Chapter 87 : Seorang Gonggong yang Baru

37 16 0
                                    

Pertemuan pagi mahkamah keesokan harinya.

Kaisar masih belum tiba ketika satu suara sampai duluan:

"Yang Mulia telah tiba—"

Para pejabat sipil dan militer berlutut di lantai, "Semoga Kaisar hidup dan memerintah selama sepuluh ribu tahun, puluhan dari puluhan ribu tahun—"

Chu Xun memasang wajah kaku sewaktu ia masuk ke aula utama. Dengan wajah yang mendalam dan angkuh, ia berkata, "Semua aiqing, kalian boleh bangun." Mengikuti itu, dengan hati-hati ia menolehkan kepalanya, mengintip ke samping, dimana ada seorang kasim muda yang tampan berdiri.

Gonggong itu sangat berkonsetrasi dan sangat tenang selagi ia membuka mulutnya, "Melapor jika ada yang ingin disampaikan, mundur apabila tidak ada apa-apa—"

Kanselir Agung, yang berdiri di depan, adalah yang pertama mengangkat kepalanya. Mahkamah hari ini sedikit berbeda. Yi, Yang Mulia telah menggantikan kasim pribadinya? Mengapa gonggong ini tampak akrab? Aku terus merasa aku pernah melihatnya di suatu tempat .... Itu seperti reaksi bergelombang. Pejabat sipil dan militer di belakang juga mengangkat kepala mereka serentak selagi mereka menaksir si gonggong baru yang ada di sebelah Kaisar ini.

Gonggong itu masih tenang.

Sebaliknya, Chu Xun lebih gugup dan malu-malu, "Tuan Kanselir Agung, apa kau punya masalah untuk dilaporkan?"

"Ah ... membalas Yang Mulia ... hari ini chen tidak punya masalah ...."

"Sebaliknya, zhen yang punya masalah. Apakah Hakim Ibu Kota sudah hadir di mahkamah?"

Si Hakim Ibu Kota yang berdiri di ujung pun bergetar. Meskipun ia telah mempersiapkan dirinya kalau ia akan dipanggil oleh Kaisar, saat waktunya datang, kakinya masih jadi lemas akibat pusing dan kebingungan.

Si Hakim Ibu Kota berlari ke Kursi Kekaisaran. Dengan bunyi 'buk', ia berlutut di lantai, "Weichen di sini."

Chu Xun melirik gonggong yang beberapa langkah jauhnya darinya. Ia melihat gadis itu berdiri lurus dengan matanya yang terkulai. Itu adalah ekspresi dari melakukan perjalanan spiritual yang jauh, jauh sekali, disebabkan oleh ketidakterarikan dengan mahkamah kekaisaran. Kaisar merasa bahwa ada sebuah kalimat yang salah diucapkan. Kasimnya jauh lebih cemas daripada Kaisar? Tidak mungkin, sekarang ini, ia terlalu cemas hingga Kaisar nyaris mati.

(T/N: permainan kata, mungkin. Kalimat lainnya yang serupa adalah si penonton (kasim) lebih cemas daripada si pemain (kaisar).)

Seseorang berdeham dan bertanya pada Hakim Ibu Kota dengan pantas, "Kemarin, Yang Mulia kecil dari kediaman Putri Agung terluka di jalanan?"

"Benar." (suara bergetar)

"Terkena pukulan sampai tidak bisa bangun dari tempat tidur?"

"Benar." (suara yang malu)

"Belakangan ini, ibu kota bukan hanya diluar kendali atas perampokan yang kerap kali terjadi. Di siang bolong, anggota keluarga kekaisaran sungguh dipukuli di jalanan. Ketertiban umum di ibu kota sekacau ini. Untuk apa aku punya kau sebagai Hakim Ibu Kota? Mengapa kau tidak mengundurkan diri lebih awal dan pulang ke rumahmu? Itu bahkan bisa menghemat uang zhen."

Hakim Ibu Kota itu ditakuti oleh Chu Xun. Ia sepenuhnya tengkurap di lantai sewaktu ia menangis, "Mohon jangan marah, Yang Mulia. Weichen akan mengurusi rakyat jelata yang kurang ajar itu secepatnya!"

Chu Xun menyeringai, "Rakyat jelata yang kurang ajar? Mengapa zhen merasa itu adalah gerakan tak berguna dari beberapa pejabat tertentu? Biar zhen tanya padamu, bisakah kau menemukannya? Apa kau sudah ada perkembangan dengan perampokannya? Sudahkah kau menangkap para penyerang yang memukul mereka?"

What An Audacious And Sly Servant! [Terjemahan Indonesia]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang