Halo, Assalamu'alaikum!
Semangat untuk Senin produktifnya!!!
Selamat membaca 💐
Jangan lupa vote, komen, dan share cerita ini ke teman-teman kamu <3
***
Pagi-pagi sekali, Emira sudah diantarkan suaminya ke rumah orang tuanya. Katanya, supaya tidak bosan diam di rumah terus. Lalu lintas ibukota padat seperti biasa, beberapa kali mobil yang ditumpangi mereka terjebak macet.
"Mas, serius ini nggak kepagian?" tanyanya menatap suaminya yang tengah menyetir.
Al menoleh, lantas tersenyum pada istrinya, "nggak apa-apa, biar nanti di sana kamu bisa bantuin mama."
Al memutar setir dengan lihai saat melewati bundaran. Kemudian ia melirik istrinya, "Honeymoon-nya ke Gili Nanggu, ya?" tawar Al tiba-tiba.
Emira sontak menoleh cepat ke arah Al. "Serius?" tanyanya memastikan.
Al tersenyum saat melihat raut menggemaskan istrinya, ia mengangguk untuk menjawab pertanyaan Emira, membuat perempuan berhijab peach itu berjingkrak senang.
Tangan kiri Al terulur untuk mengusap pucuk kepala istrinya. "Seneng amat, sih." kekeh Al tersenyum simpul.
Mobil Al terparkir di depan gerbang yang menjulang, Emira menatap suaminya, "kamu turun dulu nggak?"
Al menggeleng, lantas melepaskan seatbelt istrinya dengan tangan kiri. "Takut telat," jawabnya.
"Gantiin tugas papa?" Al mengangguk.
"Tumben papa nggak kerja, kenapa?" Al terdiam, "papa 'kan bosnya, jadi suka-suka papa, lah." Emira yang mendengar penuturan Al sontak terkekeh. "Bisa aja kamu." Emira memukul pelan bahu suaminya, "lho, kenapa? Aku nggak salah, kan?" akunya.
Emira menggelengkan kepalanya singkat, sambil meredakan tawanya. "Aku pamit, ya?" Tangan kanannya terulur ke hadapan suaminya.
Setelah mencium punggung tangan suaminya, Emira dengan gerakan cepat mencuri kecupan di pipi Al, membuat laki-laki itu sedikit mematung.
"Assalamualaikum!" Al tersadar saat suara Emira sudah terdengar jauh memasuki gerbang.
"Wa'alaikumussalam... "lirihnya, ia mengulum bibir tebalnya untuk menahan rasa menggelitik di perutnya.
"Harusnya jangan cuma di pipi."
***
"Pacaran terus, ya. Mentang-mentang cuma berdua doang di rumah." celetukan Emira mampu membuat dua orang setengah baya itu terperanjat kaget.
Emira terkekeh melihat wajah orang tuanya yang terkejut, kemudian ia menghampiri keduanya yang sedang bersantai di ruang keluarga.
"Assalamualaikum..." ucap Emira lalu menyalami orang tuanya.
"Wa'alaikumussalam warahmatullah..." jawab keduanya, "kita nggak berdua doang, ya. Masih ada banyak orang yang kerja di sini." kilah Salamah. Sedangkan, Bimantara menoleh ke belakang, "Al mana?" tanyanya.
Emira duduk di sofa single, "nggak mampir dulu." jelasnya. Kemudian mengambil remot untuk mengganti siaran. "Takut telat katanya." sambungnya.
"Kamu udah sarapan?" tanya Salamah. Emira mengangguk, "udah, malahan udah makan nasi."
"Kamu yang masak?" Bimantara mengangkat sebelah alisnya, sambil menatap putrinya.
Emira mengangguk, ia menepuk-nepuk dadanya membanggakan diri. "Iya, dong!"
KAMU SEDANG MEMBACA
ALKHAIRA [End]
Spiritual[BELUM REVISI] Gagal masuk ke perguruan tinggi impiannya, Emira melampiaskan segala emosinya dengan pergi ke sebuah club bersama teman-temannya. Saat perjalanan pulang dari Kantor, sang papa memergoki Emira yang keluar dari club dengan langkah semp...