41

4.6K 278 4
                                    

Terima kasih banyak-banyak yang sudah vote dan komen🥺❤️

***

"Kalian ke sini juga?" Zikra menghampiri anak serta menantunya.

Bangunan berwarna putih serta terdapat kubah di atasnya menjadi tujuan mereka kali ini. Beberapa mobil sudah berjejer rapih di parkiran. Al dan Emira menyalami orang tua disertai senyuman yang tak pernah luntur.

"Iya, Umi. Soalnya tema kajian hari ini sangat disayangkan kalau tidak menyempatkan datang."

Zikra mengangguk mendengar penuturan menantunya. Kemudian ia merangkul bahu perempuan berjilbab hitam itu. Bajunya yang besar mampu menutupi bentuk tubuh Emira.

Mereka berjalan beriringan dengan Emira yang berjalan di depan dengan Zikra yang merangkulnya. Sedangkan Al dengan abinya berada di belakang, mengikuti langkah perempuan mereka.

Setelah berjalan beberapa meter dari parkiran, mereka kembali dipertemukan dengan orang tua Emira.

"Masyaallah, kita ketemu padahal nggak janjian ya." kekeh Zikra. Diikuti lima orang yang berada di dekatnya.

"Assalamualaikum..." Ucap Bimantara yang dijawab serempak oleh mereka.

Mereka langsung bersalaman dan saling menanyakan kabar satu sama lain. Bahkan Emira sekarang sudah beralih merangkul papanya.

"Kita pisah di sini aja." usul Al. Kemudian ia menatap istrinya yang sedang bercengkrama dengan papanya. "Sayang, kamu bareng sama Umi sama Mama, ya?"

"Iya, Mas." Lantas Emira melepas lengan papanya dan berpindah ke sisi mama serta umi. Ia mengapitnya dengan kedua tangannya.

"Tempat akhwat di mana, Mas?" tanya Emira, barangkali Al sudah tahu karena kenal dengan salah satu panitianya.

"Akhwat di lantai atas, lewat pintu sebelah barat."

Emira mengangguk lantas mengambil langkah, meninggalkan tiga pria yang penuh wibawa itu.

"Kita duluan, assalamualaikum."

Para lelaki menjawab salam mereka seraya menatap punggung perempuan kesayangan mereka hingga memasuki masjid.

Al langsung sigap merangkul bahu mertuanya mengingat kondisi beliau yang tidak sebugar biasanya.

Tiga laki-laki itu berjalan beriringan melewati beberapa stand bazar yang menjual berbagai makanan serta pakaian muslim perempuan maupun laki-laki.

Mereka memasuki pintu masjid utama yang langsung disambut oleh para panitia yang bertugas. Mereka diarahkan untuk bergabung dengan jamaah yang sudah dulu datang di lantai dasar masjid. Beberapa menit lagi acara kajian yang bertemakan Membina Rumah Tangga dengan Ketaqwaan.

Hidup adalah pilihan, apapun yang kita pilih hari ini akan berpengaruh bagi masa depan. Hidup adalah pilihan, kita akan menanggung konsekuensi akibat dari pilihan kita.

Seperti halnya sekarang kita hidup di dunia. Kita dihadapkan dengan dua pilihan, hidup dengan kesenangan dunia tanpa takut dengan larangan Allah, atau hidup dengan keletihan karena menahan godaan dunia yang dahsyat untuk memenuhi perintah serta larangan Allah.

Jika kalian dihadapkan dengan pilihan sederhana seperti ini contohnya. Saat hari weekend tiba, biasanya bagi para pekerja atau pelajar hari itu adalah waktunya untuk dihabiskan dengan beristirahat atau biasa digunakan untuk me time atau quality time bersama orang tersayang.

Pada saat hari weekend itu, kalian akan memilih untuk pergi ke majelis-majelis ilmu atau pergi ke tempat wisata atau dengan kata lain liburan?

Ya, seperti itulah hidup. Hidup adalah sebuah pilihan, yang di mana kita akan mendapatkan konsekuensi-konsekuensi atas apa yang telah kita pilih.

ALKHAIRA [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang