Chapter 97 : Tepat Sasaran

34 12 0
                                    

Chu Xun membawa serta Mei Qian Deng dan secara diam-diam mencari Pejabat Senior Song.

Mereka tidak menyangka akan berpapasan dengan Jenderal Tua Di di depan rumah Pejabat Senior Song. Mereka tidak mengetahui apakah Jenderal Tua Di dibuat marah oleh Pejabat Senior Song atau ia sedang merasa murung, karena tampangnya sangatlah buruk. Ketika ia melihat Chu Xun dan Mei Qian Deng, jelas sekali ia terkejut. Ia membuka mulutnya sedikit, tetapi ia tidak tahu apa yang dikatakan untuk sekarang. Sehingga, wajahnya memburuk.

"Kebetulan sekali, Jenderal Agung Di juga kemari untuk membicarkan tentang masa lalu dengan Pejabat Senior Song?" Chu Xun merasa reaksi Jenderal Tua Di ini agak berlebihan, tetapi ia tidak begitu memikirkannya.

Jenderal Agung Di mengangguk kecil. Setelah memberi hormat pada Chu Xun, ia tidak banyak biacara selagi ia buru-buru pergi. Ketika ia melewati Mei Qian Deng, pendekar perempuan Mei dapat merasakan tatapan menusuk dari Jenderal Agung Di. Amarah yang tertembak dari matanya itu membuat pendekar perempuan Mei bingung.

Diam-diam, Mei Qian Deng menerima tatapan itu. Ia tidak terlalu merasakan apa-apa soal itu. Ia diam dan secara alami mengikuti Chu Xun untuk memasuki kediaman kecil tersebut.

Ketika Pejabat Senior Song melihat Chu Xun, ia begitu kaget hingga tanpa sadar ia berkata, "Mengapa kalian semua di sini?! Sungguh, seseorang benar-benar tidak boleh menjelek-jelekkan orang lain di siang bolong, membicarakan tentang si iblisnya."

"Kau sedang menjelek-jelekkan zhen dengan Jenderal Agung Di?!" Chu Xun mengerutkan kening. Untuk mengatakan Pejabat Senior Song menjelek-jelekkan orang lain, itu sangat alami. Tetapi, Jenderal Agung Di adalah orang tua yang sangat jujur, bagaimana bisa ia mengikuti contoh buruk Pejabat Senior Song.

Pejabat Senior Song terkikik-kikik, "Long Kecil, demi menghentikan para pejabat dari memaksamu untuk menerima Nona Di sebagai istrimu, beberapa hari yang lalu, secara sembarangan, kau menjodohkan putrinya dengan seorang tiran kecil sebagai suaminya. Jenderal Tua Di sudah mengingat ini dalam hatinya."

Tak diragukan lagi, Jenderal Agung Di mendapatkan sakit kepala yang besar tentang putri keempatnya yang masih belum menikah, yang tidak suka berias, dan lebih memilih seni bela diri. Tetapi, pada akhirnya, ia adalah putrinya sendiri. Dalam hatinya, ia sangat memedulikannya. Kalau tidak, ia tidak akan membiarkan Nona Keempat Di melakukan apa pun yang disukainya. Ketika pernikahan tersebut dikukuhkan, Jenderal Agung Di mungkin kebingungan dan tidak bisa bereaksi tepat waktu, tetapi sudah dua hari. Meski jika Jenderal Agung Di tidak menyadari trik kecil Chu Xun dan menunda masalah penunjukan Permaisuri, Kanselir Agung, sekaligus para menteri di Enam Dewan yang banyak mulut itu akan mengatakannya tanpa henti di telinga Jenderal Agung Di.

"Zhen kemari untuk masalah ini juga." Chu Xun tidak merasa ia melakukan hal yang salah di sini. Ia hanya mengatasi rintangan dalam persiapan untuk hari hujan dengan pengukuhan pernikahan untuk Nona Keempat Di dan memilih Permaisuri. Jika ia memecahkan mereka secara terpisah, itu akan jadi membunuh dua ekor burung dengan sebongkah batu, sebuah situasi yang sama-sama menguntungkan! Tidak mungkin kan, kalau Nona Keempat Di akan berharap untuk menjadi Permaisuri?

Chu Xun menarik tangan Mei Qian Deng agar ia akan berada di sisinya. Dengan dadanya yang membusung, "Zhen dan Xiao Mei Zi yakin ini adalah pilihan yang akan memberikan Nona Keempat Di, kebahagiaan terbesar." Berkata begitu, ia memberikan tatapan 'kemari dan setuju dengan zhen' pada Mei Qian Deng.

Sayangnya, Mei Qian Deng tidak mengikuti selagi ia mengubah topiknya, "Apakah Pejabat Senior Song tahu dimana si gadis lentera?"

Orang tua itu cemas, "Deng Kecil, kenapa kau ingin bertemu dengan siluman perempuan itu?"

"Ada sesuatu untuk meminta bantuannya."

Penampakan si gadis lentera itu sangat cepat, sesuai dengan cara bergeraknya yang misterius. Chu Xun baru saja mengambil secangkir teh untuk diminum ketika cangkir di tangannya menghilang. Si gadis lentera memegangi cangkirnya sembari duduk di seberang Chu Xun. Hari ini, ia mengenakan gaun biarawati biru keabuan biasa, tetapi tanpa topinya, membiarkan rambut hitam panjangnya terurai turun. Ia meniup cangkir itu dan pelan-pelan menyesapnya. Chu Xun masih menundukkan kepalanya di tengah kekagetan itu sementara si gadis lentera memberikan senyum kecil pada Mei Qian Deng yang berdiri di belakangnya.

What An Audacious And Sly Servant! [Terjemahan Indonesia]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang