Selamat membaca 💐
Jangan lupa vote and komen
Selamat berpuasa juga bagi yang melaksanakan ❤️
***
"Menurut kamu lebih enak wanginya yang mana?"
Emira menyodorkan dua botol parfum pada suaminya. Al menerima benda tersebut lantas mendekatkannya ke indra penciumannya.
Mereka tengah berada di supermarket untuk belanja keperluan bulanan. Al sengaja menyelesaikan pekerjaannya lebih awal demi mengantar langsung sang istri.
Meskipun sudah menjadi seorang pimpinan di perusahaan, namun Al tetap menjalani kehidupannya sesederhana biasanya.
"Yang ini sayang, wanginya lebih kalem." tunjuknya pada salah satu botol. "Dicek dulu, ada kandungan alkoholnya nggak." lanjutnya.
Emira menuruti suaminya, ia membaca komposisi pada bagian botol.
"Aku ke rak sana dulu, ya?" izin Al yang diangguki Emira.
Langsung saja Al menjauh membiarkan trolinya bersama Emira.
Decakan keluar dari mulut Emira saat matanya menangkap tulisan alkohol pada botol parfum. Ia pun berniat menyimpan lagi benda itu ke tempat semula.
Saat hendak berbalik, tubuhnya terhuyung ke depan saat tidak menyadari ada seseorang yang berdiri di belakangnya. Langsung saja Emira meminta maaf seraya memegang perutnya yang menonjol.
"Maaf Mbak," tuturnya lembut penuh kesopanan. Ia menegakkan tubuhnya yang tadi sedikit membungkuk setelah mendengar suara perempuan masuk ke indranya.
"Iya, Mbak. Nggak apa-apa, saya juga minta maaf, ya?"
Mereka melakukan kontak mata selama beberapa detik untuk memutar otak agar mengingat sesuatu.
"Menantunya Umi Zikra?" tanya wanita berjilbab itu sekaligus menebak.
Emira mengangguk cepat, "Mbak Aisyah?" tebaknya yang langsung diangguki.
"Masyaallah... assalamualaikum Mbak, gimana kabarnya?"
Aisyah tersenyum lebar hingga lesung pipinya terlihat. Ia merentangkan tangan untuk memeluk Emira singkat.
"Wa'alaikumussalam, alhamdulilah sehat. Kamu apa kabar?" Matanya melirik pada perut Emira saat merasa ada yang menghalangi saat ia memeluknya, "masyaallah... Lagi isi?" tanyanya menggantung, berusaha mengingat nama Emira.
"Alhamdulillah Emira sehat, Mbak." cetus Emira, wanita itu terkekeh seraya menepuk dahinya karena baru ingat dengan nama Emira.
"Mira lagi isi?" ucapnya mengulangi pertanyaan.
"Alhamdulillah, Mbak."
"Usia berapa?"
"Empat bulan,"
Tatapan binar terpancar dari wajahnya. "Masyaallah, barakallah ya, Mir. Sehat-sehat terus ya, bumil."
Emira tersenyum lebar hingga matanya menyipit, "Aamiin... jazakillah, Mbak."
Emira menatap Aisyah yang mengangguk sambil melirik ke arah belakangnya.
"Aku pamit dulu ya, Mir? Adik panti kayaknya nyariin."
"Oh iya, Mbak. Fii amanillah..."
Dua perempuan itu saling berpelukan singkat. Aisyah menjauhkan tubuhnya lalu menunduk sebentar untuk menyapa Al.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALKHAIRA [End]
Spiritual[BELUM REVISI] Gagal masuk ke perguruan tinggi impiannya, Emira melampiaskan segala emosinya dengan pergi ke sebuah club bersama teman-temannya. Saat perjalanan pulang dari Kantor, sang papa memergoki Emira yang keluar dari club dengan langkah semp...