18

8K 432 5
                                    

Selamat membaca.... 💐

Teman-teman dimohon dukungannya untuk memberikan vote dan juga komen untuk mendukung karya ini :)

Jazakumullah...

Jangan lupa tersenyum.

***



"Saya mau kuliah."

Tidak sahutan apapun dari orang di depannya selama beberapa menit, hingga menciptakan hening yang cukup lama. Hanya terdengar suara detakkan jam dinding.

"Boleh, saya tidak akan melarang." Suara Al memecah hening. Ia menarik sudut bibirnya, menatap wajah cantik istrinya yang jauh lebih muda darinya.

Emira yang melihat itu ikut tersenyum.

"Nanti saya carikan universitas yang bagus untuk kamu." usul Al sambil kembali berbaring dan menarik selimut. Ia menatap istrinya yang masih diam.

Tak lama, Emira menoleh pada suaminya. "Saya mau satu univ sama temen saya."

"Boleh," jawab Al langsung. Hal itu membuat gadis berambut panjang itu membuka matanya, tidak menyangka akan sangat mudah diizinkan.

"Tapi kamu harus menutup aurat secara sempurna." cetus Al memberikan syarat.

Emira langsung terdiam, dia masih belum berani alias malu jika berlaku sebagaimana muslimah yang wajib menutup aurat saat di luar rumah.

Beberapa hari ke belakang juga ia masih berani berpakaian minim dengan cara sembunyi-sembunyi dari keluarganya terutama suami.

Al membuka matanya yang sempat terpejam, menatap istrinya yang tampak diam, tidak antusias saat terakhir kali ia melihat sebelum memejamkan mata.

"Kalo kamu nggak mau, saya nggak ngizinin kamu kuliah."

Gadis itu kontan mendongak, ia menatap sebal suaminya.

"Gak bisa gitu dong!" sentak Emira. Rasa kesal yang datang membuat hatinya sesak ingin mengeluarkan sesuatu.

Al mengangkat satu alisnya. "Saya berhak atas kamu, karena kamu istri saya." jelasnya.

Wajah Emira memerah seperti kepiting rebus, bukan karena salah tingkah, tapi kelewat kesal.

Merasa kalah dan tidak ingin menangis lagi di depan laki-laki menyebalkan itu, Emira memilih berbaring dan menarik selimut hingga menutupi seluruh tubuh kecilnya.

Al sedikit gelagapan melihat istrinya ngambek, ia mendekatkan tubuhnya untuk memeluk tubuh yang tergulung selimut putih itu.

Namun gerakannya terhenti di udara saat mendengar lirihan yang keluar dari mulut istrinya, walaupun terdengar samar tapi dengan jelas kalimat itu masuk ke indra pendengarannya.

"Gue nggak mau nikah, gue mau cerai..."

***

"Assalamualaikum warahmatullah..."

"Assalamualaikum warahmatullah..."

"Sami’na wa atho’naa ghufroonaka robbanaa wa ilaikal mashiir." Al mengusap wajahnya dengan tangan kanan setelah menengok ke kanan ke kiri.

Tangannya terangkat menengadah untuk bermunajat pada Sang Khaliq. Laki-laki dengan pakaian koko putih serta peci senada itu menyebutkan nama-nama baik Allah seraya memejamkan mata.

"Ya Rabb, Ampunilah dosa-dosaku, dosa orang tuaku, dan dosa istri hamba. Ya Allah, Terima kasih atas segala rezeki yang telah Engkau berikan." Al membuka matanya sejenak.

ALKHAIRA [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang