Chapter 19 : Tebakan Putra Mahkota

103 20 2
                                    

Chu Xun memiliki beberapa gagasan dalam benaknya.

Ketika ia kembali, ia langsung ingin mendiskusikannya dengan Pejabat Senior Song.

Pejabat Senior Song menjepit hidungnya selagi ia berujar tidak senang, "Long Kecil, bau apa ini di tubuhmu?"

Chu Xun mengusap tubuhnya dan wajahnya langsung berubah menghitam. Ia berbalik dan beranjak pergi.

"Long Kecil, mau pergi kemana kau?"

Chu Xun tidak menjawabnya tetapi ia berhenti berjalan. Ia memiringkan kepalanya dan melemparkan tatapan pedih ke arah Pejabat Senior Song.

Dari mulut Mei Qian Deng, kemudian, Pejabat Senior Song pun mengetahui garis besar masalahnya.

Pejabat Senior Song menganalisa sementara Mei Qian Deng mendengarkan.

"Prefektur An Xi kaya dan makmur. Sejak lama, hukum dan disiplinnya ditegakkan dengan ketat. Pasar gelap garamnya tidak akan besar."

Mei Qian Deng menganggukkan kepalanya.

"Dan lagi, orang-orang ini membangun persembunyian mereka di dekat Prefektur An Xi. Apakah kau tahu mengapa?"

Mei Qian Deng menundukkan kepalanya seraya berpikir dengan hati-hati. Setelah beberapa waktu, ia menjawab, "Sungai Lu Luo."

Pejabat Senior Song merasa sangat puas. Anak ini benar-benar cerdas dan mengagumkan. "Tepat sekali, karena Sungai Lu Luo. Prefektur An Xi memiliki dermaga terbesar di sepanjang Sungai Lu Luo. Mudah untuk transportasi dan oleh karenanya, tak peduli kemana pun arah tujuan gang tersembunyi di dalam penginapan kecil itu, garam yang diselundupkan itu sudah pasti akan dikirimkan melalui dermaga Prefektur An Xi. Kemudian, mereka akan didistribusikan ke tempat-tempat yang jauh."

Mei Qian Deng mengerti.

Chu Xun tak lagi menyusahkan dirinya dengan penginapan kecil itu karena ia telah menemukan target yang lebih besar.

Chu Xun baru saja selesai mandi sehingga ia wangi dan ia bergoyang masuk ke dalam kamar tersbeut. Saat ia masuk melalui pintu, pertama kali, ia melirik Mei Qian Deng. Ia bersumpah, ia bukannya dengan sengaja memerhatikan Mei Qian Deng. Hanya kebetulan saja pandangannya tertuju pada Mei Qian Deng. Melihat penampilannya, menundukkan kepalanya seraya merenung serius, jantungnya berdebar-debar. Benaknya tanpa sadar mengulang adegan Mei Qian Deng memasukkan jari ke dalam mulutnya.

Apa-apaan dengan adegan kotor ini?!

Chu Xun menggelengkan kepalanya. Rambutnya masih basah. Saat ia menggoyangkan kepalanya, tetesan air di ujung rambutnya bertebaran kemana-mana. Pejabat Senior Song pun meraung keras, "Long Kecil, kenapa kau bertingkah seperti seekor anak anjing?!"

"...."

Seperti kata pepatah, seekor babi yang mati tidak takut pada air mendidih. Chu Xun telah diracuni sekian lama oleh Mei Qian Deng dan Pejabat Senior Song, kedua orang ahli berlidah tajam yang menantang ancamannya. Hatinya menjadi lebih tak tergoyahkan. Ia pun semakin menggelengkan kepalanya ke arah Pejabat Senior Song. Kemudian, ia duduk di sisi satunya Pejabat Senior Song yang mana berseberangan dengan Mei Qian Deng.

(T/N : idiom yang artinya bertahanlah.)

"Nan Bai Cheng, orang ini, aku harus merepotkan Pejabat Senior untuk membicarakan mengenai keterangannya."

Semenjak Kaisar yang tinggal jauh di dalam istana kekaisaran nun jauh di sana saja telah mengetahui masalah ini, ini menunjukkan kalau masalah ini telah berlangsung dalam jangka waktu yang lama. Agak tidak mungkin kalau para pejabat lokal di Prefektur An Xi yang berdekatan tidak mengetahui masalah ini. Dari menyelundupkan garam sampai masuk ke pasar, ada banyak bagian tak terpisahkan dari bantuan para pejabat lokal. Pejabat Provinsi Senior tidak melaporkan masalah ini untuk melindungi rekan-rekannya atau sebenarnya ia adalah salah satu dari dalangnya? Mungkin juga kalau Nan Bai Cheng tak bersalah. Sebagai Pejabat Provinsi Senior, ia harus melaporkan pada Kaisar dan hanya menunggu agar petinggi mengirimkan orang untuk menyelidikinya.

What An Audacious And Sly Servant! [Terjemahan Indonesia]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang