu malu, tetapi ia tidak pernah membayangkan, akan datang suatu hari, dimana ia menggunakan langkah seperti itu juga.

Mei Qian Deng melihat ke bawah kepada Nona Keempat Di dan mendongak melihat kerumunan yang menonton. Biarpun ia terbiasa untuk tenang, sekarang ini, ia tidak bisa. Ia menyentuh hidungnya sendiri. Dalam hatinya, dengan cepat ia memperhitungkan. Tujuan Nona Keempat Di, tentu saja ia bisa menerkanya. Tetapi, untuk benar-benar menyetujuinya, itu akan bertentangan dengan prinsipnya sendiri. Lalu, apa yang harus dilakukannya?

Setelah beberapa saat, Mei Qian Deng berujar acuh tak acuh, "Aku berjanji akan membantumu, tetapi mari kita ganti tempat untuk mendiskusikannya."

Nona Keempat Di membuka mata kelincinya yang merah lebar-lebar dan bertanya dengan gembira, "Sungguh?"

"En."

Nona Keempat Di mengelap wajahnya dan cepat-cepat memanjat naik. Menarik Mei Qian Deng, ia pergi ke kedai teh terdekat.

What An Audacious And Sly Servant! [Terjemahan Indonesia]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang