Chapter 51 : Lonjakan Arus Bawah

74 18 0
                                    

Chu Xun masih belum membagikan pemikirannya dengan Mei Qian Deng.

Ia takut Mei Qian Deng akan cemas.

Dulu, ia akan melihat pemandangan yang terdistorsi saat menatap Mei Qian Deng. Berkabut dan tidak bisa dilihat dengan jelas. Tetapi kini, akhirnya ia paham. Meskipun Mei Qian Deng bermulut ceplas-ceplos, ia baik hati. Jika ia mengetahui Xiao Jian adalah seorang yatim piatu, ia akan lebih menyayanginya lagi, memberikan lebih banyak perasaan pada tubuh Xiao Jian.

Chu Xun adalah Putra Mahkota, terlahir di dalam keluarga kekaisaran. Mengalir di dalam darahnya, ada semacam ketidakpedulian. Ia bisa melihat dengan jelas bahaya dan ketidaktahuan dari anak ini. Apabila suatu hari nanti kenyataannya terungkap, identitas Xiao Jian, atau mungkin keberadaannya akan mengancam keselamatan Mei Qian Deng, bahkan keluarga kekaisaran. Lalu, ia akan memilih untuk melindungi Mei Qian Deng dan keluarga kekaisaran. Tak bisa terelakkan, ini akan menciptakan konflik di antara mereka berdua.

Saat ini, Chu Xun hanya berharap agar implikasi di balik anak ini, semakin sedikit, semakin baik.

Yang terbaik adalah, bayi itu hanya seorang yatim piatu tetapi dipungut oleh pahlawan yang ksatria dan setelahnya tanpa sengaja mengirimkannya masuk ke istana kekaisaran agar membiarkan anak ini menjalani kehidupan yang baik.

"Putra Mahkota?"

Chu Xun yang sedang melamun, tiba-tba saja bertemu pandang dengan mata hitam jernih Mei Qian Deng. Wajahnya langsung memerah dan hampir saja jatuh ke tanah. Ia buru-buru menstabilkan jantungnya. Ia mau meneriakinya tetapi ia cepat-cepat menahannya. Tidak boleh! Ia mau memulihkan kembali sosoknya. Karena itu, ia menelan angin dan mengambil postur yang sabar dan tenang. "Ada apa?"

"Tuan Muda Zhao mengundangku makan di rumahnya malam ini. Xiao Jian agak batuk, jadi aku tidak akan membawanya keluar. Putra Mahkota, bisakah kau membantuku menjaga Xiao Jian sebentar?"

Chu Xun langsung berubah tidak senang. Zhao Mo Ran hanya mengundangmu untuk makan? Tidak masalah kalau ia tidak mengundang Putra Mahkota ini juga. Kau bahkan mau Putra Mahkota ini membantumu menjaga seorang anak? Mei Qian Deng, kenapa kau tidak naik ke langit saja sekalian?

Namun, ia mengekang rajukannya dan hanya memasang wajah datar. "Ada begitu banyak kasim dan dayang di dalam istana. Ia tidak akan menghilang."

"Aku tidak bisa tenang."

"Kalau begitu, bukankah tidak apa-apa kalau kau tidak pergi makan di rumah Zhao Mo Ran."

Mei Qian Deng mengedipkan matanya. Sekarang ia sudah belajar bagaimana caranya berpura-pura tak berdosa. Di saat Chu Xun melihat wajah halus dan menawannya, hatinya melembut. "Baik, baik, baik. Pergilah kalau kau mau. Putra Mahkota ini akan membantumu menjaganya."

Mei Qian Deng mengucapkan terima kasih. Ia menjejalkan Xiao Jian ke dada Chu Xun dan dalam sekejap, ia sudah berlari.

Chu Xun menundukkan kepalanya untuk menatap Xiao Jian, sementara Xiao Jian mendongakkan kepalanya untuk memandang Chu Xun.

"Mei Qian Deng sudah pergi bermain sendirian tanpa membawa kita. Tidak ada gunanya menatapku."

Tiba-tiba saja, Xiao Jian tertawa dan melemparkan dirinya ke dalam pelukan Chu Xun, mengeluarkan suara tawa "gegege" seolah ia benar-benar suka menghabiskan waktu sendirian bersama Chu Xun.

Chu Xun memutar bola matanya, "Jangan kira kalau aku tidak tahu, kau sebenarnya adalah orang yang sombong. Melihat kalau Putra Mahkota ini bisa menutupi dirimu dengan statusku yang tinggi dan pengaruhku yang besar, sama seperti sekelompok antek-antek ini. Kau begitu muda, tetapi sudah perhitungan. Saat kau tumbuh dewasa, delapan per sepuluh, kau akan menjadi malapetaka. Biar kuberitahu padamu, kalau kau berani melukai Mei Qian Deng, aku pasti, tidak akan pernah melepaskanmu ...."

What An Audacious And Sly Servant! [Terjemahan Indonesia]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang