Jazakumullah kepada pembaca setia cerita ini ❤️
Selamat membaca
Jangan lupa, utamakan baca Al-Qur'an yaaa 😍
Yang tadi siang habis capek-capekan, selamat beristirahat 🥰
***
Sepulang dari dokter kandungan, kehamilan Emira dikabarkan langsung kepada keluarganya lewat saluran telepon.
Saat ini, kediaman Bimantara cukup ramai karena kedatangan keluarga dekat dari pihak Al dan Emira untuk melaksanakan syukuran. Semua orang yang hadir di acara ini tampak sumringah, tidak dengan satu orang yang tampak lesu.
Al menyandarkan kepalanya di bahu Emira dengan wajah nelangsa. Tubuhnya benar-benar lemas karena sedari tadi terus mengeluarkan isi perutnya, yang hanya di isi dengan sebungkus nasi kucing. Apalagi keinginannya untuk makan di Ragunan tidak terpenuhi, Al benar-benar pasrah. Tapi, ia tetap menikmatinya dengan rasa penuh syukur.
Nabeela yang berbeda kota dengan keluarganya pun tutur mengucapkan selamat lewat video call.
"Loyo amat sih, bang?"
Al melirik sekilas pada layar yang menampakkan wajah adiknya, ia mendengus saat mendengar nada ejekan adiknya.
Nabeela terkekeh di seberang sana, Emira pun ikut terkekeh. "Udah dulu, ya mbak? Aku mau mandi." Terlihat Nabeela langsung menganggukkan kepalanya.
Emira menutup panggilan setelah mengucap salam. Ia menyimpan handphone di sebelah pahanya, kemudian menatap suaminya. "Ke kamar, yuk!" ajaknya.
Al mengangguk, kemudian menjauhkan kepalanya dari bahu Emira.
"Aku beneran lemes lho, yang." adunya manja.
Emira tersenyum dan merangkul lengan suaminya. "Kenapa nggak aku aja ya, yang nanggung rasa mualnya?" herannya.
Al menggeleng cepat, "nggak gitu dong, sayang. Udah bagus begini, biar kita sama-sama menikmati prosesnya." ungkapnya.
Senyum Emira semakin melebar, ia melirik ke sekitar mengawasi anak-anak kecil yang tengah bermain. Mereka adalah gabungan saudara Al dan Emira yang dibawa oleh bibi serta paman mereka.
Emira mencuri kecupan singkat di lisan suaminya. "Semangat!" pekiknya pelan.
Al memajukan wajahnya, namun segera di dorong oleh Emira.
"Nggak usah macem-macem," ancamnya, membuat Al merenggut sebal.
"Mau makan dulu nggak kalian?" tanya Salamah yang kebetulan lewat setelah dari halaman depan seusai belanja.
Al menggeleng, "Al nggak nafsu, ma." keluhnya.
Salamah tersenyum tipis, sambil berlalu ia melontarkan kata-kata yang mampu membuat pasangan itu salah tingkah.
"Kalo makan Emira langsung nafsu, ya?"
Emira memukul mulut suaminya yang malah membalas ucapan mamanya.
"Kalo nafsu yang itu mah beda, ma!" teriaknya.
Wallahi, Emira ingin segera kabur dari tempatnya apalagi saat bocah-bocah itu menatap ke arah mereka dengan tatapan bingung.
"Mas, aku mau mandi duluan, ya!" pamitnya langsung kabur.
Al segera menyusul, "sayang tunggu! Mau mandi bareng!"
anak-anak yang melihat kejadian itu terbengong melihat tingkah Al.
"Paman Al udah besar juga, kok pengen mandi bareng sama aunty Ila, ya?" celetuk salah satu anak itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALKHAIRA [End]
Spiritual[BELUM REVISI] Gagal masuk ke perguruan tinggi impiannya, Emira melampiaskan segala emosinya dengan pergi ke sebuah club bersama teman-temannya. Saat perjalanan pulang dari Kantor, sang papa memergoki Emira yang keluar dari club dengan langkah semp...