Terima kasih banyak untuk para pendukung cerita ini 💐❤️
Tolong bantu jaga dan sayangi karya ini yaaaa
Saling ingatkan juga kepada pembaca yang lain untuk vote dan komen ☺️
Sudah bisa rekomendasiin cerita ini kepada teman, sahabat, keluarga, kerabat, saudara, teman online kalian?
Tapi yang umurnya sudah dewasa ya teman-teman
***
Al berjalan ke arah dapur, suara perempuan yang berasal dari ponsel terdengar samar menjelaskan tentang proses memasak dari tempatnya berdiri.
Bibir Al tersungging menatap punggung ramping istrinya yang sedang siap dengan bahan-bahan masakan. Matanya fokus menatap layar ponsel yang ditaruh di atas rak perkakas.
Tangan kekar itu terulur untuk meraih pinggang sang istri dan mendekapnya pelan, sontak hal itu membuat Emira terlonjak kaget, dan reflek memukul punggung tangan Al yang ada di perutnya.
Al menaruh dagunya di bahu Emira, hidung mancungnya mengendus pelan ceruk leher Emira.
"Geli," desis Emira seraya menjauhkan kepala Al dengan tangannya.
Al kembali ke posisi semula setelah tangan Emira menjauh.
"Masak apa?" bisiknya, yang langsung membuat bulu kuduk Emira berdiri.
Emira menormalkan detak jantungnya, kemudian berdehem pelan sebelum menjawab.
"Masak nasi,"
Al terkekeh pelan dan Emira langsung berdecak.
"Nggak usah ngeledek!" gerutu Emira.
Al mencuri kesempatan dengan memberikan kecupan singkat di pipi istrinya yang kini berubah merona. Al tersenyum gemas, ia melepaskan pelukannya.
"Kamu masak nasi aja, biar aku yang masak lauk."
Emira mengangguk setuju dengan usulan suaminya, ia pun mulai mengetikkan tutorial memasak beras di magic com di kolom pencarian.
Al mengacak rambut Emira untuk menyalurkan rasa gemasnya.
Di dapur berukuran minimalis ini, mereka tengah fokus dengan tugasnya masing-masing. Sesekali diselingi oleh tingkah Al yang senang sekali menggoda sang istri.
Hari ini betul-betul dimanfaatkan mereka untuk menciptakan momen sebagaimana pasangan suami istri pada umumnya. Selesai makan, keduanya tampak mengurung seharian di dalam kamar.
***
Al menggosok rambutnya yang basah dengan handuk kecil, ia keluar dari kamar mandi kamarnya dengan memakai kaos putih polos serta celana kain pendek.
Netra legamnya menatap sang istri yang masih berbaring di kasur sibuk memainkan ponsel. Al pun mendekat dan duduk di samping istrinya.
"Lagi ngapain?"
Emira menoleh dan langsung memberi kecupan singkat karena wajah suaminya yang terlalu dekat, Al langsung mengalihkan tatapannya sejenak, Emira terkekeh melihatnya.
"Chatingan sama temen aku," Emira memberikan ponselnya yang menampilkan room chat group.
Al melihat sekilas, lalu mengangguk singkat. Ia tidak perlu membaca isi pesan itu, Al hanya akan menunggu Emira akan menjelaskan semuanya.
"Mas..." panggilan lembut itu dapat menggetarkan jiwa Al, hingga tidak ada alasan lagi untuk membuatnya tidak jatuh hati.
"Iya, sayang?"
KAMU SEDANG MEMBACA
ALKHAIRA [End]
Espiritual[BELUM REVISI] Gagal masuk ke perguruan tinggi impiannya, Emira melampiaskan segala emosinya dengan pergi ke sebuah club bersama teman-temannya. Saat perjalanan pulang dari Kantor, sang papa memergoki Emira yang keluar dari club dengan langkah semp...