⑅⃝⋆ Ƥ𝐚𝓻𝐭 43

10.4K 792 6
                                    

𝓢𝓮𝓵𝓪𝓶𝓪𝓽 𝓶𝓮𝓶𝓫𝓪𝓬𝓪
________𝓸0𝓸_______________

Ilana menuruni tangga satu-persatu dengan mata yang merem melek. Gadis itu terbangun dari tidurnya saat tiba-tiba ia merasa kehausan. Dengan gelas kosong yang ia genggam, Ilana memberanikan diri ke dapur untuk mengambil air.

Gadis itu mengisi gelasnya hingga penuh dan meneguknya dengan rakus. Sayup-sayup ia mendengar suara yang cukup keras di ruang tamu. Ternyata sampai jam segini para kaum laki-laki itu belum menyudahi acara menonton bola. Siapa lagi kalau bukan geng cocobew ditambah Zeus.

Ilana meletakan gelasnya di atas meja sambil mengusap sudut bibirnya. Gadis itu berbalik. Namun sayang ia malahan menabrak benda keras. Ilana menengadahkan kepalanya ke atas. Matanya mengerjap saat benda keras itu ternyata dada bidang Laut. Lelaki itu tampak acak-acakan dengan mata memerah. Mengantuk.

Ilana menahan napas saat lelaki itu semakin menempelkan tubuhnya, hingga ia terpojok di antara tubuh Laut dan wastafel. Gadis itu memejamkan mata saat napas panas lelaki itu menghantam keningnya. Pipinya mulai memerah dan bibirnya membentuk sebuah senyuman.

Tapi sayang sekali Ilana segera membuka matanya saat kepalanya digeser oleh Laut. Gadis itu melongo saat Laut dengan santainya membuka lemari di belakang kepalanya. Setelah menemukan sekaleng minuman bersoda, lelaki itu berbalik untuk duduk di kursi meja makan.

Tanpa beban Laut membuka kalengnya kemudian meneguknya dengan penuh hikmat. Tak lama lelaki itu menoleh, mengerutkan alis saat Ilana masih terdiam di tempatnya.
"Ngapain?" tanyanya.

Ilana menggaruk pipinya dan segera duduk di depan lelaki itu.
"Emm nggak." jawabnya sedikit meringis.

Laut menguap lebar dengan mata lelahnya.
"Kenapa nggak tidur?" tanya lelaki itu.

"Haus." jawab Ilana. Gadis itu melipat tangannya di atas meja.

"Mereka nginap di sini?" lanjutnya bertanya.

Laut manggut-manggut.
"Yaudah sana tidur. Nggak baik masih di sini." titahnya sambil kembali meneguk sodanya. Ilana menatap pergerakan jakun itu tanpa berkedip. Ia sejenak lupa akan titah lelaki itu.

"Tidur Ilana." tekan Laut. Kali ini dengan nada perintah yang tidak membutuhkan bantahan.

"Lo sendiri kenapa nggak tidur?" tanya Ilana.

"Bentar lagi. Gue mau lanjut nontonnya." tutur Laut.

Ilana mengangguk patuh. Gadis itu segera berdiri. Ia melangkahkan kakinya menjauhi dapur dan menuju anak tangga, yang seakan sudah menunggu untuk dipijak sebagai penghubung ke lantai atas. Tapi belum sempat ia menginjak anak tangga pertama, sebuah suara menghentikannya.

"Lana."

Ilana menoleh. Ia mendapatkan Laut sedang berjalan ke arahnya sambil memasukan kedua tangannya di balik kantong celana pendeknya. Gadis itu memberikan ekspresi bertanya. Laut menurunkan tubuhnya sedikit agar matanya bisa sejajar dengan mata gadis itu.

Cup

Ilana hampir menjatuhkan rahangnya saat lelaki itu mencium keningnya. Apalagi setelah itu rambutnya diacak-acak.
"Good night Lana, sweat dream. Besok kita jalan-jalan, jadi lo harus tidur yang cukup." ujar Laut sambil tersenyum kecil.

Lautan Ilana ||END||Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang