Selamat membaca 💐
***
Kegiatan yang sedang berlangsung di ruangan bercat putih dilengkapi dengan meja panjang serta infocus dan seseorang yang tengah berbicara di depannya itu terganggu dengan suara ketukan di pintu hingga menampakkan seorang laki-laki.
Seluruh pasang mata sontak menatap ke arah pintu dengan tatapan bingung. Begitupun dengan Al yang sedang duduk di kursi kebesarannya, ia merasa terganggu sebelum laki-laki itu berbicara.
"Permisi, mohon maaf mengganggu waktu rapatnya." Laki-laki berseragam formal itu langsung menghampiri posisi Al setelah mengucapkan kata maaf kepada semua.
Al menatap bingung karyawannya yang berdiri di hadapannya.
"Mohon maaf Pak sebelumnya." kata laki-laki itu sebelum membisikkan sesuatu kepada Al dengan gestur sopan.
Informasi yang diterima Al membuatnya gelapan. Ia mencari letak ponselnya dan mengeceknya. Ternyata ada banyak panggilan dari orang tuanya yang tidak terangkat.
Laki-laki yang menyampaikan kabar itu mundur ketika Al bangkit dari duduknya.
"Saya akhiri rapat sampai di sini. Terima kasih, Wassalamu'alaikum." tutupnya dan langsung pergi meninggalkan ruangan yang membuat semua orang kebingungan.
Hamzah yang berada satu ruangan dengan Al menepuk pundak rekannya. "Ada apa?"
Laki-laki itu tidak menjawab, dan menyarankan Hamzah untuk mengikuti Al. Hamzah pun mengangguk ia meraih jas Al yang tersampir di kursinya, lalu membawanya keluar ruangan. Diikuti oleh beberapa karyawan yang lain.
Hamzah mengejar langkah Al yang tergesa, bahkan sesekali berlari kecil seraya mendekatkan handphone ke telinganya.
Terdapat raut tegas Al yang tampak khawatir. Hamzah mampu menyamai langkah Al menuju lift untuk turun ke lantai dasar.
Di dalam lift nampaknya Al semakin tidak tenang. Hamzah pun tidak berkeinginan untuk bertanya dahulu. Setelah pintu lift terbuka Al langsung berlari yang langsung disusul Hamzah.
Hamzah yang paham bahwa sahabatnya tengah genting menawarkan diri untuk mengemudi mobil.
"Mana kunci mobil? Biar gue yang nyetir."
Al menoleh, baru menyadari kehadiran Hamzah di sebelahnya. Dengan segera ia mengeluarkan kunci mobil dan menyerahkannya pada Hamzah.
Hamzah menerimanya dan berlalu lebih dulu untuk memarkirkan mobil. Bahkan jas Al pun masih setia di tangannya.
Bodyguard yang biasa bertugas untuk menggiring langkah pimpinan pun tidak Al pedulikan.
Al menunggu di depan pintu utama yang langsung disambut kedatangan Hamzah dengan mobilnya. Al langsung masuk dan mengarahkan Hamzah untuk pergi ke rumahnya.
"Ke rumah gue dulu,"
Hamzah mengangguk dan langsung menancap gas dengan kecepatan tinggi namun tetap hati-hati.
"Halo, assalamu'alaikum sayang?" Hamzah melirik ke sebelahnya saat mendengar nada suara Al yang tenang, berbanding terbalik dengan eskpresinya yang gundah.
Mendengar nada ceria istrinya, Al mengurungkan niat untuk bertanya. Sepertinya Emira belum mendapatkan informasi dari mamanya.
"Aku pulang sekarang, kamu siap-siap ya?"
Hamzah fokus menatap jalanan sesekali mendengar ucapan Al yang terasa menenangkan. Tak lama kekehan kecilnya keluar, aneh sekali melihat temannya selembut itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALKHAIRA [End]
Spiritual[BELUM REVISI] Gagal masuk ke perguruan tinggi impiannya, Emira melampiaskan segala emosinya dengan pergi ke sebuah club bersama teman-temannya. Saat perjalanan pulang dari Kantor, sang papa memergoki Emira yang keluar dari club dengan langkah semp...