Terhitung sudah lima hari, kedekatan pengantin baru itu tampak harmonis. Bagaimana ketika istrinya selalu bersikap manja, lalu suaminya dengan sabar selalu menuruti apapun kemauan istrinya selagi tidak menyimpang.
Al, lelaki itu berkali-kali mengucapkan rasa syukur atas keharmonisan rumah tangganya. Ia tahu, ini baru awal saja, perjalanan mereka masih panjang sekali, dan tentu akan melewati berbagai jalan yang berkelok.
Al sedang membaca sebuah buku sejarah Islam, ia ditemani oleh istrinya yang menaruh kepalanya di atas paha suaminya. Ia pun sedang melakukan hal serupa, Emira diperintahkan suaminya untuk membaca buku, yang berjudul Khadijah.
Mereka berdua terlarut dalam buku bacaannya masing-masing. Bahkan Emira merasa tersentuh sekaligus terharu setelah tahu makna dari buku tersebut. Sosok wanita hebat yang menjadi inspirasi para muslimah.
Emira menutup buku yang dibacanya, tidak mau melanjutkan. Kemudian menaruh buku itu di atas perutnya. Ia mendongak ke atas untuk melihat wajah suaminya yang tengah fokus membaca.
Emira kemudian bingkas duduk menghadap suaminya.
"Pak?" panggilnya pelan, menatap suaminya yang menurunkan buku untuk melirik sebentar istrinya.
"Apa?" tanyanya, setelahnya ia kembali fokus membaca.
Emira berdecak kesal, lantas merampas buku yang dipegang Al. Membuat kedua alis suaminya itu menyatu.
"Saya bosen."
Wajah Al tadinya mengerut, kini kembali netral. Ia menghela napasnya, lalu mengambil perlahan buku dari genggaman istrinya.
"Mau ngapain biar gak bosen?" tanya Al lembut.
Senyum sumringah muncul di bibir Emira, membuat hati Al menghangat.
"Ke Mall!" pekiknya girang.
Al bergeming sejenak, untuk mempertimbangkan. Sedangkan Emira berharap cemas.
"Boleh," izin suaminya, hal itu membuat Emira langsung bersorak senang.
"Tapi, kamu harus menutup aurat dengan sempurna." syaratnya.
Emira memberenggut kesal, ia memukul lengan suaminya dengan keras.
"Pake gamis?" tanyanya, lalu diangguki Al dengan cepat. "Gak bisa pake celana panjang aja gitu?" Al menggeleng cepat. "Pake rok aja deh, gimana?" Al kembali menggeleng cepat, tak takut lehernya akan putus.
Emira mencebik kesal. "Kok, gak boleh? Kan, sama-sama menutupi."
Al mencubit gemas dagu istrinya, yang langsung ditepis oleh sang empu.
"Beda, sayang. 'Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman dalam QS. Al-Ahzab ayat 59 yang artinya, 'Wahai Nabi! Katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu, dan istri-istri orang mukmin, "Hendaklah mereka menutupkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka." Yang demikian itu agar mereka lebih mudah untuk dikenali, sehingga mereka tidak diganggu. Dan Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang.' Nah, maksudnya, kamu sebagai wanita muslim, wajib menutup seluruh tubuh kamu dengan jilbab. Jilbab itu yang sering disebut sebagai baju gamis. Insyaallah kamu akan selalu dilindungi oleh Allah SWT." jelas Al dengan pelan.
Emira terdiam, sebenarnya dia sudah tahu mungkin paham. Namun, hatinya masih mementingkan nafsunya.
"Tapi, kan Pak--" ucapan Emira terpotong oleh perkataan Al yang mampu bibir Emira terbungkam.
"Kalo gak mau, ya sudah di rumah aja. Saya gak mau, milik saya dilihat sama laki-laki lain." cetusnya seraya bangkit.
Emira mengepalkan kedua tangannya di udara, serta matanya yang menghunus tajam punggung suaminya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALKHAIRA [End]
Spiritual[BELUM REVISI] Gagal masuk ke perguruan tinggi impiannya, Emira melampiaskan segala emosinya dengan pergi ke sebuah club bersama teman-temannya. Saat perjalanan pulang dari Kantor, sang papa memergoki Emira yang keluar dari club dengan langkah semp...