⑅⃝⋆ Ƥ𝐚𝓻𝐭 4

19.7K 1.2K 46
                                    

𝓢𝓮𝓵𝓪𝓶𝓪𝓽 𝓶𝓮𝓶𝓫𝓪𝓬𝓪
________𝓸0𝓸_______________


Sosok cantik nan pucat itu berkeliling gedung yang sangat sunyi, berbanding terbalik jika masih siang. Malam ini seperti malam-malam biasanya, ia akan berjalan-jalan dengan kaki yang tidak menapak tanah.

"Ehhh apatuh yang desah-desah?" ujarnya saat melewati sebuah kelas. Dengan ekspresi berbinar, sosok itu langsung masuk menembus dinding.
Matanya berkilau melihat adegan membanggongkan di depannya.

"Wahh si gadis yang katanya polos seantero sekolah ternyata liar juga ya bdekbdiendjd." Ilana memilih duduk di kursi guru, menopang dagu di atas meja sambil menatap dengan setia kedua sejoli yang sedang berciuman sengan erotis.

"Kanya lo good kisser banget. Tapi plissss ada anak lugu di sini. You berdua tak lihat kah? I ada di sini haloooooo." celoteh Ilana yang seperti biasa tidak pernah direspon.

Dengan tenang Ilana melayang menghampiri keduanya. Gadis itu merenggangkan kedua tangannya, detik berikutnya ia membentur masing-masing kening kedua remaja itu tanpa dosa.

"Awwww, lo kenapa anjing? Sakit jidat gue." protes lelaki yang menjadi partner Kanya yang sedang meringis mengusap keningnya yang nyut-nyutan.

Kanya tentu saja tak terima.
"Kok nyalahin aku sih? Bukannya Kakak yang benturin jidat kakak ke jidat aku?" protes gadis manis itu.

Lelaki itu mendengus lalu menoyor kasar kening Kanya. Ia langsung berdiri dengan wajah datarnya. Melihat lelaki itu akan pergi, Kanya segera bangkit berdiri juga, ia menahan lengan milik lelaki itu yang sudah siap membuka pintu.

"Kakak mau kemana? Yang tadi belum selesai." ujar gadis itu.

Lawan bicaranya terkeheh sinis, ia menghempaskan tangan Kanya.
"Nggak minat lagi gue." cetusnya.

"Yaudah tapi kakak harus bayar setengah dari kesepakatan, gimana pun kakak udah nikmati sebagian dari tubuh aku." ujar gadis itu mengulurkan tangan meminta imbalan.

"Enak aja lo, nggak. Anggap bayaran setengah yang lo minta itu hangus karena berani benjolin jidat gue." ujar lelaki itu.

Brak!

Kanya menendang pintu saat lelaki itu sudah meninggalkannya. Dengan perasaan kesal ia mengumpati partnernya.
"Anjing ya! Udah rela-relain keluar malam-malam gini biar dapat duit malah dapat sialnya doang." sungut Kanya.

Namun sepersekian detik setelah ia mengumpat, tiba-tiba ia merasakan hawa dingin menembus pori-porinya. Kanya menelan ludah sambil mengusap tengkuknya. Tunggu, kalau bukan lelaki tadi yang berbuat ulah... Siapa pelakunya.

Entah karena apa gadis itu merasakan aura yang lebih kental di samping telinga kirinya. Pelan-pelan ia memutar kepalanya hingga....

"Hai."

Kanya melotot saat mataya bertubrukan dengan mata yang hanya berjarak sejengkal saja.
"AAAAAAAAAAA!!!!!"

Kanya berlari histeri meninggalkan kelas itu dengan kecepatan maksimal yang ia punya. Ia meninggalkan sosok Ilana yang melongo dengan tangan yang menggantung di udara saat tadi melambai pada gadis itu.

Lautan Ilana ||END||Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang