Chapter 5 : Raja Dingin Berlidah Tajam

142 29 14
                                    

Mei Qian Deng diam-diam menunggu di koridor Istana Ming Jue.

Sekarang ini, akhir musim semi. Rerumputannya meninggi dan burung-burung kepodang berterbangan di udara. Ini merupakan masa pertumbuhan paling kuat bagi ribuan makhluk hidup di dunia.

Ada sebatang pohon dadap di luar Istana Ming Jue. Bunga merah menyalanya menutupi puncak pohon, tampak beriringan dengan awan fajar yang cerah. Mei Qian Deng memandanginya hingga ia tersesat dalam lamunannya. Orang yang berada di belakangnya mengira ia tidak berbicara. Hanya saja, saat orang itu ingin menepuk pundaknya, sosok Mei Qian Deng melintas dan tangan orang itu malah mendarat di udara kosong.

(T/N: Ini adalah foto dadap-yang warna bunganya merah.)

"Tuan Muda memiliki keterampilan yang hebat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Tuan Muda memiliki keterampilan yang hebat. Nubi, Zhu Li memberi hormat pada Tuan Muda Mei." Si 'penyergap' adalah seorang dayang istana. Usianya sekitar dua puluh tahunan. Fitur wajahnya cantik dan menarik dengan wajah bundar dan mata yang besar. Namun penampilannya yang serupa mawar Cina itu, membuat orang merasa ia mencoba melampauinya sebagai bunga peoni.

(T/N : nubi arti literalnya adalah budak wanita.)

Mei Qian Deng meliriknya. Ia sangat menyendiri, tetapi Zhu Li membalasnya dengan mata yang menggoda.

"Ini merupakan pertama kalinya Tuan Muda Mei masuk istana. Jika ada pertanyaan, mohon jangan ragu untuk bertanya pada nubi. Nubi tinggal di ujung bagian barat bangunan Tuan Muda. Tetapi, selama siang hari, nubi sangat sibuk. Akan lebih baik datang di malam hari. Semakin larut semakin baik." Setelah itu, ia masih ingin bersandar di tubuh Mei Qian Deng.

"Kau tidak benar-benar membersihkan kotoran matamu."

".... Nubi akan undur diri sekarang juga!" Dayang istana itu benar-benar malu. Wajahnya pun memerah parah. Ia memegangi matanya dan berlari. Ia berlari cukup cepat, nyaris tersandung di tangga koridor.

Kebetulan, Xiao Jing Zi keluar dari kamar Putra Mahkota dan menangkap sekelebat dari baju si dayang istana. Ia tersenyum seraya bertanya, "Barusan ini, ada seorang dayang pemberani yang melecehkan Tuan Muda Mei?"

"Tidak apa-apa."

"Yang Mulia Putra Mahkota tidak suka ada dayang yang melayaninya. Ia sudah membubarkan banyak sekali dayang. Yang tersisa adalah yang dipilih oleh Kaisar untuk pengurusan khusus. Anda tahu kan, Yang Mulia Putra Mahkota akan segera menginjak kedewasaannya. Ia harus mempelajari beberapa keterampilan untuk menghasilkan generasi berikutnya. Namun, biasanya, Putra Mahkota tidak punya mood mengurusi mereka. Kalau mereka menyinggung Tuan Muda Mei dengan cara apa pun, mohon maafkanlah mereka."

Mei Qian Deng tidak ada respon lain sewaktu ia mengulangi dingin, "Tidak apa-apa."

Xiao Jing Zi pun menggertakkan giginya saat ia menggigil.

Perhatian Mei Qian Deng tertuju pada Istana Ming Jue di belakangnya sewaktu ia mencari satu sosok tertentu. Ternyata, Chu Xun masih belum muncul. Ia agak mengerutkan dahinya. Xiao Jing Zi memerhatikan suasana hatinya lekat, sehingga ia cepat-cepat menjelaskan, "Yang Mulia Putra Mahkota sedang tidak sehat hari ini. Nucai harap, Tuan Muda Mei bisa menunggu lebih lama lagi. Yang Mulia akan segera keluar."

What An Audacious And Sly Servant! [Terjemahan Indonesia]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang