⑅⃝⋆ Ƥ𝐚𝓻𝐭 18

11.1K 871 7
                                    

𝓢𝓮𝓵𝓪𝓶𝓪𝓽 𝓶𝓮𝓶𝓫𝓪𝓬𝓪
________𝓸0𝓸_______________

"Bunda."

Felicia yang sedang membaca majalah fashion itu menoleh. Kenzo duduk di sampingnya yang sedang bersantai di di balkon ruang santai di lantai dua rumah mewah itu.
"Iya sayang?" tanyanya.

Kenzo menatapnya dengan tatapan tak bisa diartikan.
"Bun, Ken mau tahu sesuatu." ujar lelaki itu.

Felicia tersenyum sambil mengusap kepala putra bungsunya.
"Katakan apa yang ingin kamu tahu." ujar wanita itu. Tumben sekali anak itu berkata demikian. Biasanya ia akan mencari tahu sendirinya.

"Tentang sepupu Ken, Ilana." ujar lelaki itu.

Usapan di kepalanya langsung berhenti. Senyum yang tadi terparkir di bibir Felicia langsung sirna.
"Ken, kamu tahu dari mana Ilana sepupu kamu?" tanyanya.

Kenzo terdiam sebentar sebelum kembali membuka suara.
"Maaf Bun, Ken sempat curi dengar obrolan Bunda sama Ayah beberapa hari lalu." ujarnya.

Felicia menghela napas dan langsung menutup majalahnya. Ia meletakan benda itu di sampingnya.
"Ken, lebih baik kamu tidak campur tangan masalah keluarga tante Angela." ujar wanita itu sedikit enggan.

"Ilana sepupu Ken, Bun." sela Kenzo.

"Bunda tahu niat kamu baik. Kamu pasti ingin mengungkap kasus kematian Ilana kan?" ujar wanita itu dan Kenzo mengangguk. Memang itu tujuannya. Hidupnya tidak akan tenang setiap ia tergiang-giang dengan foto yang di pajang di rumah nenek Aster.

"Jangan libatkan diri kamu sayang. Kasus itu sudah ditutup dua tahun lalu. Dan keluarga tante Angela sudah memutuskan tidak akan membukanya lagi, mengingat itu hanya akan kesia-siaan." ujar Felicia.

"Tidak ada usaha yang menghianati hasil Bunda." sahut Kenzo.

Felicia memegang kedua bahu anaknya, menatap dalam manik mirip miliknya.
"Bunda tahu niat kamu baik. Tapi di sisi lain Bunda juga tidak mau ambil resiko. Bunda takut ada oknum berbahaya di dalam kasus ini. Jangan sampai mereka menyerangmu Kenzo. Kamu masih muda dan masa depan kamu masih panjang. Jangan sampai hanya karena kasus ini kamu menjadi korban." ujar wanita itu.

Kenzo mengangguk.
"Tapi setidaknya beritahu Ken apa yang Bunda tahu." ujar lelaki itu.

Felicia mengerutkan kening.
"Apanya sayang?" tanyanya.

"Ken rasa Bunda tahu sesuatu. Jujur pada Ken Bunda." ujar Kenzo dengan wajah serius.

Felicia termenung.
"Bunda tidak tahu."

"Bunda, katakan semuanya yang Bunda ketahui. Ken tahu Bunda tahu sesuatu." ujar lelaki itu tetap keukuh.

Felicia menarik napas panjang.
"Bunda akan cerita tapi janji jangan mengatakan sama siapapun, bahkan jika itu orang yang kamu percayai sekalipun. Dan berjanji juga kamu tidak akan bertindak atau melibatkan diri Ken. Ini bukan masalah kecil." ujar Felicia.

"Ken janji." ujar lelaki itu.

Felicia menatap ke depan, ke arah rembulan yang sedang menemani kumpulan bintang-bintang, di langit yang gelap.
"Bunda tidak tahu siapa pelaku atau sebab kematian Ilana. Kamu harus tahu itu Ken. Tapi dengarkan kata Bunda ini karena Bunda tidak akan mengulang lagi. Dua tahun lalu Bunda pernah bertemu dengan Ilana.....

Lautan Ilana ||END||Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang