32

6K 418 1
                                    

Assalamualaikum! Gimana suasana hati kalian hari ini?

Kalian tau cerita ini dari mana?

Perasaan kalian waktu baca cerita ini gimana?

Selamat membaca

Jangan lupa komen sebanyak-banyaknya, vote juga!!!!

***

"Mbak anter sampe sini, ya..."

"Makasih banyak, mbak. Next time kita main lagi ya!" Aci mengangguk seraya mengacungkan dua jempolnya. Emira tersenyum menatap punggung wanita dewasa yang sudah dianggapnya kakak itu.

Emira berbalik menghadap pintu, menghela napasnya yang terasa berat lalu menekan kenop pintu dan mendorongnya pelan.

"Sayang?" panggil Al saat melihat langsung istrinya.

Al bangkit dari kursi kebesarannya, kemudian menghampiri sang istri yang sedang berdiri di tengah ruangan.

"Udah puas mainnya?" tanya Al dengan gumaman. Tangannya merengkuh tubuh Emira.

Al termenung saat merasa ada yang berbeda dengan Emira, terlihat dari cara gadis itu yang tidak membalas pelukannya.

"Kenapa, hm?" tanya Al sambil menatap wajah murung istrinya. "Ada yang ganggu kamu?"

Emira menatap dalam mata suaminya, menerobos masuk untuk mencari kebohongan, namun yang didapatkannya hanya tatapan tulus yang memancar di kedua matanya.

Al menyatukan kening mereka tanpa melepas pelukannya.

"Ada apa sayang?" lirih Al.

Emira menatap lamat-lamat wajah suaminya, "kamu sayang aku?"

pertanyaan yang sangat tiba-tiba itu membuat Al bingung, namun ia segera menjawab jujur sebelum Emira salah paham.

Al mengangguk yakin tanpa melepas tatapannya.

"Kamu cinta aku?" tanya Emira lagi.

Al segera menjawab, "ana uhibbuka fillah ya zaujati."

Emira menutup matanya saat wajah Al terlihat mendekat, lalu ia merasa keningnya disentuh benda lunak yang sedikit basah.

Al melihat mata istrinya yang kini terbuka disertai genangan air. Ia menangkup wajah istrinya, lalu mengusap kelopak matanya lembut.

"Aku mau pulang..."

Tiba-tiba jantung Al berdetak kencang, hal yang dikhawatirkannya menjadi sebab ketakutannya.

Al berusaha menenangkan dirinya, "nggak mau nemenin aku makan siang?" bujuknya.

Emira menggeleng cepat hingga air mata yang ditahannya meluruh.

"Mau pulang ke rumah papa..."

Al mengecup pelan tiap inci wajah istrinya, "kenapa, hm?"  tanya Al menatap istrinya seksama. "Aci ganggu kamu? Atau karyawan lain?" tebak Al yang disalahkan oleh Emira.

"Nggak, aku mau pulang," cicitnya. Kemudian menarik tubuhnya untuk menjauh dari suaminya, ia menghapus kasar air matanya yang hampir mengering.

"Aku pulang ke rumah papa ya, mas. Assalamualaikum." pamit Emira dengan gerakan cepat mencium punggung tangan suaminya.

Al ingin mengejar, namun sadar pekerjaannya belum selesai. Ia menatap nanar pintu ruangannya yang sudah tertutup kembali.

"Wa'alaikumussalam," gumamnya pelan.

ALKHAIRA [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang