26

8.3K 475 12
                                    

Selamat membaca 💐

Edisi ngebut....

Jangan lupa vote, komen, dan share cerita ini 😉

Doakan agar segera ending

***

Umi Zikra bangkit dari kursi, saat mendengar suara bel rumah berbunyi. Mereka tengah berkumpuly untuk makan malam. Emira segera menghentikan mertuanya.

"Umi, biar aku aja. Kayaknya itu mas Al, deh," ucap Emira lalu menggeser pelan kursi untuk bangkit berlalu ke pintu utama.

"Oh, baik. Kalo gitu, nanti kita makannya nunggu Al." Umi Zikra kembali duduk di sebelah suaminya.

Sesampainya di depan pintu utama, Emira memutar kunci lantas membuka pintu besar itu yang menampakkan sosok laki-laki jangkung.

"Assalamualaikum... " ucap laki-laki itu tersenyum saat mengetahui yang membukakan pintu adalah istrinya.

"Wa'alaikumussalam," Emira mendekat dan langsung meraih tangan Al untuk dicium. Setelah tubuh Emira menegak Al meraih pinggang istrinya untuk dirangkul.

Mereka berjalan menuju ruang makan, Al mencuri kecupan di pipi istrinya membuat tangan mungil itu menyikut perutnya. Al terkekeh kecil, lalu mengusap pinggang istrinya dengan tangannya yang melingkar di sana.

"Lagi pada makan?" Laki-laki berjas itu harus sedikit menunduk untuk menatap istrinya.

Emira mendongak untuk membalas tatapan suaminya.

"Belum mulai, nunggu kamu."

Al mengangguk singkat, tangannya yang berada di pinggang terangkat untuk mencubit gemas pipi istrinya, membuat perempuan itu meringis.

Pasangan itu sudah sampai di ruang makan, Al beralih untuk menyalami orang tuanya setelah mengucap salam kemudian menyapa adiknya.

"Kamu sengaja gak ngasih tahu abang?" Al memeluk singkat adiknya lalu mengusap pelan kepalanya yang tertutup kain.

Nabeela tersenyum pongah, "yoai bro, biar surprise!" pekiknya.

Hal itu membuat yang ada di sana terkekeh kecil, kecuali Al yang mencebikkan bibirnya.

"Udah ah, ayok kita makan dulu." instruksi abi seraya memimpin doa.

Emira menyiapkan piring untuk Al, begitupun dengan umi. Nabeela memajukan bibirnya menatap itu semua.

"Ngenes amat sih jadi jomblo." celetukannya mampu didengar oleh semua orang yang ada di meja makan.

Mereka semua terkekeh seraya geleng-geleng kepala.

"Makanya nikah, dek." ledek Al.

"Iya nanti, kalo udah ada jodohnya." ketus Nabeela.

Emira tersenyum jahil menatap iparnya yang tengah menatapnya penuh waspada.

"Mau dijodohin sama temen kampus mbak, nggak?"

Setelah menyelesaikan kalimat itu, Emira mendapatkan tatapan horor dari Nabeela.

"Aaaaaaaaaa, Mira!" rengekan Nabeela mampu membuat Emira tertawa.

***

Al menutup pintu rumahnya setelah ia dan Emira masuk, kemudian menguncinya.

Mereka berjalan menuju kamarnya di lantai atas.

Emira mendongak saat mendengar helaan napas berat suaminya, ia kembali memperhatikan anak tangga untuk dinaikinya.

ALKHAIRA [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang